Latar Belakang Masalah Gambaran Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil Terkait Asi Eksklusif Di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012

Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa, mempersiapkan pengetahuan ibu selama hamil melalui pemberian pengetahuan oleh petugas kesehatan sangat penting. Upaya Pemerintah dalam hal ini Kemenkes R.I tahun 2010 merekomendasikan beberapa materi pengetahuan yang seharusnya diberikan kepada ibu hamil terkait ASI eksklusif. Materi-materi tersebut adalah ASI saja enam bulan; penjelasan pentingnya ASI; skin to skin contact untuk IMD; kolostrum; rawat gabung; tidak diberi susu formula; perawatan puting susu dan keinginan untuk menyusui. Materi lain yang seharusnya diberikan kepada ibu hamil menurut rekomendasi Soetjiningsih 1997 selain yang telah ditetapkan oleh Kemenkes R.I adalah bagaimana cara menyusui yang baik dan cara mengatasi kesulitan dalam menyusui. Pada setiap fasilitas kesehatan, materi-materi tersebut seharusnya diberikan oleh petugas kesehatan yang bertugas di pelayanan antenatal supaya pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif dapat meningkat. Salah satu dari fasilitas kesehatan yang dimaksud diantaranya adalah Puskesmas. Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang berada ditengah-tengah masyarakat sehingga mudah diakses oleh masyarakat, oleh sebab itulah puskesmas disebut sebagai lini terdepan dalam menangani masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Dari pentingnya peranan Puskesmas di tengah-tengah masyarakat, membuat penelitian ini mengambil lokasi di sebuah puskesmas, tepatnya di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penentuan wilayah Puskesmas didasarkan pada masih belum tercapainya angka cakupan eksklusif dari target nasional 80 dan dibandingkan dengan wilayah Puskesmas lain, wilayah tersebut dapat dikatakan sudah relatif cukup tinggi sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan agar wilayah ini menjadi contoh bagi wilayah lain. Wilayah Jakarta Selatan berdasarkan pada data profil Dinas Kesehatan DKI Jakarta Tahun 2009, merupakan salah satu wilayah yang angka cakupan ASI eksklusifnya masih dibawah target nasional 80 yaitu sebesar 46 dan sudah relatif cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah lain seperti di wilayah Jakarta barat 24, Jakarta Timur 24, Jakarta Pusat 30 dan sama pada wilayah Kep. Seribu 46, tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan wilayah Jakarta Utara 60. Jika dilihat, walaupun wilayah Jakarta Utara memiliki angka cakupan ASI eksklusif yang lebih tinggi dan wilayah Kep. Seribu memiliki angka cakupan eksklusif yang sama dengan Jakarta Selatan, peneliti memilih wilayah Jakarta Selatan karena memiliki kepadatan penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan Jakarta Utara dan Kep.Seribu. Wilayah Jakarta Selatan memiliki kepadatan penduduk 15.287 Km², sedangkan Jakarta Utara dan Kep. Seribu masing-masing memiliki kepadatan penduduk sebesar 10.035 Km² dan 2.251 Km². Alasan kepadatan penduduk yang tinggi dijadikan sebagai dasar penentuan lokasi penelitian adalah karena dalam suatu wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, puskesmas yang berada pada wilayah tersebut dalam hal ini pasti lebih banyak melayani masyarakat dan beban kerja Puskesmasnya tentu akan lebih berat dibandingkan dengan wilayah dengan kepadatan penduduk yang tidak terlalu tinggi sehingga tentu akan lebih menarik dan lebih bermanfaat jika dilakukan penelitian di wilayah Jakarta Selatan. Pada sepuluh Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, didapatkan data bahwa pada salah satu Puskesmas yaitu Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, berdasarkan laporan tahunan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan tahun 2011, cakupan ASI eksklusifnya masih dibawah target nasional 80 yaitu dengan presentase sebesar 51,2 , padahal pada Puskesmas tersebut sebenarnya pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif telah diberikan. Angka cakupan tersebut memang dapat dikatakan sudah relatif cukup tinggi dibandingkan dengan puskesmas lain seperti Puskesmas Mampang Prapatan 0, Kebayoran Lama 13,4, Tebet 29,8, Jagakarsa 37,1 dan Pancoran 51 serta lebih rendah dibandingkan dengan puskesmas lain seperti Puskesmas Cilandak 52, Kebayoran Baru 52,6, Pasar Minggu 68,4, dan Setiabudi 107,6. Dari data angka cakupan di atas, Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan memiliki angka cakupan ASI eksklusif yang berada pada posisi tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk dibandingkan dengan puskesmas lain, pemilihan didasarkan pada kondusifnya Puskesmas berdasarkan informasi yang didapatkan dari Suku Dinas Jakarta Selatan, sehingga penelitian ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar. Pada Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan ini didapati bahwa sebenarnya pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif sudah diberikan oleh bidan, namun didapati cakupan ASI eksklusif di Puskesmas tersebut masih dibawah target nasional yaitu sebesar 51,2. Masih rendahnya angka cakupan ASI eksklusif merupakan salah satu petunjuk pemberian pengetahuan di Puskesmas ini masih perlu ditingkatkan. Dari masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penilaian kebutuhan pengetahuan kepada ibu hamil yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah dilakukan dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu hamil atau tidak, oleh sebab itu penelitian ini mengambil judul gambaran kebutuhan pengetahuan yang ada pada ibu hamil terkait ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Masih rendahnya angka cakupan ASI eksklusif Pada Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan 51,2 sementara sudah dilaksanakan pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif oleh bidan disana merupakan salah satu petunjuk pemberian pengetahuan masih perlu ditingkatkan. Dari masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penilaian kebutuhan pengetahuan kepada ibu hamil, sehingga mengambil judul gambaran kebutuhan pengetahuan yang ada pada ibu hamil terkait ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran kebutuhan pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012?

