20
2. Teori-teori tentang Belajar
a. Teori Behaviorisme: teori yang sangat menekankan pada perilaku atau tingkah
laku yang dapat diamati. Beberapa ciri umum yang nampak dalam rumusan teori belajar Behaviorisme, yaitu: mengutamakan unsur-unsur, bersifat
mekanisme, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi dan respon, serta menekankan pentingnya latihan.
30
b. Teori Kognitif, pendekatan teori kognitif lebih menekankan proses mental
manusia. Dalam pandangan ahli penganut aliran kognitif, tingkah laku yang tampak tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental
seperti motivasi, kesengajaan, dan keyakinan. Jadi, dalam pandangan teori kognitif ini, pengkondisian klasikal memberikan suatu pengetahuan baru pada
organisme tentang hubungan antara dua stimuli.
31
c. Teori Belajar Sosial
Teori ini sering disebut juga dengan teori belajar pengamatan. Tokohnya adalah Albert Bandura. Menurut Bandura bahwa tingkah laku manusia bukan
semata-mata reflek otomatis terhadap stimulus melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif
manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar social terhadap proses perkembangan social dan moral siswa ditekankan pada perlunya pembiasaan
merespon dan peniruaan. d.
Teori Belajar Menurut Ikhwan al-Shafa Menurut Ihkwan al-Shafa mengatakan perbedaan individual manusia dalam
belajar disebabkan oleh dua hal; pertama, faktor fisiologis atau konstitusi biologis yaitu perbedaan tabiaat yang disebabkan oleh perbedaan campuran
atau hormon fisik serta pengaruh bintang dan tata surya sesuai dengan tanggal kelahiran; kedua, faktor lingkungan atau usaha berbagai macam tindakan dan
pengetahuan yang dipelajari manusia dan model pendidikan yang ia peroleh. Aspek psikologi manusia berbeda-beda sesuai dengan perbedaan daya jiwa,
30
Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 63
31
Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h. 70
21
dan perbedaan daya jiwa sesuai dengan perbedaan mereka dalam tindakan, pengetahuaan dan akhlak
.
32
e. Teori perubahan Akhlak Menurut Al-Ghazali
Yang menjadi ketertarikan Al-Ghazali terhadap perbaikan perilaku adalah ketika ia melihat dekadensi moral, penyimpangan perilaku, dan penyakit hati
dan jiwa melanda banyak orang dizamannya. Ia sangat terkejut sehingga ia merasa bertanggungjawab untuk melakukan perbaikan akhlak dan perilaku.
Menurut Al-Ghazali, akhlak itu mengalami perubahan atau dengan kata lain akhlak dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar. Pendapat ini
juga sama dengan pendapat para psikologi modern dari kalangan penganut teori belajar, tetapi menurut Al-Ghazali tidak mempengaruhi bawaan.
Menurutnya akhlak yang baik disebabkan oleh kekuatan akal, kesempurnaan hikmah, kekuatan emosi dan syahwat yang normal, dan
ketaatan terhadap syariat.
33
Dari uraian tentang teori-teori belajar di atas bahwa dalam menyimpulkan pendapat-pendapat dari teori-teori belajar tersebut hendaknya penulis memandang
sebagai suatu yang saling bertentangan, dan menganggap yang satu itulah yang benar dan yang lain salah. Perbedaan-perbedaan yang terdapat antara berbagai
teori belajar itu disebabkan karena perbedaan jenis-jenis belajar yang diselidiki. Belajar ada yang bertahap rendah dan ada yang bertahap tinggi, ada yang belajar
dalam tingkat biologis dan ada yang bertingkat rohaniah, ada belajar yang besifat skills atau kecekatan dan ada yang bersifat rasional, dan sebagainya. Jadi dalam
hal menyimpulkan benar tidaknya pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh berbagai teori belajar itu, penulis harus memandangnya dari segi-segi tertentu
yang sesuai dengan jenis-jenis belajar yang diselidikinya. Yang penting sebagai pendidik ialah mengambil manfaat dari masing-masing teori itu, dan
menggunakannya dalam praktek sesuai dengan situasi dan materi yang dipelajari dan yang diajarkan agar tercapainya tujuan pembelajaran.
32
Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h. 72
33
Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h. 73
22
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar