Manfaat ASI Eksklusif 1. Pengertian

c DHA, AA, Omega 3, Omega 6 Merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi. Hasil penelitian dr.Lucas 1993 terhadap 300 bayi prematur membuktikan bahwa bayi-bayi prematur yang diberi ASI eksklusif mempunyai IQ yang lebih tinggi secara bermakna 8,3 point lebih tinggi dibanding bayi prematur yang tidak diberi ASI. Penelitian dr. Riva 1997 ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI ekslusif, ketika berusia 9,5 tahun tingkat IQ 12,9 point lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak diberi ASI ekslusif. d ASI meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik. b. Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu Selain bermanfaat untuk bayi, ASI eksklusif juga dapat bermanfaat bagi ibu. Berikut ini manfaat ASI eksklusif bagi ibu: 1 Mengurangi perdarahan setelah melahirkan Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang. Hal tersebut karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk konstriksipenutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. 2 Menjarangkan kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98 kehamilan tidak akan terjadi sampai pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan. 3 Mengurangi kemungkinan menderita kanker, seperti kanker payudara dan kanker indung telur Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif sampai dua tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai 25. Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25.

B. Pengetahuan 1. Pengertian

Menurut Bloom dan Skinner dalam Notoatmodjo 2003, pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang merupakan stimulasi dari pertanyaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour.

2. Sumber Pengetahuan

Menurut Hartono 2010, sumber untuk memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu : a perorangan di luar kendali pelayanan kesehatan keluarga, teman, ahli agama, tokoh masyarakat, b perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan petugas kesehatan, c nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan media massa, dan media elektronik serta d nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan iklan, brosur yang dibuat oleh pelayanan kesehatan

3. Pengetahuan ASI Eksklusif

Pengetahuan ASI eksklusif dapat pula dipengaruhi oleh usia, pengalaman memiliki anak sebelumnya, pendidikan, dan pekerjaan. Menurut Yustifa dalam Widayati dan Maryatun 2012 bahwa Pada usia 21 tahun, seseorang sudah memiliki ciri dari kedewasaan fisik dan kematangan pribadi yang erat hubungannya dengan matangnya dalam mengambil setiap keputusan. Pada faktor pengalaman memiliki anak sebelumnya, dijelaskan oleh Roesli 2000, hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ASI eksklusif. Selain itu, pada faktor pendidikan, menurut Kasnodiharjo, et.al 1994, semakin tinggi strata pendidikan seseorang, pengetahuan yang didapatnya mengenai ASIpun akan semakin bertambah. Pada faktor terakhir yang terbukti dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pekerjaan. Ibu rumah tangga dipandang mempunyai banyak waktu yang luang, hal tersebut tentu dapat membuat ibu bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan dari berbagai media, antara lain: televisi, radio, surat kabar Kurniati dalam Widayati dan Maryatun, 2012. Dalam perilaku pemberian ASI eksklusif, pengetahuan terkait ASI eksklusif memegang peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo 2003, yang mengatakan bahwa pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku kesehatan. Sebenarnya pengetahuan tersebut dapat ditingkatkan salah satunya dengan adanya dukungan pemberian pengetahuan dari petugas kesehatan sejak dari awal kehamilan Nusatya, 1981. Menurut Kemenkes R.I 2010b, materi pengetahuan yang seharusnya diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil terkait ASI eksklusif berupa: 1 ASI Saja Enam Bulan; Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 enam bulan, tanpa menambahkan danatau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Materi ini penting untuk dikuasai oleh ibu hamil karena menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh MS. Kramar 2009, banyak manfaat yang akan diperoleh, baik dari bayi maupun ibu apabila bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan tanpa tambahan apapun. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat menurunkan risiko infeksi pencernaan pada bayi, menurunkan berat badan ibu setelah lahir, serta dapat pula menunda periode menstruasi. Pemberian ASI eksklusif yang diberikan selama enam bulan juga tidak menyebabkan alergi serta tidak ada efek samping pada pertumbuhan bayi. Sangat disayangkan apabila materi ini tidak dikuasai oleh ibu hamil, mengingat manfaatnya sangat besar dan menguntungkan, bukan hanya bagi bayi tetapi juga untuk ibu. Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam menghentikan pemberian ASI kepada bayi adalah ketika bayi mengalami sakit Pratiwi dan Purnawati, 2009. Menurut Newman 2009, jika bayi sakit, sebenarnya, ASI tidak perlu dihentikan, ASI justru perlu ditambah. Newman mengatakan bahwa pemberian ASI ketika bayi sakit justru dapat menenangkan bayi dan tidak berbahaya bagi bayi. Sakit yang hanya penyembuhannya hanya perlu ASI saja, diantaranya adalah diare dan muntah, infeksi pernafasan, dan sakit kuning, selain itu, menurut Tari 2012, demam juga termasuk dalam