Sumber Pengetahuan Pengetahuan ASI Eksklusif

sakit yang cukup dengan diberi ASI saja terlebih dahulu dalam penanganan pertama yang dapat dilakukan oleh ibu. 2 Penjelasan Pentingnya ASI; ASI mengandung zat gizi yang sesuai serta juga mengandung enzim- enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI juga memiliki perbandingan antara Whei dan Kasein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei yang lebih banyak dibandingkan kasein 65:35 menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap dan dimetabolisme Kemenkes R.I, 2008. Jumlah ini diyakini mencukupi kebutuhan bayi selama enam bulan. Hal tersebut juga didukung berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Saputra, et.al 2010, yang juga mengemukakan bahwa ASI merupakan nutrisi ideal yang dapat mencukupi dan mendukung pertumbuhan yang optimal dalam enam bulan pertama kehidupan bayi. Selama ini telah banyak beredar kabar di masyarakat mengenai memberikan ASI kepada bayi dapat membuat ibu menjadi gemuk. Menurut Arisman 2007, kabar tersebut sebenarnya tidak benar. Arisman memaparkan perangsangan puting susu oleh isapan bayi justru akan menambah sekresi oksitosin ke dalam darah yang pada gilirannya menyebabkan kontraksi uterus, dan juga timbunan lemak penyebab “gendut”, kembali ke ukuran sebelum hamil. Pernyataan Arisman mendapat dukungan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dewey, et.al dalam Stube 2009. Dari hasil penelitian Dewey, didapatkan hasil, perempuan dalam kelompok menyusui lebih dari satu tahun dapat kehilangan 4,4 lbs 1,99 kg lebih banyak dari perempuan yang menyusui kurang dari 3 bulan, dan perbedaan berat ini bertahan pada dua tahun setelah melahirkan P.05. Selain itu, menurut Siregar 2004, salah satu faktor menyebabkan ASI Eksklusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia adalah ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang. Padahal, menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Rinker, et.al 2008, menyusui tidak mempengaruhi bentuk payudara. Sesungguhnya bukan menyusui yang mengubah bentuk payudara, tetapi proses kehamilanlah yang menyebabkan perubahan tersebut. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon- hormon dan menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara Danuatmaja dan Meliasari, 2003. Hal lain yang menyebabkan masalah menyusui yang sering terjadi di masyarakat adalah ibu menggunakan jam dalam menyusui dengan bayinya. Menurut Newman 2009 perlu dipahami oleh ibu bahwa bayi tidak selalu sedang menyusu saat bayi melakukan gerakan menghisap pada payudara mengempeng. Bayi mungkin saja sedang “mengempeng” tapi tidak sedang minum dan oleh karena itu bayi tidak mendapatkan cukup lemak sehingga bayi kurang mendapatkan kalori, dan menjadi lebih sering menyusu walau dia sedang menghisap payudara. Hal tersebut menyebabkan ibu tidak dapat menentukan jadwal pemberian ASI kepada bayi dan mengharuskan ibu untuk menyusui bayinya sesuai dengan keinginan bayinya. 3 Skin to skin contact Inisiasi Menyusu Dini IMD; Menurut Kemenkes R.I 2008, IMD mulai diperkenalkan kembali ke seluruh dunia melalui tema peringatan Pekan ASI sedunia tahun 2007. WHOUNICEF merekomendasikan IMD sebagai tindakan yang “life saving menyelamatkan jiwa”. World Alliance for Breastfeeding Action WABA memperkirakan satu juta bayi dapat diselamatkan setiap tahun jika disusui pada satu jam pertama kelahirannya dan diberikan ASI eksklusif sampai enam bulan. Menyusui segera dalam satu jam pertama setelah melahirkan akan sangat membantu daya tahan anak. Inisiasi Menyusu Dini Early Initiation merupakan kesempatan bayi untuk mulai menyusu sendiri segera setelah lahirdini dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya skin-to-skin contact, setidaknya satu jam atau sampai menyusu pertama selesai. Banyak sekali manfaat yang dapat diberikan apabila ibu melakukan IMD kepada bayinya. Salah satu manfaat dari IMD dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fika dan Syafiq dalam Roesli 2008 menyebutkan bahwa dengan memberikan IMD, kesempatan untuk berhasil dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya kelak adalah delapan kali lebih berhasil dibandingkan dengan ibu yang tidak memberikan IMD. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa manfaat lain IMD adalah dapat menyelamatkan 22 dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Inisiasi Menyusu dini dapat menyelamatkan jiwa bayi karena dua faktor : a Skin-to-skin contact kulit dada ibu dan kulit dada bayi bersentuhan akan memberikan kehangatan dan perlindungan pada bayi. b Kolostrum ASI yang pertama keluar merupakan imunisasi pertama bagi bayi yang mengandung zat-zat kekebalan tubuh yang tidak dapat tergantikan Kemenkes R.I, 2010a Sedangkan menurut Kemenkes R.I 2005, IMD penting dikarenakan : a Pada saat itu refleks menghisap bayi kuat sekali, refleks hisap tersebut akan merangsang pengeluaran ASI b Hisapan mulut pada puting dan daerah hitam sekitarnya akan merangsang kontraksi otot kandungan dan hal ini akan mengurangi perdarahan pada waktu persalinan. Lebih dari sepertiga kematian ibu bersalin adalah akibat perdarahan. 4 Kolostrum; Kolostrum sangat penting diberikan kepada bayi yang baru lahir, hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan. Berikut ini manfaat kolostrum menurut Kemenkes R.I 2005 : a Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Imunoglobulin A untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. b Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. c Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. d Membantu mengeluarkan mekonium yaitu tinja faeces atau kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. e Mencegah alergi 5 Rawat gabung; Menurut Soetjiningsih 1997, rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat, ibu tersebut dapat menyusui anaknya. Tujuan dilakukannya rawat gabung ini pada pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia adalah : a Bantuan Emosional b Produksi ASI Dari pertimbangan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, maka pemberian ASI kepada bayi merupakan sesuatu yang amat penting. Pada hari-hari pertama ASI yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tetapi hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit. ASI perlu dirangsang sesegera mungkin setelah kelahiran, disinilah peran rawat gabung dalam memudahkan ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya sesegera mungkin. Pentingnya pemberian ASI sesegera mungkin adalah karena dapat merangsang produksi ASI pada hari-hari berikutnya sehingga ibu tentunya tidak akan mengalami kesulitan dalam menyusui selanjutnya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Arasta 2010 yang mendapatkan hasil bahwa ada hubungan pelaksanan rawat gabung dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Adanya rawat gabung, proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya akan segera terjalin. Makin sering ibu melakukan kontak fisik langsung dengan bayi akan membantu memperlancar produksi ASI. Hal tersebut tentu menguntungkan ibu untuk melakukan ASI eksklusif karena salah satu kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah ASI tidak keluar Soetjiningsih, 1997. c Pencegahan Infeksi Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian infeksi silang akan sulit dicegah. Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat dihindari. Dari pentingnya rawat gabung tersebut yang sudah diungkapkan sebelumnya, tentu penyuluhan mengenai rawat gabung ini sangat penting dikuasai oleh ibu hamil supaya sebelum melahirkan, ibu tersebut memahami mengenai pelaksanaan rawat gabung dan manfaatnya, sehingga dapat memberi inisiatif kepada ibu, dalam memilih tempat bersalin yang sudah dilengkapi dengan rawat gabung, mengingat belum semua Puskesmas, khususnya di DKI Jakarta melaksanakan rawat gabung Pratiwi, 2010. 6 Bahaya Susu formula; Ibu-ibu yang memilih untuk memberikan ASI eksklusif merupakan langkah yang tepat. Hal ini dikarenakan ASI memiliki banyak sekali keunggulan dibandingkan dengan susu formula. Menurut Hegar 2009, salah satu hal positif yang dapat ditimbulkan dengan pemberian ASI eksklusif adalah peningkatan kadar SIgA. Peningkatan kadar SIgA berkorelasi dengan peningkatan sistem pertahanan saluran cerna terhadap infeksi, sedangkan mukus yang melapisi permukaan saluran cerna berfungsi sebagai barrier agar mikroorganisme tidak dapat masuk ke aliran darah. Hal negatif lain yang dapat dirasakan oleh bayi dan ibu dengan pemberian susu formula menurut Kemenkes R.I 2002 dan 2005, adalah sebagai berikut: a Pencemaran sangat tinggi, sehingga bayi mudah terserang infeksi: misalnya diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, demam, dsb. b Bayi tidak memperoleh zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan secara optimal. c Bayi tidak memperoleh kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terserang penyakit. d Kemungkinan terjadinya kekeliruan pengenceran sangat tinggi, sehingga berisiko untuk diare. e Perlu biaya mahal untuk membeli susu dan perlengkapan lainnya. f Terjadi bingung puting. Terjadi bingung puting dimana pada waktu diberi payudara ibunya, pada susu botol, air susu akan turun sendiri karena gravitasi bumi, sedang pada menyusu, bayi harus menghisap payudara, baru ASI keluar. Hal ini akan membuat bayi menjadi bingung dan akhirnya frustasi dan menangis, sehingga menyebabkan ibu bingung dan pusing. Menurut Siregar 2004, salah satu faktor penyebab ASI eksklusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia adalah iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi. Hal tersebut menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan tersebut lebih baik dari ASI. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui dapat menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol susu formula. Keadaan tersebut diperparah dengan keadaan dimana ASI ibu tidak bisa keluar, tentu ibu lebih memilih susu formula ketimbang ASI eksklusif. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Li 2008 dan Afifah 2007, salah satu kegagalan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif adalah karena ASI tidak keluar dan digantikan dengan susu formula. ASI yang belum keluar bisa disebabkan karena: Saluran susu tersumbat; Kecemasan dan kelelahan Ibu; Merokok dan obat-obatan; Ibu yang sedikit minum; Diit ibu yang jelek Soetjiningsih, 1997 Melihat dari fakta yang telah dijabarkan dari hasil penelitian di atas, tentu materi ini penting untuk dikuasai oleh ibu hamil agar ibu tidak memberikan susu formula nantinya kepada bayinya kelak. 7 Perawatan puting susu; Memberikan ASI eksklusif pada bayinya merupakan impian bagi banyak ibu, tetapi beberapa ibu mengalami kendala seperti rasa sakit saat menyusui serta terjadi pembengkakan ataupun produksi ASI yang tidak lancar. Hal-hal seperti ini tentu saja dapat dihindari apabila ibu melakukan persiapan dengan melakukan perawatan puting susu sebelum melahirkan. Menurut Soetjiningsih 1997, perawatan puting yang bisa dimulai pada trimester awal kehamilan adalah dengan melakukan pemeriksaan apakah ada kelainan seperti tumor, kista, atau kelainan bentuk puting, selain itu permukaan dan warna juga merupakan suatu pemeriksaan yang harus dilakukan pada trimester awal. Permukaan yang terdapat luka dan sisik merupakan suatu kelainan yang perlu diantisipasi, sedangkan pada warna, apabila warna puting tidak sama dengan kalang payudara, maka patut dicurigai puting mengalami suatu kelainan. Selama bulan terakhir kehamilan, beberapa tetes kolostrum mungkin dapat diperah keluar dari puting. Ibu dapat membersihkan puting dari kerak kolostrum yang mengering tersebut Farrer, 2001. Menurut kaderkanie 2011, membersihkan puting susu dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan sabun atau alkohol di area puting karena akan membuatnya kering, iritasi atau lecet. Bersihkanlah dengan air hangat, gunakan baby oil untuk mengompres sampai daerah sekitar puting susu dengan warna lebih gelap selama 2-3 menit. Ini berguna untuk membersihkan kerak atau kotoran yang menempel sehingga lebih mudah untuk dibersihkan, setelah selesai, lap payudara dengan handuk agar tidak lembab. Menggunakan BH yang bersih dan mengganti BH setiap hari serta tidak menaruh uangkalung pada BH, juga termasuk dalam cara untuk menjaga kebersihan puting Kemenkes R.I, 2002. Pada trimester akhir, selain menjaga kebersihan puting susu, dapat dilakukan pengurutan dengan meletakkan telunjuk dan ibu jari pada dasar puting susu selama 10 detik. Hal tersebut dilakukan apabila bentuk puting datar atau masuk ke dalam. Tujuan dari pengurutan adalah untuk mendorong puting lebih menonjol, lakukanlah sekurang-kurangnya 2 kali dengan menggunakan minyak zaitun atau baby oil yang berfungsi melicinkan sehingga bisa mengurangi rasa nyeri Kaderkanie, 2011. Menurut penelitian yang telah dilakukan Astuti dan Setyaningrum 2009, ada hubungan praktik perawatan payudara dengan kejadian Mastitis pada Ibu Nifas tahun 2009-2009 di BPS Nunuk desa Bandengan Kabupaten Jepara. Mastitis merupakan radang pada payudara. Radang ini biasanya dapat menyebabkan ibu gagal dalam menyusui bayinya. Hal tersebut diungkapkan dalam penelitian Soetjiningsih 1997, Siregar 2004 dan Li 2008 yang menyebutkan bahwa salah satu penyebab kegagalan dalam menyusui disebabkan karena terjadinya radang payudara. 8 Keinginan untuk menyusui Menurut Handerson 2006, tugas petugas kesehatan tersebut dalam pemberian KIE tidak hanya memberikan pengetahuan yang diperlukan para ibu, tetapi juga untuk mengidentifikasikan keterampilan- keterampilan yang diperlukan dan terutama meningkatkan kepercayaan diri dan otonominya. Pemahaman tentang membina kelekatan yang tepat dan kemampuannya mengajarkan kepada ibu adalah hal yang sangat penting. Hal tersebut karena, h ampir semua ibu dapat menyusui bila dibantu untuk memperoleh rasa percaya diri serta pengetahuan mengenai teknik menyusui yang benar Kemenkes R.I, 2008. Selain menurut Kemenkes R.I 2010b, menurut Soetjiningsih 1997, materi pengetahuan seharusnya diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil terkait ASI eksklusif berupa: 1 Cara menyusui yang baik dan benar; Cara menyusui yang tidak benar dapat menyebabkan masalah- masalah dalam menyusui seperti puting lecet dan ASI tidak keluar optimal. Masalah-masalah tersebut dapat menyebabkan ibu mengalami kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya, oleh sebab itulah, pemberian pengetahuan mengenai cara menyusui yang baik merupakan salah satu materi yang harus dimasukkan Soetjiningsih, 1997. Menurut Kemenkes R.I 2005, terdapat tiga hal penting yang dapat membuat seorang ibu dapat menyusui dengan baik, diantaranya adalah positioning, attachment, dan bonding. Berikut penjelasan dari dari masing-masing cara: a Posisi badan ibu dan bayi positioning 1. Ibu dapat duduk atau berbaring dengan santai 2. Hadapkan keseluruhan tubuh bayi menghadap perut ibu 3. Perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus 4. Letakkan kepala bayi pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diatas pangkuan ibu b Perlekatan mulut bayi pada payudara attachment Perlekatan adalah posisi melekatnya mulut bayi pada payudara ibu untuk menyusu. Berikut ini cara pelekatan mulut bayi pada payudara yang benar : 1. Sentuhkan puting susu pada pipi atau bibir bayi untuk merangsang agar mulut bayi terbuka lebar 2. Masukan puting dan sebagian besar areola bagian bawah masuk ke mulut bayi 3. Bibir bawah bayi melengkung keluar 4. Dagu bayi menempel ke payudara dan kepala bayi agak menengadah 5. Bayi menghisap pelan dan dalam 6. Sentuh bibir atas bayi dengan puting 7. Sewaktu mulut terbuka lebar, masukkan sebagian besar areola dalam mulut bayi 8. Sebagian besar areola masuk mulut bayi dan bibir bayi melengkung keluar c Kasih bonding Ibu memeluk dan memandang bayi. 2 Mengatasi kesulitan dalam menyusui. Banyak ibu-ibu yang setelah melahirkan tidak menyusui bayinya. Hal tersebut dikarenakan ibu-ibu tersebut mengalami kesulitan dalam menyusui. Menurut Soetjiningsih 1997, Siregar 2004, Hikmawati 2008, Rejeki 2008 dan Singh 2010, disebutkan bahwa ibu-ibu yang menemui kesulitan dalam menyusui dapat menyebabkan ibu tersebut gagal dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Kesulitan menyusui sebenarnya dapat teratasi apabila telah diberikan pengetahuan sejak awal oleh bidan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut. Berikut ini kesulitan yang biasa dialami ibu dalam menyusui menurut Kemenkes R.I 1995: a Masa Antenatal Pada masa antenatal, yang termasuk masalah menyusui pada ibu adalah puting susu datar atau tebenam dan puting tidak lentur. 1. Puting susu datar atau terbenam Untuk mengetahui apakah puting susu datar, cubitlah areola di sisi puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Puting susu yang normal akan menonjol, bila tidak berarti puting susu dapat dikatakan datar. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik puting susu kedalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak saat kehamilan sehingga dapat diusahakan perbaikannya. Tidak selalu ibu dengan puting susu datar mengalami kesulitan besar pada saat menyusui, asalkan ibu tersebut diberikan pengarahan mengenai cara mengatasinya. Cara mengatasi permasalahan tersebut dapat dengan meakukan gerakan hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari didaerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang berlawanan atau bisa juga dengan cara memompa puting susu atau jarum suntik 10 ml yang sudah dimodifikasi setiap hari untuk mencoba supaya puting menonjol keluar. 