Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.15

109 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 110 Konotasi yang ditunjukan dari rangkaian adegan diatas adalah sifat kesalehan sosial dalam bentuk pendidikan dan pelatihan. Pendidikan merupakan salah satu modal utama untuk mengubah kehidupan seseorang, seperti rangkaian di atas setelah mengajak orang gila untuk tinggal dalam lingkungan pesantrennya Kiai Landung beserta para santrinya dalam adegan ini Gus Pras mereka bersama-sama membimbing sekaligus mengajarkan orang gila itu dengan rasa penuh rasa kasih sayang meskipun sulit namun secara perlahan orang gila tadi sudah mulai mengerti bagaimana caranya sholat. Orang gila bukanlah suatu penyakit yang harus di takuti oleh masyarakat umum. Mereka hanya sedang sakit dan memerlukan bantuan kita orang yang normal guna untuk menyembuhkan kembali ingatan dan pikirannya dan membuat mereka menjadi sembuh dan normal kembali. Ini semua bisa dilakukan dengan menerapkan berbagai macam ilmu termasuk ilmu agama yang berguna untuk membuat batinnya kembali tenang sehingga lama kelamaan pikirannya normal kembali. ”Meluruskan yang bengkok yang menyadarkan yang kurang sadar. Memulihkan kembali orang yang kurang waras menjadi waras dan sehat lalu mendekatkan diri pada Tuhan, dan diajarkan dipesantren ini untuk selalu bersyukur itu luar biasa dan allah sangat mencintai orang yang selalu memberikan manfaat terhadap orang lain. Dan itu jika dia orang waras berubah menjadi orang waras bahkan dia bisa mengingat Tuhan, orang yang mengajarkannya tidak akan terputus pahalanya karena dia sudah memberikan ilmu yang sangat luar biasa ”. 10 Setelah pikiran orang gila tersebut normal kita tidak lepas tangan begitu saja kita juga harus selalu memberikan pengajaran rutin bisa berupa pelatihan sehingga mereka bisa hidup normal kembali. 10 Wawancara dengan Sutradara dan Penulis Skenario Film Penjuru 5 Santri Plaza Tamini Square pada 8 Juni 2015. 111 Inilah yang kesalehan sosial ajarkan bahwa pendidikan dan pelatihan keterampilan bukan hanya untuk orang yang normal saja tapi juga orang yang tidak mampu seperti orang gila, gelandangan, anak jalanan dan semua masyarakat kalangan bawah kita harus tetap mengajarkan dan memberikan ilmu kita kepada mereka karena kita sesama manusia harus tetap saling tolong menolong dan meskipun sedikit ilmu yang kita berikan bagi mereka dan pengaruhnya sangat besar. Islam adalah agama tolong menolong, Islam menggalakan umatnya agar selalu melepaskan saudaranya yang dalam kesempitan dunia, yang berada dalam kesusahan hidup. Memberikan suatu ilmu tambahan kepada orang-orang yang tidak mampu baik secara fisik maupun rohani merupakan salah satu wujud memberantas kebodohan, apabila seorang manusia hidup tanpa ilmu sedikitpun niscaya ia akan menjadi sampah masyarakat. Oleh karena itu pemberian ilmu berupa keterampilan dan kecakapan diri lifeskill bisa membantu manusia mengarungi kehidupan di dunia. Pemberian pelatihan kecakapan diri ini bisa dilakukan dengan pendekatan-pendekatan agama seperti mengajarkan shalat, mengaji, dan berwudhu. Karena melalui pendekatan-pendekatan agama seseorang bisa mulai kita ajarkan bagaimana disiplin tidak hanya disiplin dalam menjalankan semua perintah Allah saja tapi juga disiplin menjalani setiap pekerjaan yang akan ia lakukan. Meringankan beban orang yang membutuhkan dengan cara memberikan keterampilan hidup lifeskill termasuk suatu ibadah dan insya Allah mendapat pahala hal ini pun sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi :