Penjelasan Pentingnya ASI Gambaran Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI Eksklusif

Berkaitan dengan pemberian pengetahuan topik materi ini, dari hasil yang didapat, bidan mengakui memang tidak memberikannya. Pemberian topik materi ini hanya diberikan pada saat ada ibu yang bertanya saja. Hal tersebut tentu sangat disayangkan mengingat pentingnya pemberian pengetahuan ini bagi peningkatan pengetahuan ibu akan topik materi ini yang diharapkan dengan adanya peningkatan pengetahuan, pemberian ASI eksklusif pada bayinya kelak akan terwujud. Tidak dijadikannya topik materi ini sebagai topik materi tetap yang akan diberikan kepada ibu hamil dapat membuat antar satu ibu hamil dengan ibu hamil yang lain tidak merata pengetahuannya. Hal tersebut karena pemberian pengetahuan hanya diberikan pada saat ada ibu hamil yang bertanya saja, jika tidak ada inisiatif ibu hamil untuk bertanya maka ibu hamil tersebutpun tidak akan mendapatkan pengetahuan akan topik materi ini. Dari penjelasan tersebut, tentu dapat dipahami bahwa masih kurangnya pemahaman ibu hamil karena topik materi ini bukan merupakan topik materi tetap. 3 Mitos Perubahan Bentuk Payudara Menurut Siregar 2004, salah satu faktor yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia adalah ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang. Padahal, menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Rinker, et.al 2008, menyusui tidak mempengaruhi bentuk payudara. Sesungguhnya bukan menyusui yang mengubah bentuk payudara, tetapi proses kehamilanlah yang menyebabkan perubahan tersebut. Kehamilan yang menyebabkan dikeluarkannya hormon-hormon dan menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara Danuatmaja dan Meliasari, 2003. Melihat dari fakta yang telah dijabarkan dari hasil penelitian di atas, tentu materi ini penting untuk dikuasai oleh ibu hamil supaya ke depannya setelah melahirkan, ibu tersebut tidak beranggapan bahwa menyusui dapat merubah bentuk payudaranya dan mau memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Dari hasil penelitian ini, didapatkan hasil dimana sebagian besar ibu hamil belum dapat menguasai materi ini dengan baik. Hasil tersebut tentu sangat disayangkan mengingat pentingnya penguasaan materi ini bagi keberhasilan pemberian ASI eksklusif seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Penemuan hasil masih adanya kebutuhan akan topik materi ini dibarengi dengan penemuan bahwa bidan memang tidak memberikan topik materi ini. Bd.x mengemukakan pemberian pengetahuan akan topik materi ini jika ada ibu hamil yang bertanya saja. Hal ini mengindikasikan pembahasan yang sama seperti yang telah dikemukakan sebelumnya pada topik materi mitos perubahan payudara yang mengemukakan bahwa masih ditemukannya kebutuhan pengetahuan disebabkan karena topik materi ini bukan topik materi tetap.

c. Kolostrum Pengertian Kolostrum

Dari hasil yang telah didapatkan, sebagian besar ibu hamil belum menguasai materi ini. Penguasaan materi ini penting mengingat masih banyaknya informasi yang beredar di kalangan masyarakat bahwa kolostrum pada saat pertama kelahiran dianggap tidak mencukupi kebutuhan zat gizi bayi sehingga harus ditambahkan makanan minuman lain. Padahal walaupun jumlah kolostrum sedikit, namun kolostrum terbukti cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi pada awal kelahiran. Penambahan makananminuman lain tentu dapat menggagalkan pemberian ASI eksklusif pada bayinya, oleh sebab itu penguasaan materi ini dapat memberikan ibu insiatif untuk memberikan kolostrum saja tanpa diiringi dengan pemberian makananminuman lain sebagai tambahan makanan kepada bayinya. Masih kurangnya pemahaman ibu hamil akan topik materi ini sebaiknya diantisipasi sejak ibu dalam masa kehamilan, dengan memberikan pengetahuan. Hal tersebut mengingat penjelasan yang telah disebutkan di atas akan sangat berguna nantinya bagi ibu dan juga bayi mereka. Pada Puskesmas ini, sebenarnya topik materi ini telah diberikan kepada ibu hamil, namun didapati masih terdapat kekurangan dalam pemahaman ibu hamil. Dilihat dari segi pelaksanaan, topik materi ini diberikan oleh bd.x secara berkelompok. Hal tersebut menunjukkan pemberian pengetahuan terhadap topik materi ini yang dilakukan oleh bd. x secara berkelompok masih perlu ditingkatkan.

