Tabel 5.16 Presentase Hasil Sumber Pengetahuan Dari Topik Materi Terkait ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2012
Sumber Pengetahuan
Presentase Topik Materi 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 Dokter
13 16
12 12
9 5
11 4
12 13
15 14
15 10
7 12
14 20
17 8
15 19
Bidan Lain 6
6 14
4 9
1 2
5 1
4 15
14 22
7 5
33 11
Bidan 26
26 27
35 30
2 24
14 22
19 25
20 25
20 8
6 19
20 4
31 Perawat
2 2
1 2
3 3
3 3
4 2
2 2
Kader 1
1 TV
1 2
1 1
1 Majalah
6 5
8 4
6 8
5 10
9 7
10 9
11 8
6 8
4 7
4 6
11 11
Buku 5
10 7
9 7
10 4
7 14
9 10
11 11
3 6
8 5
7 9
9 5
2 Suami
2 3
2 1
3 2
1 1
1 1
1 1
1 2
2 2
2 2
1 1
Ibu 15
8 17
12 10
14 16
16 9
10 13
10 11
9 15
12 15
7 17
21 11
11 Saudara
8 5
4 9
4 7
8 15
12 11
11 9
7 10
9 8
9 10
11 6
5 9
T. Agama T. Masy.
2 2
1 3
1 3
1 1
3 1
1 2
1 2
4 3
1 2
4 3
3 1
Tetangga 2
3 1
4 3
3 3
1 1
1 1
1 2
2 3
1 Teman
13 15
20 14
23 32
24 31
20 20
16 16
15 26
24 24
28 22
13 18
11 4
Dari Tabel 5.16, dapat dilihat bahwa dari 22 topik materi, 13 topik materi mayoritas ibu hamil memilih bidan sebagai sumber pengetahuan mereka
Topik 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 19, 20, 22. Pada topik materi lainpun, walaupun bidan tidak menempati posisi mayoritas, tetap saja bidan dipilih
sebagai salah satu sumber pengetahuan. Hal tersebut menyiratkan bahwa bidan merupakan sumber pengetahuan utama ibu hamil di Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan.
95
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Tidak dapat dipungkiri terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, berikut ini akan dijabarkan keterbatasan dalam penelitian ini :
1. Instrumen kuesioner disusun berdasarkan tinjauan pustaka yang ada, tetapi
mungkin masih terdapat materi terkait ASI eksklusif yang tidak dapat dimasukkan seluruhnya ke dalam instrumen kuesioner, namun peneliti
mencoba meminimalkan dengan mendiskusikan bersama pakar ahli gizi mengenai materi-materi yang layak masuk kedalam instrumen kuesioner
serta melihat dari penelitian-penelitian sebelumnya materi-materi terkait ASI eksklusif yang penting untuk diketahui.
2. Terdapat satu materi dari standar Kemenkes R.I yang tidak diteliti yaitu
materi keinginan untuk menyusui. Hal tersebut dikarenakan kesulitan untuk menelitinya secara kuantitatif, sementara untuk meneliti pengetahuan ibu
yang lain digunakan pendekatan kuantitatif.
B. Gambaran Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI Eksklusif 1. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil
Karakteristik responden yang akan dibahas adalah dari segi usia, usia kehamilan, jumlah anak, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Berikut ini akan
dibahas karakteristik responden yang dimaksud:
a. Usia
Usia mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Pada penelitian ini, mayoritas responden berusia antara 20-34
tahun. Usia tersebut tentu dapat dikatakan sudah dewasa dalam pola pikirnya sehingga pengetahuannya pun akan semakin berkembang. Hal ini
sesuai dengan penelitian dari Yustifa dalam Widayati dan Maryatun 2012 bahwa responden penelitian pada rentang usia tersebut memiliki ciri dari
kedewasaan fisik dan kematangan pribadi yang erat hubungannya dengan matangnya dalam mengambil setiap keputusan.
b. Usia Kehamilan
Dari hasil penelitian yang telah didapat, mayoritas responden usia kehamilannya berkisar antara 14-27 minggu trimester kehamilan kedua.
Menginjak usia kehamilan trimester kedua dan tiga, pengetahuan yang didapat tentu akan lebih beragam dibandingkan dengan trimester awal
pertama. Hal tersebut bisa saja karena tuntutan sebagai seorang ibu nantinya dalam mengasuh anak seperti yang telah disampaikan
sebelumnya, sehingga membuat ibu menambahkan pengetahuannya demi melaksanakan tuntutan tersebut, selain itu, pengetahuan yang diberikan
oleh petugas kesehatan pada saat kunjungan antenatal juga dapat menambahkan pengetahuan ibu terkait ASI eksklusif.
c. Jumlah Anak
Seorang ibu menyusui memperoleh pengetahuan dapat dari
pengalamannya pada saat menyusui anak sebelumnya Roesli, 2000.
Dilihat dari jumlah anak, mayoritas ibu sebelumnya sudah memiliki anak, sehingga pengetahuan ibu dapat dikatakan sudah lebih baik.
d. Pendidikan Terakhir
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif tidak terlepas dari tingkat pendidikan ibu. Menurut Kasnodiharjo, et.al 1994, semakin tinggi strata
pendidikan seseorang, pengetahuan yang didapatnya mengenai ASIpun akan semakin bertambah. Dilihat dari karakteristik responden, mayoritas
ibu hamil merupakan tamatan SMA, sehingga dapat dikatakan pengetahuannya lebih baik ketimbang dengan ibu yang hanya tamatan
SDSMP.
e. Pekerjaan
Dari hasil penelitian yang telah didapat, mayoritas responden merupakan ibu rumah tangga. Menurut Kurniati dalam Widayati dan
Maryatun 2012 bahwa status perkerjaan seorang ibu dapat berpengaruh terhadap kesempatan dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan dengan cara menambah pengetahuan. Ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu yang luang,
hal tersebut tentu dapat membuat ibu bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan dari berbagai media, antara lain: televisi, radio, surat kabar.
2. Gambaran Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI Eksklusif
Sungguh ironis, dari banyaknya keuntungan ASI eksklusif ini bagi bayi dan ibu dan sudah diciptakannya ASI ini oleh ALLAH SWT secara alamiah,
masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hal
ini dapat dilihat dari data cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan yaitu sebesar 51,2. Angka tersebut masih sangat jauh dari
target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 80. Dari pentingnya ASI tersebut bagi bayinya, tentu setiap ibu diwajibkan
untuk menyusui bayinya. Dilihat dari islam sendiri , perintah ibu untuk
menyusui bayinya juga tercantum jelas dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 223:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih sebelum dua tahun dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan” [Q.S Al-Baqarah: 2:233].
Menyusui memang merupakan sesuatu yang alamiah, tetapi tidak begitu saja terjadi, oleh sebab itu sebaiknya ilmu mengenai menyusui harus tetap
dipelajari jauh sebelum proses kelahiran terjadi. Hal tersebut dimaksudkan supaya ibu memiliki persiapan ilmu yang baik dalam menjalankan perintah
untuk menyusui bayinya kelak. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa menghendaki kebahagiaan dunia hendaklah dengan ilmu, barang siapa menghendaki akhirat hendaklah dengan ilmu, dan
barang siapa menghendaki keduanya hendaklah dengan ilmu”.