2. Puting tidak lentur Puting susu tidak lentur menyulitkan bayi untuk menyusui, walaupun demikian, puting susu tidak lentur pada awal kehamilan sering kali menjadi lentur normal pada saat atau beberapa saat menjelang persalinan, sehingga tidak memerlukan tindakan khusus, namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara mengatasi puting susu datar atau terbenam. b Masa Pasca Persalinan Dini Pada masa pasca persalinan dini, yang termasuk masalah menyusui pada ibu adalah puting susu datar atau tebenam dan puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis dan abses. Puting susu datar atau terbenam sudah diuraikan diatas, sehingga pada ulasan ini yang akan dibahas adalah hanya puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis dan abses menurut Soetjiningsih 1997: 1 Puting Susu Lecet Masalah tersering dalam menyusui adalah puting susu nyerilecet, sekitar 57 dari ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada putingnya. Penyebab puting susu lecet diantaranya adalah: kesalahan dalam teknik menyusui, monoliasis infeksi jamur candida pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu, pemakaian sabun, alkohol, krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci puting susu, bayi dengan tali lidah pendek serta ibu yang menghentikan menyusu dengan kurang hati-hati. Cara mengatasi permasalahan ini bisa dengan cara: Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, krim atau zat-zat iritan lainya; diajarkan cara melepaskan puting dari hisapan bayi dengan cara tidak dengan memaksa menarik puting, tetapi dengan menekan dagu bayi atau dengan memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi; posisi menyusui harus benar. 2 Payudara Bengkak Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusu dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat sesuadah ibu melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intraduktal, yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada payudara yang mengakibatkan payudara sering terasa penuh, tegang, serta nyeri. Cara mengatasi masalah ini, dapat dilakukan dengan: Masase payudara; kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah, bisa dilakukan selang-seling dengan air panas; menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang membengkak, hal ini dimaksudkan supaya aliran ASI lancar dan menurunkan tegangan payudara. 3 Saluran Susu Tersumbat Masalah menyusui ini merupakan suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI. Penyebabnya bisa dikarenakan: tekanan jari ibu pada waktu menyusui; pemakaian BH yang terlalu ketat; komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga membentuk sumbatan. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan: Masase payudara; kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah, bisa dilakukan selang-seling dengan air panas; ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI dengan tangan atau dengan pompa setiap kali setelah menyusui, bila payudara masih terasa penuh; ubah-ubah posisi menyusui menyusui untuk melancarkan ASI. 4 Mastitis Mastitis merupakan radang pada payudara. Radang ini dapat disebabkan karena: tidak disusu secara adekuat; puting yang lecet sehingga memudahkan masuknya kuman, BH yang terlalu ketat, ibu yang sedang menjalankan diit yang kurang baik, kurang istirahat serta anemia. Cara mengatasi masalah ini bisa dengan: Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering mungkin, agar payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal; berilah kompres panas, bisa menggunakan shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang saluran susunya terhambat; ubahlah posisi menyusui dari waktu kewaktu; pakailah bajuBH yang longgar; istirahat cukup; makan makanan bergizi; banyak minum sekitar 2 liter perhari. 5 Abses Mastitis dan abses merupakan sesuatu yang berbeda. Abses pada payudara merupakan kelanjutankomplikasi dari mastitis. Hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara tersebut. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan pemberian antibiotika dosis tinggi dan analgesik.

