Narasi Antar Adegan Utama Dan Pendukung Pada Tabel 3.4
66
Pada gambar ketiga nampak Kiai
Landung sedang duduk sambil
memegang tongkat dan ditemani
santrinya. Pada gambar
keempat terlihat Nenek Sabar dan
Sabar sedang duduk bersama.
Pada gambar kelima terlihat Sabar keluar
dari rumah untuk bersalaman kepada
neneknya sembari membawa kain
sarung.
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
67
Gambar 5 Konotasi
Konotasi yang
ingin disampaikan
oleh sutradara adalah tentang sebuah kepedulian
terhadap seorang anak yang ingin menuntut ilmu tapi ia tidak bisa dikarenakan harus
menggembala kambing dan membantu orang tuanya dalam hal ini yaitu neneknya, melihat
kondisi seperti ini Kiai Landung dengan bijaksananya mau turun langsung berbicara ke
rumah Sabar bertemu dengan neneknya dan memohon agar Sabar dijinkan untuk belajar
mengaji di pesantren. Sikap peduli dan mau turun langsung ini sangat-sangat patut dicontoh
ada kalanya terkadang kita hanya peduli tapi kita susah untuk turun tangan pedulinya hanya
sebatas kepedulian dihati tidak ada tindakan. Kepedulian dalam hal ini terhadap pendidikan
memang sudah banyak orang yang mau peduli, biar bagaimanapun sudah menjadi hak setiap
anak untuk mendapatkan pendidikan apapaun pendidikannya baik dalam ilmu umum maupun
ilmu agama. Kepedulian alangkah baiknya juga disertai dengan tindakan, sekecil apapun
tindakan kita akan berdampak besar dalam perubahan
hidup orang-orang
yang membutuhkannya.
Semakin banyak
kita membangun rasa kepedulian terhadap sesama
maka semakin banyak kita dicintai oleh setiap orang.
68
Mitos Sikap kesalehan sosial dalam hal ini yakni
kepedulian memang sangat dianjurkan agar diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Di
dalam agama islam Rasulullah SAW bersabda :
هيّع ها ىّص يبنلا نع هنع ها يضر سنأ نع يا :لاق مّسو
ّحيام هيخأ ّحي ىّح مكدحأ نمؤ .هسفنل
ىئاس لاو دمحأو ملسمو ىراخبلا اور
Anas ra. berkata, bahwa Nabi saw. bersabda, “Tidaklah termasuk beriman seseorang di
antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai di
rinya sendiri”. H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i.
Berdasarkan hadis di atas Rasulullah saja mengajarkan kepada kita untuk mau peduli
terhadap
sesama. Karena
apa dengan
kepedulian kita bisa dengan baik membangun hubungan sosial antar sesama manusia. Dalam
hal pendidikan terutama, dewasa ini meskipun kita sudah memasuki tahun 2015 masih banyak
ditemukan anak putus sekolah, anak tidak mau sekolah karena lebih baik bekerja, dan berbagai
macam faktor yang menghambat si anak putus sekolah. Sebagai seorang pimpinan Pondok
pesantren Kiai Landung tidak sungkan untuk naik turun lereng melintasi pesawahan hanya
demi berbicara untuk seorang anak yang
memiliki semangat mengaji. “Tidak ada batasan antara hubungan pesantren itu sendiri
dengan masyarakat sekitar. Hubungannya sangat baik dan sinkron sekali ibaratkan
simbiosis muatlisme saling membantu satu sama lain bahkan seorang pemimpin pesantren
sekalipun, jika ada yang kesusahan ataupun ada masyarakat yang ingin mengaji di
pesantren pemimpin turun adil kebawah dan mencari tahu apa sebabnya. Maka dari itu,
inilah yang digambarkan pada film ini Pemimpin yang tidak sombong peduli terhadap
sesama dan ikut membantu
”.
5
5
Wawancara dengan Sutradara dan Penulis Skenario Film Penjuru 5 Santri Plaza Tamini Square pada 8 Juni 2015.