Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Kemudian hadirlah suatu film yang menjadikan ajaran kesalehan sosial sebagai tema utama. Yaitu film yang berjudul “Penjuru 5 Santri” suatu film bergenre drama religi yang mengisahkan tentang 5 sekawan yaitu Sabar, Wahyu, Slamet, Sugeng, dan Rahayu. Mereka tinggal di sebuah desa yang masih sangat asri bernama desa Selopamioro, yang letaknya 40 kilometer di selatan Yogyakarta. meskipun 5 sekawan itu tinggal dalam kesederhanaan dan keprihatinan, mereka tetap memiliki semangat yang tinggi untuk mencari ilmu. Selain mengajarkan pentingnya betaqwa kepada Allah SWT film ini juga menghadirkan pentingnya kepedulian terhadap sesama makhluk hidup melalui perilaku kesalehan sosial. Perilaku kesalehan sosial dalam film ini di sampaikan secara menarik, sopan, santun, dan penuh kasih sayang hal ini bisa kita lihat di dalam satu adegan di mana Dzawawi Imron Kiai Landung menyelamatkan Baron Hermanto Orang Gila dari kekerasan dan pelecehan yang dilakukan oleh anak-anak. Film ini tidak bersifat monoton karena film ini memiliki segmentasi yang luas dan bisa dinikmati oleh orang yang beragama selain Islam. Gambaran pesantren dalam film penjuru 5 santri dihadirkan tidak hanya sebagai wadah pendidikan agama, tetapi juga sekaligus menjadi pengaruh bagi masyarakat dan menjadi sarana untuk menjaga kebudayaan-kebudayaan lokal. Cerminan ini menepis persepsi masyarakat tetang dunia pesantren. yakni bahwa pesantren akan bisa menerima siapa saja dengan latarbelakang beragam. Kemudian kiai dalam film ini diperankan langsung oleh seorang kiai asli. Beliau adalah seorang kiai yang berasal dari Sumenep Madura dan mempunyai 5 Pondok Pesantren Budaya Ilmu Giri, selain itu beliau juga dikenal sebagai Sastrawan dan seorang ulama yang dihormati dikalangan masyarakat NU. Film ini juga menampilkan pandangan alam indonesia yang indah dan asri dengan gunung- gunung masih hijau, suasana perkebunan yang tenang, dan sungai-sungai yang masih jernih. Film ini mampu menghadirkan sisi lain masyarakat Indonesia. Dalam film ini sisi gotong royong mampu ditampilkan dengan sangat luar biasa. Berangkat dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan kajian lebih mendalam lagi tentang film “Penjuru 5 Santri” dalam rangka memahami makna kesalehan sosial.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah rangkaian gambar adegan dalam film Penjuru 5 Santri yang berkaitan dengan kesalehan sosial. Oleh karena itu dimulai dari keseluruhan alur cerita yang terkait dengan kesalehan sosial. 2. Rumusan Masalah Untuk memfokuskan penelitian, maka masalah dalam penelitian ini mengacu pada model semiotika yang peneliti gunakan yakni semiotika Roland Barthes, sehingga rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana makna kesalehan sosial dalam film penjuru 5 santri dilihat dari denotasi, konotasi, dan mitos? 2. Apa pesan dominan dalam kerangka kesalehan sosial di film penjuru 5 santri? 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, secara sepesifik tujuan penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan makna kesalehan sosial dalam film penjuru 5 santri dilihat dari denotasi, konotasi, dan mitos. Serta untuk mengetahui pesan dominan dalam kerangka kesalehan sosial di film penjuru 5 santri. 2. Manfaat Penelitian Dari tujuan di atas penulis berkeinginan agar penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan masyarakat umumnya, dan adapun manfaat tersebut antara lain: a. Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi, serta sebagai tambahan referensi pustaka, khususnya penelitian tentang analisis dengan minat pada kajian film dan semiotika. b. Manfaat praktis Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam membawa wawasan bagi para mahasiswa pada khususnya. Juga kepada kalangan teoritis serta praktis umumnya untuk lebih bisa mengartikan makna kesalehan sosial melalui semiotika. Selain itu, 7 peneliti ini juga diharapkan dapat memberikan kosa kata dan istilah yang digunakan dalam film.

D. Metedologi Penelitian

1. Metode Penelitian Sebagai penelitian yang berlandaskan pada paradigma konstruksitivisme maka kecenderungan penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif dapat menunjukan pada penelitian tentang nilai-nilai ajaran agama, khususnya islam, hubungan sosial dan kebudayaan, pendidikan. Beberapa data dapat diukur melalui data densus, tetapi analisisnya adalah analisis data kualitatif. Beberapa peneliti memperoleh data dengan cara interview dan observasi. Teknik-tekniknya menggabungkan secara normal dengan metode kualitatif. 5 Penelitian kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang melandasi perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai katagorisasi tertentu. 6 Dan penelitian ini bersifat kualitatif karena dalam pelaksanaanya lebih dititik beratkan pada pemaknaan teks, dari pada pemjumlahan kategori. Analisis ini tidak digunakan untuk mencari data frekuensi, akan tetapi untuk menganalisis dari data yang tampak, maka 5 Syamsir Salam, Metedologi Penelitian Jakarta: Lembang Penelitian UIN Jakarta dan UIN jakarta Pers, 2006, hal. 30. 6 Burhan Bugin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi Masyarakat Jakarta: Kencana, 2007, hal. 303. 8 analisis ini digunakan untuk memahami fakta dan bukan untuk menjelaskan fakta tersebut. 7 2. Objek, waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah rangkaian gambar film Penjuru 5 Santri. Penelitian ini berlangsung pada bulan Maret 2015 hingga bulan Juni 2015. Dengan menganalisis dari berita-berita dan observasi langsung ke Produksi House Cahaya Alam Film. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode sebagai berikut: Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara menyeluruh dari adegan yang diambil dalam film Penjuru 5 Santri dan isi teks. a. Wawancara Wawancara adalah percakapan antara peneliti yaitu seseorang yang berharap mendapat informasi dan informan yaitu seorang yang diasumsikan mempunyai informasi langsung dari sumbernya. 8 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada Bpk Wimbadi JP, selaku sutradara film “Penjuru 5 Santri”. b. Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu 7 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006, hal. 33-34. 8 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktisi Riset Komunikasi Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007, hal. 116.