4. Kebutuhan Pengetahuan

Menurut Dick dan Carey 1990 dalam Jacobsen and O’Connor 2006, kebutuhan adalah deskripsi yang jelas tentang masalah, bukti penyebab masalah yang dapat dilihat sebagai masalah yang dapat dipecahkan atau sebagai kesenjangan antara kondisi saat ini dan hasil yang diinginkan. Kebutuhan dapat berupa konflik dalam mengambil keputusan, defisit dalam pengetahuan dan harapan, kejelasan nilai-nilai, dan dukungan dari sumber daya. Pada kasus ibu hamil, menurut Heath 2006 dalam Athiyah 2008, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anaknya, orangtua dituntut untuk memiliki pengetahuan khusus mengenai anaknya. Hal tersebut tentu dapat mendorong keperluan terpenuhinya kebutuhan dalam hal pengetahuan yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai orangtua kelak, oleh sebab itu pemberian pengetahuan memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu tersebut.

5. Pemberian Pengetahuan

Dari penelitian yang sudah dilakukan selama 15 tahun menunjukan bahwa hambatan utama pemberian ASI eksklusif ternyata adalah kurangnya pengetahuan yang diberikan oleh petugas kesehatan terkait ASI eksklusif pada Ibu Roesli, 2002. Hasil penelitian tersebut tentu memprihatinkan sebab sebenarnya pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif oleh petugas kesehatan seharusnya sudah dimulai sejak awal kehamilan ibu pada saat pelayanan antenatal. Menurut Yulifah 2009, pengertian dari pelayanan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan masa nifas, persiapan memberikan ASI eksklusif dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar. Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa sebenarnya fokus dalam pelayanan antenatal bukan hanya mempersiapkan persalinan yang sehat dan selamat, namun juga mempersiapkan seorang ibu hamil untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya setelah lahir kelak. Persiapan tersebut dalam pelayanan antenatal dapat diwujudkan dengan pemberian pengetahuan yang dilakukan melalui KIE Komunikasi Informasi dan Edukasi. KIE merupakan salah satu promosi kesehatan yang sangat penting dalam penyebarluasan pengetahuan, karena selain dapat menyampaikan pengetahuan yang tepat kepada sasaran, juga dapat membentuk opini positif masyarakat.

a. Komunikasi Informasi Edukasi KIE

1 Pengertian Pengertian komunikasi dalam KIE dapat diartikan sebagai upaya membangun hubungan relasional dua arah yang setara dengan masyarakat yang akan diberdayakan sehingga masyarakat yang diberdayakan menjadi lebih terbuka dan mampu mengekspresikan apa yang dirasakannya, mampu mengungkapkan pendapatnya, mampu berkreasi dan berinovasi, sedangkan Informasi adalah penyedia berbagai berita dan keterangan serta informasi penting yang dibutuhkan masyarakat untuk membangun kapasitas diri mereka. Setelah itu pemantapan yang dilakukan dengan edukasi mengandung pengertian berbagai bentuk upaya pendidikan baik formal dan non formal yang diperlukan oleh masyarakat yang diberdayakan sehingga mereka memiliki kapasitas yang memadai untuk membangun dirinya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dapat disimpulkan bahwa KIE adalah pemberian informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk membangun kapasitas dirinya yang diiringi dengan pemantapan dalam bentuk upaya pendidikan baik formal dan non formal. KIE dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, misalnya melalui penyuluhan, penerangan dan pelayanan. Media massa dan berbagai teknologi informasi dapat berperan secara efektif sebagai sarana KIE Fitriyani, 2011. 2 Metode Menurut Kemenkes R.I 1995, metode pemberian pengetahuan dapat dibedakan berdasarkan cara penyampaian dan jumlah sasaran yang ingin dicapai. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing pilihan metode tersebut: a Berdasarkan Cara Penyampaian 1. Langsung Tanpa penggunaan suatu alat perantara; berbentuk bahasa, gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat-isyarat. 2. Tidak Langsung Mekanisme untuk melipatgandakan jumlah penerima pesan atau untuk menghadapi hambatan geografi, waktu, dll.