Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.5

72 Gambar 3 Konotasi Konotasi yang hendak disampaikan oleh sutradara dalam rangkaian gambar di atas adalah kepedulian sosial dalam masyarakat terutama di dalam hubungan bertetangga, ketika Mbah Satir kesulitan mencari cucunya untuk disuruh mengambil air dan membelikan minyak tanah, beliau mencari ke rumah temannya Sabar tapi justru malah menemukan teman-temannya sang nenek bercerita bahwa sulit mencari cucunya. Kemudian akhirnya meminta bantuan kepada mereka untuk mengambil air dan minyak tanah. kepada Mbah Satir. Datanglah seorang bapak- bapak yang peduli kepada Mbah Satir sekaligus menawarkan jasanya biarlah ia saja yang mengambil air untuknya sekaligus menyuruh anaknya yaitu Rahayu untuk memberikan minyak tanah yang ia miliki. Kepedulian dalam bertetangga memang sangat diperlukan dalam mempererat hubungan antar manusia, banyak sekali dari kita yang mulai kurang bersosialisasi kepada tetangga entah karena malu, menutup diri atau bahkan bersikap acuh, padahal penting sekali membangun hubungan dengan tetangga karena ketika kita mendapat musibah orang yang akan membantu kita pertama kali adalah tetangga. Jadi menanamkan rasa kepedulian dengan tetangga kita akan berdampak positif juga kepada kita. 73 Mitos Dalam keseharian kehidupan budaya masyarakat jawa menekankan ketenteraman batin, keselarasan, keseimbangan, sikap menerima segala peristiwa yang terjadi dan menempatkan diri selaras dengan masyarakat dan Tuhannya di dalam bermasyarakat. Dalam Islam sendiri kita diharuskan menjaga hubungan dalam hal ini peduli terhadap tetangga Allah SWT berfirman Artinya: “Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh .” QS. An Nisa: 36. Allah menyuruh kita berbuat baik kepada ketetangga dekat maupun tetangga jauh agar kita bisa hidup selaras satu sama lain. Sisi kesalehan sosial yang ditimbulkan dari rasa kepedulian dalam adegan ini bisa menginspirasi kita untuk lebih peduli lagi dalam membantu manula, terkadang ada manula yang kesusahan kita masih tidak peduli dengan dia, sebagai manusia yang masih sehat alangkah baiknya kita membantu mereka selain bisa menambah pahala ini pun bisa membuat kita dipandang terhormat dalam masyarakat tempat tinggal.

a. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.6

Tabel di atas merupakan serangkaian adegan yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam rangkaian gambar di atas, sutradara mencoba menampilkan beberapa adegan kesalehan sosial tentang kepedulian bertetangga yang terjadi dalam Film Penjuru 5 Santri. Seluruh adegan berikut ditampilkan mulai dari Nenek Sabar sedang berbincang dengan 74 ketiga sahabat Sabar kemudian bapak Sugeng datang dan menanyakan ada masalah apa Mbah? Sampai kepada adegan Bapak Sugeng membantu untuk memberikan air kepada Mbah Satir Nenek Sabar. Pada gambar 1 tabel 3.6 terlihat percakapan antara nenek Sabar dan ketiga sahabat Sabar kemudian selang beberapa detik terlihat Bapak sugeng datang dan menanyakan kepada Mbah Satir. Berikut dialog pada adegan kepedulian Bapak Sugeng kepada Mbah Satir: Bapak Sugeng : Ono opo toh mbah? Mbah Satir : Ikiloh Pak Sugeng, Sabar gak muleh-muleh Kulo potenen minyak tanah sama air. Bapak Sugeng : Oalah ko tumben bocah kui sampe urung muleh, dah uis sampean tenang wae ntar aku yang isiin ya mbah, tenang ae. Bapak Sugeng : ndo Rahayu ono minyak tanah dirumah Jukuut ae Rahayu : Iyah pak Bapak Sugeng : Mbah tenang ae, mbaija urong uneh yo Mbah Satir : Pak Sugeng ngerepotin Bapak Sugeng : Orak-orak wis tenang ae Mbah Satir : matursuwun njeh Pada gambar 2 tabel 3.6 terlihat Pak Sugeng nampak menahan beban karena membawakan dua drigen air yang akan diisikan ke dalam bak mandi Mbah Satir untuk keperluan Mbah Satir berwudhu dan mandi. Pada gambar 3 tabel 3.6 terlihat Mbah Satir dengan perasaan senang hati menerima sebotol minyak tanah yang diberikan Rahayu kepadanya untuk memenuhi kebutuhan memasak di rumahnya berikut dialognya: Rahayu : Ini mbah... Mbah Satir : Suwun ndo, mbah pulang dulu geh Tiga Sahabat Sabar : Iyah, hati-hati mbah.