18
ventilasi dan cahaya, keindahan dan kebersihan kelas, serta usaha yang bersifat pencegahan dan penyembuhan. Sedangkan aspek pengelolaan siswa meliputi
tindakan berupa tindakan yang bersifat pencegahan preventif dan tindakan yang bersifat kuratif.
B. Hasil Belajar Fikih
1. Pengertian Belajar
Belajar seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh melalui pengalaman-
pengalaman. Tetapi belajar itu sendiri merupakan satu kegiatan yang terjadi di dalam diri seseorang, yang sukar untuk diamati secara langsung. Oleh karena itu
para ilmuan mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar. Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru yang mengutip dari Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is organism due to experience
which can effect the organism’s behavior. “belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman
yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.
25
Menurut penulis belajar itu merupakan sesuatu yang timbul oleh pengalaman tersebut, baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi
organisme. Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru yang mengutip Biggs dalam pendahuluan teaching for learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan yaitu: rumusan
kuantitatif, rumusan institusional, rumusan kualitatif. Secara kuantitatif ditinjau dari sudut jumlah belajar berarti kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampun kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional tinjauan kelembagaan, belajar dipandang sebagai
proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi- materi yang ia telah pelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa
telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan
siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Adapun pengertian
25
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT, Remaja Rosda Karya, edisi revisi, September 2006, h. 90
19
belajar secara kualitatif ditinjau mutu ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling
siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang
kini dan nanti dihadapi siswa.
26
Menurut
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono
yang mengutip dari James O. Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
27
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas penulis berpendapat bahwa belajar itu secara umum dapat dipahami dan belajar itu merupakan tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Relevan dengan ini ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan.
28
Menurut Ngalim Purwanto dalam buku psikologi pendidikan yang mengutip pendapat Hilgard dan Brow, belajar berhubungan dengan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat
dijelaskan atas dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang
.
29
Menurut hemat penulis bahwa yang dimaksud belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat urgen dan fundamental dalam
setiap penyelenggaraan jenjang dan jenis pendidikan.
26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 91-92
27
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, edisi revisi, Maret, 2004, h. 126
28
Sadriman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 20
29
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Krya, cet kedua puluh tiga, September, 2007, h. 84
20
2. Teori-teori tentang Belajar