BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
Film merupakan suatu karya seni untuk meraih kepuasan, keuntungan dan keintelektualan dalam membangun pesan. Alangkah bijaknya dalam membuat
film, kita tidak boleh asal-asalan memasukan makna-makna tertentu demi meraup suatu keuntungan. Seharusnya dalam membuat suatu film kita tidak lupa
menambahkan nilai-nilai kebaikan di dalamnya. Dalam penelitian dengan menggunakan metode semiotika pada film
Penjuru 5 Santri ditemukan beberapa bentuk makna kesalehan sosial. Adapun makna kesalehan sosial yang disampaikan dalam film Penjuru 5 Santri adalah
sebagai berikut: a. Kesalehan Sosial Dalam Aktivitas Sosial-Politik, b. Kesalehan Sosial Dalam Ilmu dan Budaya, c. Kesalehan Sosial Dalam
Membangun Harmoni Sosial.
1
Tanpa bermaksud untuk mengurangi esensi cerita secara keseluruhan, peneliti akhirnya dapat mengidentifikasi beberapa sceen yang berkaitan dengan
masalah yang di teliti. Tidak dimasukkannya semua sceen dalam film ini, semata- mata agar analisis yang ada, sesuai dengan fokus penelitian. Dari beberapa sceen
tersebut peneliti menemukan makna kesalehan sosial yang ada pada film Penjuru 5 Santri yang direpresentasikan dalam beberapa bentuk berdasarkan referensi
yang telah dituliskan dalam bab II kesalehan sosial.
1
Ali Anwar Yusuf, Implementasi Kesalehan Sosial Dalam Persfektif Sosiologi Dan Alquran, hal. 110-116.
47
48
A. Makna Kesalehan Sosial dalam Aktivitas Sosial-Politik secara denotasi,
konotasi, dan mitos
Kesalehan dalam aktivitas sosial dan berpolitik merupakan perwujudan dari kesalehan dalam berhubungan dengan Allah dan Rasul-Nya.
Aktivitas sosial dan politik diawali oleh eksistensi kita di dalam kehidupan rumah tangga dan bermasyarakat dalam ruang lingkup terkecil-terdekat. Ada
banyak sikap kesalehan sosial yang harus dikembangkan oleh kita.
1. Sceen 1 Bersikap Terbuka
Tabel 3.1
Visualisasi: Denotasi Pada gambar
pertama, berupa gambar suatu
keluarga, seorang ayah, ibu beserta
ketiga anaknya sedang berbicang
dengan seorang laki- laki.
Pada gambar kedua, terlihat seorang laki-
laki paruh baya berpeci dan berkaca
mata sedang melihat ke arah depan.
Gambar 1
49
Gambar 2 Konotasi
Konotasi yang muncul dari rangkaian gambar adegan di atas adalah sebuah perkenalan antara
keluarga santri baru dan pengurus pondok pesantren, pada gambar diatas nampak Gus
Pras dengan baik, ramah tamah, penuh senyum dan bersikap terbuka menerima keluarga yang
hendak
mendaftarkan anaknya
yang berkebutuhan khusus untuk belajar mengaji
dan melukis di dalam pesantren, sekaligus menjelaskan kepada keluarga santri bahwa
untuk menuntut ilmu di dalam pesantren ini sama sekali tidak dipungut biaya. Seperti yang
diungkapkan sutradara film Penjuru 5 Santri
“pesantren-pesantren yang ada di Jawa khususnya pesantren yang ada di Pedesaan.
Pesantren terbuka, tidak ada yang ditutup- tutupin, tidak dipungut biaya apapapun siapa
yang ingin belajar sungguh-sungguh disana diterima dengan baik. Dan adapun biaya untuk
menghidupi santri-santri dan para pengurus pesantren yaitu berasal dari bercocok tanam,
berternak, koperasi, membatik dll. Disinilah saya ingin menunjukan pesantren jawa itu
seperti yang digambarkan pada Film Penjuru 5 Santri
”.
2
Alangkah baiknya kita sebagai manusia mampu bersikap toleran tidak
memandang suatu golongan apapun dalam membantu pendidikan manusia.
2
Wawancara dengan Sutradara dan Penulis Skenario Film Penjuru 5 Santri Plaza Tamini Square pada 8 Juni 2015.
50
Mitos Keterbukaan merupakan sikap yang baik dalam
membangun hubungan sosial antar sesama manusia. Islam mengajarkan kita untuk
bersikap terbuka kepada siapapun tidak memandang dari golongan apapun. Jarang
sekali
ada lembaga
pendidikan agama
khususnya yang
mau menerima
murid berkebutuhan khusus untuk menjadi santrinya,
dan yang lebih utamanya lagi jarang ada lembaga pendidikan agama khususnya yang
sama sekali tidak memungut biaya dalam setiap proses pendidikan
yang berlangsung di
dalamnya. a.
Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.1
Tabel di atas merupakan serangkaian narasi yang saling berkaitan dengan satu sama lain. Dalam rangkaian gambar di atas, sutradara
mencoba menampilkan sisi kesalehan sosial bersifat ketebukaan yang terjadi dalam film Penjuru 5 Santri. seluruh adegan ini ditampilkan mulai
dari Gus Pras menyambut kedatangan keluarga calon santri sampai diterima dan diperkenalkan oleh kiai Landung.
Pada gambar 1 tabel 3.1 terjadi sebuah dialog dimana Gus Pras sedang menerima kedatangan keluarga calon santri yang hendak
mendaftarkan anaknya yang berkebutuhan khusus untuk belajar mengaji dan melukis dan diterima dengan baik oleh Gus Pras. Dilanjutkan suatu
dialog yang menanyakan sebuah pertanyaan dari keluarga calon santri kepada Gus Pras. Berikut dialog antara Gus Pras dan orang tua calon
santri: Orang tua calon santri : Kami ini membawa anak didik,
kami ini ingin supaya bisa belajar mengaji dan melukis di