Sumber Pengetahuan Pengetahuan ASI Eksklusif
sakit yang cukup dengan diberi ASI saja terlebih dahulu dalam penanganan pertama yang dapat dilakukan oleh ibu.
2 Penjelasan Pentingnya ASI;
ASI mengandung zat gizi yang sesuai serta juga mengandung enzim- enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
ASI juga memiliki perbandingan antara Whei dan Kasein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei yang lebih banyak dibandingkan kasein 65:35
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap dan dimetabolisme Kemenkes R.I, 2008. Jumlah ini diyakini mencukupi kebutuhan bayi
selama enam bulan. Hal tersebut juga didukung berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Saputra, et.al 2010, yang juga
mengemukakan bahwa ASI merupakan nutrisi ideal yang dapat mencukupi dan mendukung pertumbuhan yang optimal dalam enam
bulan pertama kehidupan bayi. Selama ini telah banyak beredar kabar di masyarakat mengenai
memberikan ASI kepada bayi dapat membuat ibu menjadi gemuk. Menurut Arisman 2007, kabar tersebut sebenarnya tidak benar.
Arisman memaparkan perangsangan puting susu oleh isapan bayi justru akan menambah sekresi oksitosin ke dalam darah yang pada gilirannya
menyebabkan kontraksi uterus, dan juga timbunan lemak penyebab “gendut”, kembali ke ukuran sebelum hamil. Pernyataan Arisman
mendapat dukungan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dewey, et.al dalam Stube 2009. Dari hasil penelitian Dewey, didapatkan hasil,
perempuan dalam kelompok menyusui lebih dari satu tahun dapat kehilangan 4,4 lbs 1,99 kg lebih banyak dari perempuan yang
menyusui kurang dari 3 bulan, dan perbedaan berat ini bertahan pada dua tahun setelah melahirkan P.05.
Selain itu, menurut Siregar 2004, salah satu faktor menyebabkan ASI Eksklusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia
adalah ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang. Padahal, menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh Rinker, et.al 2008, menyusui tidak mempengaruhi bentuk payudara. Sesungguhnya bukan menyusui yang mengubah
bentuk payudara, tetapi proses kehamilanlah yang menyebabkan perubahan tersebut. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon-
hormon dan menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara Danuatmaja dan Meliasari, 2003.
Hal lain yang menyebabkan masalah menyusui yang sering terjadi di masyarakat adalah ibu menggunakan jam dalam menyusui dengan
bayinya. Menurut Newman 2009 perlu dipahami oleh ibu bahwa bayi tidak selalu sedang menyusu saat bayi melakukan gerakan menghisap
pada payudara
mengempeng. Bayi
mungkin saja
sedang “mengempeng” tapi tidak sedang minum dan oleh karena itu bayi tidak
mendapatkan cukup lemak sehingga bayi kurang mendapatkan kalori, dan menjadi lebih sering menyusu walau dia sedang menghisap
payudara. Hal tersebut menyebabkan ibu tidak dapat menentukan jadwal
pemberian ASI kepada bayi dan mengharuskan ibu untuk menyusui bayinya sesuai dengan keinginan bayinya.
3 Skin to skin contact Inisiasi Menyusu Dini IMD;
Menurut Kemenkes R.I 2008, IMD mulai diperkenalkan kembali ke seluruh dunia melalui tema peringatan Pekan ASI sedunia tahun
2007. WHOUNICEF merekomendasikan IMD sebagai tindakan yang “life saving menyelamatkan jiwa”. World Alliance for Breastfeeding
Action WABA memperkirakan satu juta bayi dapat diselamatkan setiap tahun jika disusui pada satu jam pertama kelahirannya dan
diberikan ASI eksklusif sampai enam bulan. Menyusui segera dalam satu jam pertama setelah melahirkan akan
sangat membantu daya tahan anak. Inisiasi Menyusu Dini Early Initiation merupakan kesempatan bayi untuk mulai menyusu sendiri
segera setelah lahirdini dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya skin-to-skin contact, setidaknya satu jam atau sampai
menyusu pertama selesai. Banyak sekali manfaat yang dapat diberikan apabila ibu melakukan IMD kepada bayinya. Salah satu manfaat dari
IMD dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fika dan Syafiq dalam Roesli 2008 menyebutkan bahwa dengan memberikan
IMD, kesempatan untuk berhasil dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya kelak adalah delapan kali lebih berhasil dibandingkan dengan
ibu yang tidak memberikan IMD.
Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa manfaat lain IMD adalah dapat menyelamatkan 22 dari bayi yang meninggal sebelum
usia satu bulan. Inisiasi Menyusu dini dapat menyelamatkan jiwa bayi karena dua faktor :
a Skin-to-skin contact kulit dada ibu dan kulit dada bayi bersentuhan
akan memberikan kehangatan dan perlindungan pada bayi. b
Kolostrum ASI yang pertama keluar merupakan imunisasi pertama bagi bayi yang mengandung zat-zat kekebalan tubuh yang
tidak dapat tergantikan Kemenkes R.I, 2010a Sedangkan menurut Kemenkes R.I 2005, IMD penting dikarenakan :
a Pada saat itu refleks menghisap bayi kuat sekali, refleks hisap
tersebut akan merangsang pengeluaran ASI b
Hisapan mulut pada puting dan daerah hitam sekitarnya akan merangsang kontraksi otot kandungan dan hal ini akan mengurangi
perdarahan pada waktu persalinan. Lebih dari sepertiga kematian ibu bersalin adalah akibat perdarahan.
4 Kolostrum;
Kolostrum sangat penting diberikan kepada bayi yang baru lahir, hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan. Berikut
ini manfaat kolostrum menurut Kemenkes R.I 2005 : a
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Imunoglobulin A untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama
diare.
b Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
c Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
d Membantu mengeluarkan mekonium yaitu tinja faeces atau
kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. e
Mencegah alergi 5
Rawat gabung; Menurut Soetjiningsih 1997, rawat gabung adalah suatu sistem
perawatan ibu dan anak bersama sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat, ibu
tersebut dapat menyusui anaknya. Tujuan dilakukannya rawat gabung ini pada pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia adalah :
a Bantuan Emosional
b Produksi ASI
Dari pertimbangan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, maka pemberian ASI kepada bayi merupakan sesuatu yang
amat penting. Pada hari-hari pertama ASI yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tetapi hal tersebut tidak perlu
dikhawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit. ASI perlu dirangsang sesegera mungkin setelah kelahiran, disinilah peran
rawat gabung dalam memudahkan ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya sesegera mungkin. Pentingnya pemberian ASI
sesegera mungkin adalah karena dapat merangsang produksi ASI pada hari-hari berikutnya sehingga ibu tentunya tidak akan
mengalami kesulitan dalam menyusui selanjutnya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh Arasta 2010 yang mendapatkan hasil bahwa ada hubungan pelaksanan rawat gabung dengan perilaku ibu dalam
memberikan ASI Eksklusif. Adanya rawat gabung, proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya akan segera terjalin.
Makin sering ibu melakukan kontak fisik langsung dengan bayi akan membantu memperlancar produksi ASI. Hal tersebut tentu
menguntungkan ibu untuk melakukan ASI eksklusif karena salah satu kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah ASI tidak keluar
Soetjiningsih, 1997. c
Pencegahan Infeksi Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian infeksi
silang akan sulit dicegah. Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat dihindari.
Dari pentingnya rawat gabung tersebut yang sudah diungkapkan sebelumnya, tentu penyuluhan mengenai rawat gabung ini sangat
penting dikuasai oleh ibu hamil supaya sebelum melahirkan, ibu tersebut memahami mengenai pelaksanaan rawat gabung dan
manfaatnya, sehingga dapat memberi inisiatif kepada ibu, dalam memilih tempat bersalin yang sudah dilengkapi dengan rawat gabung,
mengingat belum semua Puskesmas, khususnya di DKI Jakarta melaksanakan rawat gabung Pratiwi, 2010.
6 Bahaya Susu formula;
Ibu-ibu yang memilih untuk memberikan ASI eksklusif merupakan langkah yang tepat. Hal ini dikarenakan ASI memiliki banyak sekali
keunggulan dibandingkan dengan susu formula. Menurut Hegar 2009, salah satu hal positif yang dapat ditimbulkan dengan pemberian ASI
eksklusif adalah peningkatan kadar SIgA. Peningkatan kadar SIgA berkorelasi dengan peningkatan sistem pertahanan saluran cerna
terhadap infeksi, sedangkan mukus yang melapisi permukaan saluran cerna berfungsi sebagai barrier agar mikroorganisme tidak dapat masuk
ke aliran darah. Hal negatif lain yang dapat dirasakan oleh bayi dan ibu dengan pemberian susu formula menurut Kemenkes R.I 2002 dan
2005, adalah sebagai berikut: a
Pencemaran sangat tinggi, sehingga bayi mudah terserang infeksi: misalnya diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, demam, dsb.