d. Rawat Gabung Pengertian Rawat Gabung

Dari hasil penelitian yang didapatkan, sebagian besar ibu hamil belum menguasai topik materi ini. Topik materi ini seharusnya dikuasai oleh ibu hamil karena manfaat rawat gabung segera pada bayi baru lahir sangat penting dalam memulai kegiatan menyusui. Menurut penelitian Arasta 2010, ditemukan hubungan bermakna antara pelaksanaan rawat gabung dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Polindes Harapan Bunda Desa Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Hubungan bermakna tersebut dijelaskan oleh Febrianti dalam Arasta 2010 karena dengan adanya rawat gabung, proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya akan segera terjalin. Makin sering ibu melakukan kontak fisik langsung dengan bayi akan membantu memperlancar produksi ASI, sehingga ibu yang melakukan rawat gabung dapat segera menyusui bayinya kapanpun bayi menginginkan. Menurut Soetjiningsih 1997, ASI yang tidak lancar atau tersumbat merupakan salah satu penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif, oleh sebab itu materi mengenai rawat gabung sebaiknya dikuasai oleh ibu hamil mengingat manfaat dari rawat gabung itu sendiri yang dapat memperlancar produksi ASI, selain itu penguasaan materi rawat gabung ini juga diharapkan dapat menumbuhkan inisiatif dari ibu untuk memilih tempat persalinan yang tersedia fasilitas rawat gabungnya. Penemuan hasil masih adanya kebutuhan akan topik materi ini diiringi dengan penemuan bahwa bidan memang tidak memberikan topik materi ini. Bd.x mengemukakan tidak perlu diberikan lagi materi mengenai rawat gabung karena disemua rumah sakit dan puseksmas sudah melakukan rawat gabung. Menurut Pratiwi 2010, belum semua Puskesmas melaksanakan rawat gabung. Dari 294 Puskesmas yang ada di DKI Jakarta, baru 64 Puskesmas yang dilengkapi dengan rawat gabung, sehingga apabila tidak diberitahukan mengenai manfaat rawat gabung sejak kehamilan, tentu akan sangat merugikan.

e. Tidak Diberi Susu Formula Penanganan Ibu ASI belum Keluar

ASI yang belum keluar dapat disebabkan oleh beberapa hal. Menurut Soetjiningsih 1997, ASI yang belum keluar dapat disebabkan karena saluran susu tersumbat; kecemasan dan kelelahan Ibu; merokok dan obat- obatan; ibu yang sedikit minum; diit ibu yang jelek. Dari beberapa paparan diatas dapat dilihat bahwa penyebab ASI tidak keluar sebenarnya merupakan faktor yang dapat dimodifikasi dalam artian merupakan faktor yang dapat diubah, jadi, pemberian susu formula kepada bayi jika ASI tidak keluar merupakan sesuatu yang salah. Hal tersebut tentu harus diinformasikan kepada ibu sedini mungkin yaitu pada saat masa kehamilan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Li 2008 dan Afifah 2007, memperlihatkan data bahwa salah satu alasan ibu banyak yang menyerah untuk berhenti menyusui disebabkan karena ASI tidak keluar. Pada penelitian ini, sebagian besar ibu hamil belum menguasai materi ini. Mengingat pentingnya materi ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ibu hamil perlu menguasai materi ini agar ke depannya, ibu tidak sembarangan memberi susu botol jika ASI ibu belum keluar. Penemuan hasil masih adanya kebutuhan akan topik materi ini diiringi dengan penemuan bahwa bidan memang tidak memberikan topik materi ini. Bidan mengungkapkan alasan tidak diberikannya materi ini karena ingin menjalankan peraturan dari pemerintah yang menyebutkan bahwa tidak boleh adanya pemberian pengetahuan seputar susu formula. Sebenarnya jika dicermati, Pemerintah bukan melarang sama sekali pemberian pengetahuan seputar susu formula, yang dimaksud Pemerintah adalah melarang untuk memberikan susu formula kepada bayi atau memajang atribut yang mempromosikan susu formula di tempat pelayanan kesehatan. Hal tersebut terdapat dalam LKMM dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif. Anggapan tersebut terang saja kurang tepat karena tidak ada salahnya untuk memberikan pengetahuan seputar susu formula dan dampaknya bagi kesehatan bayi agar ibu semakin sadar akan pentingnya pemberian ASI.

f. Perawatan Puting Susu Bahaya Penggunaan Sabun dan Alkohol

Menurut Kaderkanie 2011, perawatan payudara yang benar adalah dengan menggunakan air hangat dan tidak menggunakan sabun maupun alkohol dikarenakan penggunaan kedua bahan tersebut dapat menyebabkan puting kering, iritasi dan lecet. Puting kering, iritasi dan lecet merupakan salah satu penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif