atau perangkat penelitiannya menggunkan sample, angket dan sebagainya. Sedangkan analisis wacana tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi
dengan menggunakan beberapa asumsi.
26
Analisis wacana bersifat lebih mendalam bila dibandingkan dengan analisis isi sebab
analisis wacana menafsirkan pesan yang tersembunyi. Untuk analisis wacana tulisan, penelitian bukan hanya sekedar pada kalimat yang
ditulis, tetapi pada kata dan hubungan kalimat, bagaimana kalimat itu dibentuk dan tujuan dari kata atau kalimat itu disajikan. Analisis wacana tidak bertujuan
untuk melakukan generalisasi seperti yang dilakukan dalam penelitian dengan menggunakan analisis isi dalam menyimpulkan hasil.
2. Model Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk
Dari berbagai macam model analisis wacana yang diperkenalkan oleh para ahli. Model analisis wacana milik Van Dijk adalah model yang banyak
dipakai dalam penelitian, karena model ini mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis dan kritis.
Model yang dipakai oleh Van Dijk ini sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan dari karakteristik
pendekatan yang diperkenalkan oleh Van Djik. Menurutnya, penelitian wacana tidak hanya terbatas pada teks semata, tetapi juga bagaimana suatu teks
diproduksi. Kelebihan analisis wacana model Van Djik adalah bahwa penelitian wacana tidak semata-mata dengan menganalisis teks saja, tetapi juga
melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat, dan bagaimana kognisi atau pikiran serta kesadaran yang
26
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 70-71.
membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu, sehingga analisis wacana ini memiliki sifat kritis.
27
Wacana oleh Van Dijk digambarkan memiliki tiga dimensi, yaitu: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Ketiga bagian ini adalah bagian yang
integral dalam kerangka teori Van Dijk, untuk itulah Van Dijk menggambungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan
analisis.
a. Teks
Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas berbagai strukturtingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya ke dalam tiga
tingkatan. Pertama struktur makro, ini merupakan makna globalumum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema dari suatu teks.
Kedua Suprastruktur, adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh. Ketiga struktur mikro,
adalah makna yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrasa yang dipakai, dan sebagainya.
28
Struktur wacana Van
Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.
Struktur Wacana Hal yang Diamati
Unit Analisis
27
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 224.
28
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 226.
Struktur Makro TEMATIK
apa yang dikatakan Elemen: Tema atau Topik
Teks
Suprestruktur SKEMATIK
bagaimana pendapat disusun dan dirangkai
Elemen: Skema
Teks
Struktur Mikro SEMANTIK
apa arti pendapat yang ingin disampaikan?
Elemen: Latar, Detail, Maksud, Praanggapan
Paragraf
SINTAKSIS
Bagaimana pendapat disampaikan?
Elemen: Bentuk kalimat,
Koherensi, Kata ganti Kalimat
Proposisi
STILISTIK
pilihan kata apa yang dipakai?
Elemen: Leksikon
Kata
RETORIS
dengan cara apa pendapat disampaikan?
Elemen: Grafis, Metafora, Ekspresi
29
Kalimat Proposisi
30
Beberapa hal yang diamati dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro dalam analisis wacana Van Dijk adalah:
1 Tematik
Tematik adalah hal yang diamati dalam struktur makro analisis wacana Van Dijk. Secara etimologi tematik berasal dari kata Yunani yaitu
tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Sedangkan dilihat sebagai sebuah tulisan, tema merupakan suatu amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
31
Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari sebuah teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari
suatu teks. Topik merupakan elemen yang terdapat dalam tematik. Topik menunjukan inti pesan atau informasi yang paling penting yang ingin
disampaikan komunikator dalam hal ini penulis rubrik. Dengan topik, kita dapat mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh penulis rubrik
dalam mengatasi masalah.
29
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 227-229.
30
Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 163.
31
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 75.
Gagasan penting Van Djik, wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum macrorule. Teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan
suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van Djik menyebut hal ini sebagai koherensi global global
chorence, yakni bagian-bagian dalam teks kalau dirunut menunjuk pada suatu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu
sama lain untuk menggambarkan topik umum tersebut.
32
2 Skematik
Pada umumnya, teks, atau wacana memiliki skema atau alur, yang dimulai dari pendahuluan hingga penutup. Alur tersebut menunjukkan
bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Dalam menganalisis wacana sebuah berita,
terdapat dua kategori besar pada struktur skema, pertama summary yang terdiri dari dua elemen judul dan lead teras berita. Sedangkan kategori
yang kedua adalah story yakni isi berita secara keseluruhan.
33
Menurut Van Dijk, skematik merupakan strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun
bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik yang memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang diakhirkan untuk
menyembunyikan informasi penting.
34
32
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 229-230.
33
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 232.
34
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 234.
3 Semantik
Secara umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal yaitu makna untuk semantik
yang terkecil yang disebut leksem, maupun makna yang terbentuk dari penggabungan satuan kebahasaan yang disebut dengan makna gramatikal.
Sementara itu dalam Analisis wacana, semantik dalam pandangan Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari
hubungan makna tertentu dalam suatu bangunan teks.
35
Dengan kata lain, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga menggiring ke arah sisi
tertentu dari suatu peristiwa. Elemen yang diamati dalam semantik adalah latar, detail, maksud, dan praanggapan. Berikut penjelasan masing-masing
elemen wacana seperti semantik, seperti latar, detail, dan maksud: a
Latar Latar adalah bagian berita yang dapat memengaruhi semantik arti
yang ingin ditampilkan, latar dapat menjadi alasan pembenar dalam suatu gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar umumnya ditampilkan di
awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan
sangat beralasan. Oleh karena itu, latar membantu menyelediki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.
36
35
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78.
36
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 235.
b Detail
Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan secara
berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit
bahkan kalau perlu tidak disampaikan kalau hal itu merugikan kedudukannya.
Informasi yang menguntungkan komunikator, bukan hanya ditampilkan secara berlebih tetapi juga dengan detail yang lengkap kalau
perlu dengan data-data. Detail yang lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan
citra tertentu kepada khalayak. Detail yang lengkap itu akan dihilangkan kalau berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut kelemahan atau
kegagalan dirinya. Hal yang menguntungkan komunikator atau pembuat teks akan diuraikan secara detail dan terperinci, sebaliknya fakta yang
tidak menguntungkan. Detail informasi akan dikurangi.
37
c Maksud
Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detail. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator
akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi.
38
37
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 238.
38
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 240.
d Praanggapan
Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Kalau latar berarti upaya
mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang, maka praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan
premis yang dipercaya kebenarannya. Praanggapan hadir dengan pernyataan
yang dipandang
terpercaya sehingga
tidak perlu
dipertanyakan.
39
Teks berita umumnya mengandung banyak sekali praanggapan. Praanggapan ini merupakan fakta yang belum terbukti
kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu. 4
Sintaksis Secara etimologi, kata sintaksis berasal dari kata Yunani sun berarti
dengan, dan tattein berarti menempatkan. Jadi, kata sintaksis berarti menempatkan bersama-sama hal-hal menjadi kelompok kata atau kalimat.
Secara terminologi, menurut Ramlan, sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, ataupun
frasa.
40
Maksudnya adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun menjadi kesatuan yang memilki arti. Elemen yang diamati dalam sintaksis
adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Berikut penjelasan masing-masing elemen wacana sintaksis, seperti bentuk kalimat, koherensi,
dan kata ganti:
39
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 256.
40
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 80.
a Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Dimana ia menanyakan
apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika kaulitas ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek
yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata
bahasa, tetapi menetukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari
pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya.