D. Tujuan Penelitian 1.

Tujuan Umum Diketahuinya gambaran kebutuhan pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran pengetahuan terkait ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2012. b. Diketahuinya gambaran kebutuhan pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2012.

E. Manfaat Penelitian 1. Peneliti

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat pada saat perkuliahan sehubungan dengan penelitian mengenai gambaran kebutuhan pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.

2. Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai acuan dalam menganalisis kebutuhan pengetahuan terkait ASI eksklusif pada ibu hamil.

3. FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Memberikan tambahan pustaka yang dapat menunjang ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan mahasiswa terkait ASI eksklusif.

4. Bagi Puskesmas

Membantu Puskesmas dalam menganalisa kebutuhan pengetahuan pada ibu hamil terkait ASI eksklusif, dengan demikian diharapkan bidan dapat mengevaluasi pemberian pengetahuan yang sudah dilaksanakan.

5. Bagi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan

Memberikan gambaran kebutuhan pengetahuan pada ibu hamil pada salah satu wilayah kerja Puskesmasnya yaitu adalah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi kepada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal pada bulan September di Poli Klinik Kesehatan Ibu Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Lokasi penelitian bertempat di Poliklinik Kesehatan Ibu Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan dan waktu penelitian dalam rentang waktu bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Desember 2012. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah masih rendahnya angka cakupan ASI eksklusif 51,2 sementara pemberian pengetahuan sudah diberikan menandakan pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif masih perlu ditingkatkan, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penilaian kebutuhan pengetahuan terkait ASI eksklusif yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah dilakukan dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu hamil yang ada atau tidak. Dari masalah tersebut menjadikan judul penelitian ini adalah gambaran kebutuhan pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2012. Analisis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional. Penelitian diperkuat pula dengan data yang diambil menggunakan pendekatan kualitatif. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif 1. Pengertian

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 enam bulan, tanpa menambahkan danatau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

2. Manfaat

Menurut Roesli 2000, manfaat ASI ekslusif bagi bayi dan ibu adalah sebagai berikut: a. Manfaat ASI Ekslusif Bagi Bayi 1 ASI sebagai nutrisi ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia enam bulan. Setelah usia enam bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.