“Analisis Semiotika Film 3 Doa 3 Cinta”
14
menggunakan saluran media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, dalam arti berjumlah banyak, tersebar dimana-
mana, khalayaknya heterogen dan anonim, dan menimpulkan efek tertentu. Film dan televisi memiliki kemiripan, terutama sifatnya yang audio visual,
tetapi dalam propses penyampaianya pada khalayak dan proses produksinya agak sedikit berbeda.
3
2. Film sebagai media dakwah
Secara Etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a, yad’u, da’watan. Yang artinya menyeru, memanggil, mengajak menjamu.
4
Menurut terminologis, mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk kemaslahatan dan
kebahagian mereka didunia dan diakhirat.
5
Dakwah mempunyai bermacam-macam bentuk yaitu: a.
Dakwah bil Hikmah Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara
yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas
kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode
pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.
3
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, hal. 91.
4
Toha Yahya Oemar, Ilmu Dakwah Jakarta: Widjaja, 1983, hal. 1.
5
Toha Yahya Oemar, Ilmu Dakwah, hal. 1.
15
b. Dakwah Mauidzoh Hasanah
Secara bahasa mauidzoh hasanah terdiri dari dua kata yaitu mauidzoh dan hasanah. Kata mauidzoh berasal dari kata wa’adza ya’idzu
wa’dzan yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah mempunyai arti kebaikan. Mauidzoh hasanah atau
nasihat yang baik, maksudnya adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan
dengan bahasa yang baik, dapat diterima, berkenan dihati, menyentuh perasaan, lurus dipikiran, menghindari sikap kasar, dan tidak mencari
atau menyebut kesalahan audience sehingga objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah. Jadi, dakwah bukan propaganda. c.
Dakwah bil mujadalah Mujadalah adalah berdikusi dengan cara yang baik dari cara-cara
berdiskusi yang ada. Mujadalah merupakan cara terakhir yang digunakan untuk berdakwah manakala kedua cara terakhir yang digunakan untuk
orang-orang yang taraf berpikirnya cukup maju, dan kritis seperti ahli kitab yang memang telah memiliki akal ke agamaan dari para utusan
sebelumnya. Oleh karena itu, Al quran juga telah memberikan perhatian khusus kepada ahli kitab, yaitu melarang berdebat dengan mereka kecuali
dengan cara terbaik.
6
6
Samsul Munir, Ilmu Dakwah Jakarta: Amzah, 2009, hal.100.
16
Sebagai media komunikasi massa, film dapat memainkan peran dirinya sebagai saluran meanrik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu
dari dan untuk manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dakwah. Sebagai agama dakwah, Islam harus dapat dihadirkan secara
bersahabat oleh para pemeluknya. Sebab pada giliranya, upaya penyebaran pesan-pesan keagamaan itu harus mampu menawarkan satu alternatif dalam
membangun dinamika masa depan umat, dengan menempuh cara dan strategi yang lentur, kreatif, dan bijak.
7
Maksud dari lentur adalah bahwa pesan dakwah bisa dimasukkan semua materi-materi keislaman, kreatif berarti
menyampaikan semua materi-materi itu dengan inovasi-inovasi terbaru seperti melalui film, kemudian bijaksana disini artinya kita pun harus bijak
memilih mana materi-materi yang pantas untuk disampaikan kepada masyarakat. Dan ini semua sesuai juga dengan metode dakwah bil hikmah
yang menyampaikan pesan-pesan dakwah didorong dari kesadaran diri sendiri tanpa ada unsur-unsur yang mempengaruhi.
Usaha penyampaian pesan-pesan keagamaan Islam lewat media tersebut menitikberatkan pada usaha yang bersifat penerangan dan motivasi.
Tampaknya, kini film telah mampu merebut perhatian masyarakat. Lebih- lebih setelah berkembang teknologi komunikasi massa yang dapat
memberikan konstribusi bagi perkembanganya dunia perfilman. Film dan dakwah adalah semangat dalam menyampaikan pesan-pesan
moral dan etika kehidupan. Jarak antara dua dunia kadang disikapi dua kutub
7
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah, teori, pendekatan, dan aplikasi Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012, hal. 114