41
b Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda
dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang
menghubungkannya. Koherensi secara mudah dapat diamati di antaranya dari kata
hubung konjungsi yang dipakai untuk menghubungkan fakta. Apakah dua kalimat dipandang sebagai hubungan kausal, keadaan, waktu, kondisi
dan sebagainya. Koherensi merupakan elemen yang menggambarkan
41
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 251.
bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan.
42
c Kata Ganti
Merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya,
seseorang dapat menggunakan kata ganti saya atau kami yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi
komunikator semata-mata. Tetapi, ketika memakai kata ganti kita menjadikan sikap tersebut sebagai represntasi dari sikap bersama dalam
suatu komunitas tertentu. Batas antara komunikator dengan khalayak dengan sengaja dihilangkan untuk menunjukan apa yang menjadi sikap
komunikator juga menjadi sikap komunitas secara keseluruhan.
43
5 Stilistik
Stilistik adalah cara yang digunakan oleh penulis rubrik untuk menyatukan maksudnya dengan menggunakan gaya bahasa tertentu sesuai
dengan keinginan penulis rubrik. Gaya bahasa dalam pengertian disini mencakup pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan dan
sebagainya. Elemen dalam bentuk stalistik adalah leksikal merupakan pemilihan dan pemakaian kata atau frasa dalam menyebut sesuatu ataupun
peristiwa dengan menggunakan kata lain yang memiliki persamaan sinonim, seperti kata “meninggal”, yang memiliki kata lain mati, tewas,
gugur, terbunuh, menghembuskan nafas terakhir, dan sebagainya.
42
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 242-243.
43
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82.
Pengertian leksikon, pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan
kata yang tersedia. Diantara beberapa kata itu seseorang dapat memilih diantara pilihan yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata yang dipakai
tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas.
44
6 Retoris
Strategi retoris yang dimaksud disini adalah yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Retoris berhubungan erat dengan
bagaimana suatu pesan disampaikan kepada khalayak. Retoris berfungsi persuasive mempengaruhi.
45
Elemen dalam strategi retoris dapat muncul dalam bentuk grafis, metafora, dan ekspresi. Untuk lebih jelasnya, akan
dijelaskan pengertian grafis, metafora sebagai berikut: a
Grafis Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang
ditekankan atau ditonjolkan yang berarti dianggap penting oleh seseorang yang dapat diamati oleh teks. Dalam wacana berita, grafis ini
biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis
bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar atau table
untuk mendukung arti penting suatu pesan. Bagian yang dicetak berbeda
44
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 255.
45
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 84.
adalah bagian yang dipandang penting oleh komunikator, dimana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut.
46
b Metafora
Dalam suatu wacana seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan pokok melalui teks, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang
dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi petunjuk utama
untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh wartawan secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenar
atas pendapat atau gagasan tertentu kepada public. Wartawan menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, pribahasa,
pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci yang semuanya dipakai untuk memperkuat
pesan utama.
47
b. Kognisi Sosial dan Konteks Sosial
Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau
menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Dalam dimensi ini, menerangkan bagaimana teks diproduksi oleh pembuat teks, cara memandang
suatu realitas sosial yang melahirkan teks tertentu. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis
kognisi dan konteks sosial. Kognisi sosial memiliki hubungan dengan proses produksi pembuatan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas
46
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 258.
47
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 259.
representasi kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita, karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan melalui kesadaran, pengetahuan,
prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.
Meskipun terlihat bersifat individual, bukan berarti pendekatan Van Dijk bersifat personal dan mengabaikan faktor sosial. Analisis teks harus tetap
dihubungkan dengan konteks sosial. Konteks sosial berusaha memasukan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan memengaruhi pemakaian
bahasa. Titik perhatian dari konteks sosial adalah menghubungkan teks lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang di masyarakat
atas suatu wacana untuk menunjukkan bagaimana makna yang dihayati bersama. Penelitian ini sangat efektif dalam melihat sejauh mana peranan teks
membangun pemahaman bersama dalam masyarakat.
48
B. Dakwah