Komunikasi Informasi Edukasi KIE

d Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui LKMM poin ketiga. 4 Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi KIE Menurut Machfoedz dan Suryani 2003, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pemberian pengetahuan, diantaranya adalah : a Bentuk Beban Tugas Beban tugas untuk mengubah perilaku yang memerlukan keterampilan otot seperti mengendarai sepeda tentu akan berbeda dengan hanya perilaku berupa yang mengunakan kata- kata seperti bernyanyi, membaca puisi atau membaca. b Banyaknya Materi Bila materi sangat banyak dan kompleks tentu akan lebih berat daripada yang materi pembelajaran yang hanya sedikit dan sederhana. c Fasilitas dan Sumber Bila fasilitas untuk belajar memadai, sumber materinya cukup tentu akan lebih berhasil. d Rutinitas Proses belajar-mengajar yang dilakukan secara rutin akan jauh lebih berhasil daripada yang bersifat insidental. e Minat dan Motivasi Cara pembelajaran yang dilaksanakan demikian rupa sehingga membangkitkan minat dan motivasi peserta didik tentu akan lebih berhasil. Menurut Lavender, et.al 2001 dalam Bowden 2011, rendahnya motivasi peran bidan dalam kesehatan masyarakat mungkin merupakan akibat adanya ambiguitas dalam diri mereka. Mereka memiliki pandangan yang jelas terhadap aspek mana dari kesehatan masyarakat yang sesuai dengan perannya untuk melakukan intervensi, misalnya depresi pascanatal memang menjadi bagian dari peran bidan sedangkan promosi latihan dan ASI eksklusif sebaliknya Menurut Kemenkes R.I 1995, faktor lain yang dapat mempengaruhi pemberian pengetahuan diantaranya adalah : a Pengetahuan Komunikator dan Komunikan Komunikator harus menguasai materi dengan baik, demikan halnya dengan komunikan, harus juga mempersiapkan diri dalam proses komunikasi. Dengan demikian akan terjadi komunikasi yang efektif. b Pesan Pesan yang disampaikan harus ringkas dan disesuaikan dengan kondisi komunikan sehingga mudah diterima. Salah satu elemen penting pesan yang harus diperhatikan adalah mutu dari pesan itu sendiri. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi mutu dari pesan yang akan disampaikan, diantaranya adalah jumlah pesan yang diberikan dan memformulasikan pesan. Jumlah pesan yang diberikan dipengaruhi oleh kuantitas pesan dan waktu yang dialokasikan untuk penyajiannya, sedangkan memformulasikan pesan merupakan penggunaan dan penekanan kata pada kata yang seharusnya Bowden, 2011. Pada Laporan Bristol dalam Bowden 2011, berikut ini hal-hal yang direkomendasikan terkait pesan yang harus disampaikan kepada pasien : 1. Pesan mengenai pengobatan seharusnya disampaikan dalam berbagai bentuk, tahapan, dan penguat disepanjang waktu. 2. Pesan harus disampaikan sesuai dengan kebutuhan individu, kondisi dan keinginan. 3. Pesan seharusnya berdasarkan bukti yang tersedia saat ini dengan ringkasan, yang dapat dipahami oleh klien. 4. Cara penyampaian pesan, baik melalui leflet, video, rekaman atau CD, harus selalu diperbarui dan dibuat dengan mendapat dukungan pasien 5. Pasien sebaiknya mendapatkan panduan mengenai sumber pesan yang tersedia di internet, tentunya dari sumber yang dapat dipercaya dan bermutu baik. c Media Macam dan kualitas media juga menentukan keberhasilan proses komunikasi. Media yang menggunakan banyak panca indera akan lebih efektif. Penggunaan contohpetunjuk akan lebih menarik dan efektif. Contohpetunjuk akan lebih tepat, terutama bila contoh itu dihubungkan dengan pengetahuan dan pengalaman ibu. Sebuah contoh mungkin sebuah objek atau situasi yang dapat dibayangkan atau tindakan nyata yang bisa dilihat ibu ketika dokterpetugas kesehatan berbicara. Misalnya, petugas kesehatan dapat memperlihatkan kepada ibu bagaimana mengelola payudara yang mengalami mastitis sambil meminta ibu mengulangi mengerjakan sendiri. Ibu juga diizinkan untuk memperhatikan ibu lain yang sedang melakukan hal yang sama, sehingga memungkinkan ibu untuk melihat cara yang benar. Dengan cara memeragakan akan teringat oleh ibu lebih lama daripada petunjuk-petunjuk yang hanya diucapkan. Demonstrasi atau peragaan amat berpengaruh dalam mengajarkan ibu cara melakukan tugasnya. Memperlihatkan kepadanya cara melakukan tugas akan lebih efektif daripada hanya menceritakan cara melakukannya. Cara yang paling efektif untuk mengajarkan ibu mengenai aturan atau keterampilan misalnya mengelola saluran susu tersumbat adalah menyuruhnya memperhatikan orang yang sedang mengerjakan kemudian melakukan sendiri dengan bimbingan. Komunikasi juga akan bertambah baik dengan memberikan setiap ibu sebuah brosurleaflet yang telah dirancang untuk mereka. Brosurleaflet harus meringkaskan hal-hal yang penting dan berisikan kata-kata dan gambar yang menerangkan hal-hal yang penting. Bila disuatu pelayanan kesehatan belum ada brosurleaflet atau sukar untuk mendapatkannya, kembangkan sendiri brosurleaflet tersebut oleh saudara sehingga ibu di tempat pelayanan kesehatan tersebut mengerti. Menggunakan brosurleaflet sambil memberikan petunjuk- petunjuk kepada ibu adalah cara yang baik dan harus menggunakan contoh. Menunjukkan pada kata-kata dan gambarnya sambil dokterpetugas kesehatan berbicara akan menolong memusatkan perhatian ibu lebih baik daripada hanya dengan kata-kata saja, selain itu brosurleaflet juga mudah untuk dibawa sehingga apabila brosurleaflet tersebut dibawa pulang akan membantu memperkuat apa yang telah dipelajarinya. Menurut Bowden 2011, faktor yang dapat mempengaruhi pemberian pengetahuan selain yang telah disebutkan diatas jumlah bidan juga menjadi salah satu faktornya. Jumlah bidan yang masih sedikit dapat menjadi hambatan dalam restrukturisasi pelayanan maternitas.