b Bayi tidak memperoleh zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan secara optimal. c
Bayi tidak memperoleh kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terserang penyakit.
d Kemungkinan terjadinya kekeliruan pengenceran sangat tinggi,
sehingga berisiko untuk diare. e
Perlu biaya mahal untuk membeli susu dan perlengkapan lainnya. f
Terjadi bingung puting. Terjadi bingung puting dimana pada waktu diberi payudara
ibunya, pada susu botol, air susu akan turun sendiri karena gravitasi bumi, sedang pada menyusu, bayi harus menghisap
payudara, baru ASI keluar. Hal ini akan membuat bayi menjadi bingung dan akhirnya frustasi dan menangis, sehingga
menyebabkan ibu bingung dan pusing. Menurut Siregar 2004, salah satu faktor penyebab ASI eksklusif
tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia adalah iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi. Hal tersebut menyebabkan
ibu beranggapan bahwa makanan-makanan tersebut lebih baik dari ASI. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI
dan menyusui dapat menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol susu formula. Keadaan tersebut diperparah
dengan keadaan dimana ASI ibu tidak bisa keluar, tentu ibu lebih memilih susu formula ketimbang ASI eksklusif. Menurut penelitian
yang telah dilakukan oleh Li 2008 dan Afifah 2007, salah satu kegagalan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI
eksklusif adalah karena ASI tidak keluar dan digantikan dengan susu formula.
ASI yang belum keluar bisa disebabkan karena: Saluran susu tersumbat; Kecemasan dan kelelahan Ibu; Merokok dan obat-obatan;
Ibu yang sedikit minum; Diit ibu yang jelek Soetjiningsih, 1997 Melihat dari fakta yang telah dijabarkan dari hasil penelitian di
atas, tentu materi ini penting untuk dikuasai oleh ibu hamil agar ibu tidak memberikan susu formula nantinya kepada bayinya kelak.
7 Perawatan puting susu;
Memberikan ASI eksklusif pada bayinya merupakan impian bagi banyak ibu, tetapi beberapa ibu mengalami kendala seperti rasa sakit
saat menyusui serta terjadi pembengkakan ataupun produksi ASI yang tidak lancar. Hal-hal seperti ini tentu saja dapat dihindari apabila ibu
melakukan persiapan dengan melakukan perawatan puting susu sebelum melahirkan.
Menurut Soetjiningsih 1997, perawatan puting yang bisa dimulai pada trimester awal kehamilan adalah dengan melakukan pemeriksaan
apakah ada kelainan seperti tumor, kista, atau kelainan bentuk puting, selain itu permukaan dan warna juga merupakan suatu pemeriksaan
yang harus dilakukan pada trimester awal. Permukaan yang terdapat luka dan sisik merupakan suatu kelainan yang perlu diantisipasi,
sedangkan pada warna, apabila warna puting tidak sama dengan kalang payudara, maka patut dicurigai puting mengalami suatu kelainan.
Selama bulan terakhir kehamilan, beberapa tetes kolostrum mungkin dapat diperah keluar dari puting. Ibu dapat membersihkan
puting dari kerak kolostrum yang mengering tersebut Farrer, 2001. Menurut kaderkanie 2011, membersihkan puting susu dapat dilakukan
dengan menghindari penggunaan sabun atau alkohol di area puting karena akan membuatnya kering, iritasi atau lecet. Bersihkanlah dengan
air hangat, gunakan baby oil untuk mengompres sampai daerah sekitar puting susu dengan warna lebih gelap selama 2-3 menit. Ini berguna
untuk membersihkan kerak atau kotoran yang menempel sehingga lebih mudah untuk dibersihkan, setelah selesai, lap payudara dengan handuk
agar tidak lembab. Menggunakan BH yang bersih dan mengganti BH setiap hari serta tidak menaruh uangkalung pada BH, juga termasuk
dalam cara untuk menjaga kebersihan puting Kemenkes R.I, 2002. Pada trimester akhir, selain menjaga kebersihan puting susu, dapat
dilakukan pengurutan dengan meletakkan telunjuk dan ibu jari pada dasar puting susu selama 10 detik. Hal tersebut dilakukan apabila bentuk
puting datar atau masuk ke dalam. Tujuan dari pengurutan adalah untuk mendorong puting lebih menonjol, lakukanlah sekurang-kurangnya 2
kali dengan menggunakan minyak zaitun atau baby oil yang berfungsi melicinkan sehingga bisa mengurangi rasa nyeri Kaderkanie, 2011.
Menurut penelitian yang telah dilakukan Astuti dan Setyaningrum 2009, ada hubungan praktik perawatan payudara dengan kejadian
Mastitis pada Ibu Nifas tahun 2009-2009 di BPS Nunuk desa Bandengan Kabupaten Jepara. Mastitis merupakan radang pada payudara. Radang ini
biasanya dapat menyebabkan ibu gagal dalam menyusui bayinya. Hal
tersebut diungkapkan dalam penelitian Soetjiningsih 1997, Siregar 2004 dan Li 2008 yang menyebutkan bahwa salah satu penyebab
kegagalan dalam menyusui disebabkan karena terjadinya radang payudara.
8 Keinginan untuk menyusui
Menurut Handerson 2006, tugas petugas kesehatan tersebut dalam pemberian KIE tidak hanya memberikan pengetahuan yang diperlukan
para ibu, tetapi juga untuk mengidentifikasikan keterampilan- keterampilan yang diperlukan dan terutama meningkatkan kepercayaan
diri dan otonominya. Pemahaman tentang membina kelekatan yang tepat dan kemampuannya mengajarkan kepada ibu adalah hal yang sangat
penting. Hal tersebut karena, h ampir semua ibu dapat menyusui bila
dibantu untuk memperoleh rasa percaya diri serta pengetahuan mengenai teknik menyusui yang benar Kemenkes R.I, 2008.
Selain menurut Kemenkes R.I 2010b, menurut Soetjiningsih 1997, materi pengetahuan seharusnya diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil
terkait ASI eksklusif berupa: 1
Cara menyusui yang baik dan benar; Cara menyusui yang tidak benar dapat menyebabkan masalah-
masalah dalam menyusui seperti puting lecet dan ASI tidak keluar optimal. Masalah-masalah tersebut dapat menyebabkan ibu mengalami
kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya, oleh sebab itulah, pemberian pengetahuan mengenai cara menyusui yang baik
merupakan salah satu materi yang harus dimasukkan Soetjiningsih, 1997.
Menurut Kemenkes R.I 2005, terdapat tiga hal penting yang dapat membuat seorang ibu dapat menyusui dengan baik, diantaranya adalah
positioning, attachment, dan bonding. Berikut penjelasan dari dari masing-masing cara:
a Posisi badan ibu dan bayi positioning 1. Ibu dapat duduk atau berbaring dengan santai
2. Hadapkan keseluruhan tubuh bayi menghadap perut ibu 3. Perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus 4. Letakkan kepala bayi pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
diatas pangkuan ibu b Perlekatan mulut bayi pada payudara attachment
Perlekatan adalah posisi melekatnya mulut bayi pada payudara ibu untuk menyusu. Berikut ini cara pelekatan mulut bayi pada payudara
yang benar : 1. Sentuhkan puting susu pada pipi atau bibir bayi untuk merangsang
agar mulut bayi terbuka lebar 2. Masukan puting dan sebagian besar areola bagian bawah masuk
ke mulut bayi 3. Bibir bawah bayi melengkung keluar
4. Dagu bayi menempel ke payudara dan kepala bayi agak menengadah
5. Bayi menghisap pelan dan dalam 6. Sentuh bibir atas bayi dengan puting
7. Sewaktu mulut terbuka lebar, masukkan sebagian besar areola dalam mulut bayi
8. Sebagian besar areola masuk mulut bayi dan bibir bayi melengkung keluar
c Kasih bonding Ibu memeluk dan memandang bayi.
2 Mengatasi kesulitan dalam menyusui.
Banyak ibu-ibu yang setelah melahirkan tidak menyusui bayinya. Hal tersebut dikarenakan ibu-ibu tersebut mengalami kesulitan dalam
menyusui. Menurut Soetjiningsih 1997, Siregar 2004, Hikmawati 2008, Rejeki 2008 dan Singh 2010, disebutkan bahwa ibu-ibu yang
menemui kesulitan dalam menyusui dapat menyebabkan ibu tersebut gagal dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Kesulitan
menyusui sebenarnya dapat teratasi apabila telah diberikan pengetahuan sejak awal oleh bidan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut.
Berikut ini kesulitan yang biasa dialami ibu dalam menyusui menurut Kemenkes R.I 1995:
a Masa Antenatal
Pada masa antenatal, yang termasuk masalah menyusui pada ibu adalah puting susu datar atau tebenam dan puting tidak lentur.
1. Puting susu datar atau terbenam
Untuk mengetahui apakah puting susu datar, cubitlah areola di sisi puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Puting susu
yang normal akan menonjol, bila tidak berarti puting susu dapat dikatakan datar. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada
sesuatu yang menarik puting susu kedalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini seharusnya sudah
diketahui sejak dini, paling tidak saat kehamilan sehingga dapat diusahakan perbaikannya.
Tidak selalu ibu dengan puting susu datar mengalami kesulitan besar pada saat menyusui, asalkan ibu tersebut
diberikan pengarahan mengenai cara mengatasinya. Cara mengatasi permasalahan tersebut dapat dengan meakukan
gerakan hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari didaerah areola, kemudian dilakukan pengurutan
menuju ke arah yang berlawanan atau bisa juga dengan cara memompa puting susu atau jarum suntik 10 ml yang sudah
dimodifikasi setiap hari untuk mencoba supaya puting menonjol keluar.
2. Puting tidak lentur
Puting susu tidak lentur menyulitkan bayi untuk menyusui, walaupun demikian, puting susu tidak lentur pada awal
kehamilan sering kali menjadi lentur normal pada saat atau beberapa
saat menjelang
persalinan, sehingga
tidak memerlukan tindakan khusus, namun sebaiknya tetap
dilakukan latihan seperti cara mengatasi puting susu datar atau terbenam.
b Masa Pasca Persalinan Dini
Pada masa pasca persalinan dini, yang termasuk masalah menyusui pada ibu adalah puting susu datar atau tebenam dan
puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis dan abses. Puting susu datar atau terbenam sudah diuraikan
diatas, sehingga pada ulasan ini yang akan dibahas adalah hanya puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat,
mastitis dan abses menurut Soetjiningsih 1997: 1
Puting Susu Lecet Masalah tersering dalam menyusui adalah puting susu
nyerilecet, sekitar 57 dari ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada putingnya. Penyebab puting
susu lecet diantaranya adalah: kesalahan dalam teknik menyusui, monoliasis infeksi jamur candida pada mulut bayi
yang menular pada puting susu ibu, pemakaian sabun, alkohol,
krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci puting susu, bayi dengan tali lidah pendek serta ibu yang menghentikan menyusu
dengan kurang hati-hati. Cara mengatasi permasalahan ini bisa dengan cara:
Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, krim atau zat-zat iritan lainya; diajarkan cara melepaskan
puting dari hisapan bayi dengan cara tidak dengan memaksa menarik puting, tetapi dengan menekan dagu bayi atau dengan
memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi; posisi menyusui harus benar.
2 Payudara Bengkak
Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusu dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem
duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau
keempat sesuadah ibu melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan
intraduktal, yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada payudara yang mengakibatkan payudara sering terasa penuh,
tegang, serta nyeri. Cara mengatasi masalah ini, dapat dilakukan dengan:
Masase payudara; kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah, bisa dilakukan selang-seling dengan air panas;
menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang membengkak, hal ini dimaksudkan supaya aliran ASI lancar
dan menurunkan tegangan payudara. 3
Saluran Susu Tersumbat Masalah menyusui ini merupakan suatu keadaan dimana
terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI. Penyebabnya bisa dikarenakan:
tekanan jari ibu pada waktu menyusui; pemakaian BH yang terlalu ketat; komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang
terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga membentuk sumbatan. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan:
Masase payudara; kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah, bisa dilakukan selang-seling dengan air
panas; ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI dengan tangan atau dengan pompa setiap kali setelah menyusui, bila payudara
masih terasa penuh; ubah-ubah posisi menyusui menyusui untuk melancarkan ASI.
4 Mastitis
Mastitis merupakan radang pada payudara. Radang ini dapat disebabkan karena: tidak disusu secara adekuat; puting
yang lecet sehingga memudahkan masuknya kuman, BH yang terlalu ketat, ibu yang sedang menjalankan diit yang kurang
baik, kurang istirahat serta anemia. Cara mengatasi masalah ini bisa dengan:
Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering mungkin, agar
payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal; berilah kompres panas, bisa menggunakan shower hangat atau
lap basah panas pada payudara yang saluran susunya terhambat; ubahlah posisi menyusui dari waktu kewaktu;
pakailah bajuBH yang longgar; istirahat cukup; makan makanan bergizi; banyak minum sekitar 2 liter perhari.
5 Abses
Mastitis dan abses merupakan sesuatu yang berbeda. Abses pada payudara merupakan kelanjutankomplikasi dari mastitis.
Hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara tersebut. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan
pemberian antibiotika dosis tinggi dan analgesik.