Buku sebagai Media Dakwah

c Akhlak Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu bentuk jamak dari khuluqun, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga menjadi sebuah kepribadian. 64 Akhlak terbagi menjadi dua menurut sifatnya, akhlak mahmudah terpuji, dan akhlak madzmumah tercela.

C. Buku sebagai Media Dakwah

Hamzah Ya‟qub membagi sarana dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan, audio, visual, dan internet. Dari lima macam pembagian tersebut, secara umum dapat dipersempit menjadi tiga media, yaitu : a Spoken words, media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi yang ditangkap dengan indra telinga, seperti ceramah secara langsung. b Printed writings, berbentuk tulisan seperti buku, gambar, lukisan, dan sebagainya yang dapat ditangkap dengan mata. c The audio visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti televisi, video, film, dan lain sebaginya. 65 Buku sebagai salah satu contoh media cetak merupakan satu alat yang ampuh dalam komunikasi. Keistimewaan yang dimiliki oleh media ini, tidak terdapat pada media lain, yaitu bahwa media tersebut bisa dibaca berulang kali, sehingga benar-benar dapat mempengaruhi sasarannya. Melihat antusias masyarakat yang sangat baik terhadap buku, membuat buku menjadi salah satu 64 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 4. 65 Amal Fathullah Zarkasyi, Pondok Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan dan Dakwah, Jakarta: GIP, 1998, h. 154. media yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan dakwah kepada masyarakat Indonesia. 66 Bahkan buku menjadi sarana “perang pena” bagi para penulis, ketika suatu buku muncul, maka akan muncul buku lain untuk melengkapi, bahkan mengkritik. Asalkan berangkat dengan niat yang baik untuk memperbaiki dan mencari kebenaran dalam rangka berdakwah, maka tidak menjadi masalah. 67 66 H.A. Suminto, Problematika Da‟wah, Jakarta : Tinta Mas, 1973, cet. Ke-1, h. 47. 67 Badiatul Muchlisin Asti, Berdakwah dengan Menulis Buku, Bandung: Media Qalbu, 2004, cet. Ke-1, h. 44.

BAB III PROFIL PROF. DR. KH. ALI MUSTAFA YAQUB, MA DAN

GAMBARAN UMUM BUKU SETAN BERKALUNG SURBAN

A. Profil Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA

1. Riwayat Hidup Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA

Ali Mustafa Yaqub, lahir di Desa Kemiri Kecamatan Subah Kabupaten Batang Jawa Tengah, 2 Maret 1952. Nuansa religius telah menemaninya sejak beliau masih duduk di bangku sekolah dasar. 68 Ayahnya bernama Yaqub, seorang dai terkemuka di masanya dan sebagai imam di masjid-masjid Jawa Tengah, misinyanya adalah “Menegakkan Amar Ma‟ruf dan Memberantas Kemungkaran.” Ibunya bernama Zulaikha, seorang ustadzah dan ibu rumah tangga, dan meninggal pada tahun 1996. Ali Mustafa memiliki 7 orang saudara, yang dua di antara telah meninggal dunia. Salah satu kakaknya ialah Ahmad Dahlan Nuri Yaqub, yang juga mengikuti jejak ayahnya sama seperti beliau, pengasuh pondok pesantren Darus Salam Batang, Jawa Tengah. 69 Namun, obsesinya untuk terus belajar di sekolah umum terpaksa kandas, karena setelah tamat SMP beliau harus mengikuti arahan orang tuanya, mencari kaweruh di Pesantren. Maka dengan diantar ayahnya, pada tahun 1966 beliau mulai mondok untuk menerima piwulang di Pondok Seblak Jombang sampai tingkat Tsanawiyah 1969. Kemudia beliau nyantri lagi di Pesantren Tebuireng Jombang yang lokasinya hanya beberapa ratus meter saja dari 68 Ali Mustafa Yaqub, Hadis-hadis Palsu Seputar Ramadhan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003, h. 143. 69 Ni‟ma Diana Cholidah, Kontribusi Ali Mustafa Yaqub terhadap Perkembangan Kajian Hadis Kontemporer di Indonesia, Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 11.