b. Bidan

Menurut Nusatya 1981, para dokter ahli kebidanan atau para bidan jelas paling sering berhubungan dengan wanita. Definisi bidan menurut Ikatan Bidan Indonesia IBI menetapkan bahwa bidan indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Menurut standar profesi bidan di Indoensia sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 369MENKESSKIII2007 tentang standar profesi bidan terdapat poin dimana salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan harus dilakukan pada ibu hamil adalah promosi dan dukungan pada ibu untuk menyusui bayinya Wahyuningtyas, 2009. Menurut Johnson, dkk 2002 dan Kemenkes R.I 2007, secara ringkas peran dan tanggungjawab bidan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah sebagai berikut : 1 Berkomunikasi dengan klien untuk memberikan saran, dukungan, dorongan dan penyuluhan untuk memfasilitasi kemampuan ibu dalam memberikan ASI. 2 Memastikan bahwa posisi bayi menyusu sudah benar dan ibu diharapkan untuk melakukannya sendiri dengan baik. 3 Mengobservasi dan membimbing ibu dalam menyelesaikan masalah yang ada dapat menghambat ibu dalam memberikan ASI eksklusif. 4 Memberdayakan ibu untuk melakukan perawatan payudara, cara menyusui, merawat bayi, merawat tali pusat, dan memandikan bayi. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pengetahuan menurut teori Green 1980, dapat berperan sebagai enebling factorsreinforcing factors. Dapat dikatakan bidan sebagai enebling factors apabila bidan sebagai faktor utama dalam menguatkan pengetahuan ibu, sedangkan bidan dapat dikatakan berperan sebagai reinforcing factors apabila bidan sebagai faktor pendukung dimana pengetahuan ibu sebelumnya telah dikuatkan oleh sumber pengetahuan lain.

C. Teori Need Assessment Dalam Penentuan Kebutuhan Pengetahuan

Need assessment penilaian kebutuhan penting untuk dilakukan, dikarenakan untuk mengidentifikasi apa yang kelompok inginkan atau butuhkan; apakah program yang ada atau intervensi yang sudah ada dapat memenuhi kebutuhan mereka secara seharusnya; kelompok mana membutuhkan layanan, dan apa yang mungkin menjadi alternatif terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut Jacobsen dan O’Connor, 2006. Identifikasi kebutuhan menurut Bradshaw 1972 dalam Green 2010 diantaranya adalah 1. Normative Needs perlu pendapat ahli untuk melihat kebutuhan masyarakat; 2.Felt Needs kebutuhan yang dirasakan oleh seorang individu dan kebutuhan tersebut dibatasi oleh persepsi individu dan pengetahuan layanan; 3.Expressed Need kebutuhan yang dirasakan berubah menjadi tindakan mencari bantuan; 4.Comparative Needs berasal dari kebutuhan akan pelayanaan kesehatan di satu populasi dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan pelayanan kesehatan yang diperlukan di area lain dengan populasi yang hampir sama. Terdapat empat langkah dalam melakukan need assessment menurut Fretman dan Allensworth 2010 yaitu: 1. Menentukan cakupan need assessment, 2. Mengumpulkan data, 3.Menganalisa data dan 4. Melaporkan hasil temuan.

D. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka peneliti dapat merumuskan beberapa landasan teori yang relevan dengan tujuan penelitian. Menurut Bradshaw 1972 dalam Green 2010, identifikasi kebutuhan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satu diantaranya adalah normative needs. Normative needs mengandung pengertian kebutuhan perlu didefinisikan oleh para ahli. Dalam penelitian ini, kebutuhan pengetahuan terkait ASI eksklsuif pada ibu hamil ditentukan berdasarkan Kemenkes R.I 2010b dan Soetjiningsih 1997. Berdasarkan landasan teori di atas, maka peneliti dapat merumuskan kerangka teori penelitian, seperti pada gambar berikut : Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian Standar Materi Pengetahuan terkait ASI eksklusif 1. Kemenkes R.I 2010b a. ASI saja enam bulan b. Penjelasan pentingnya ASI c. Skin to Skin Contact IMD d. Kolostrum

e. Rawat Gabung

f. Tidak diberi Susu Formula g. Perawatan Puting Susu h. Keinginan untuk menyusui 2. Soetijiningsih 1997 a. Cara Menyusui yang baik b. Cara mengatasi kesulitan dalam menyusui Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI Eksklsuif Ada Gap Tidak ada Gap Ada kebutuhan pengetahuan Tidak ada kebutuhan pengetahuan Sumber : Bradshaw 1972 dalam Green 2010, Kemenkes R.I 2010b dan Soetjiningsih 1997