Pengertian Dakwah Metode Dakwah

Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari fi‟il madhi: yang berarti ajakan, panggilan, seruan, menjamu. 21 Adapun pengertian dakwah menurut terminology, dapat dilihat dalam beberapa pendapat berikut ini: a. Prof. H.M. Toha Yahya Omar Dakwah berasal dari bahasa Arab yang artinya ajakan, seruan, panggilan, undangan. Adapun dakwah di dalam Islam dimaksudkan adalah mengajak dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. 22 b. Letjend. H. Soedirman, dalam bukunya Problematika Dakwah Islam di Indonesia Dakwah adalah usaha untuk merealisasikan ajaran Islam di dala kenyataan hidup sehari-hari baik kehidupan seseorang, maupun kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat, untuk memperoleh keridhoan Allahh SWT. 23 21 Mahmud Yunusamus, Arab-Indonesia Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Penafsiran al- Qur‟an, 1973 h. 127. 22 Hasanudin, Manajemen Dakwah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 h.40. 23 Amrullah Ahmad, dkk, Kurikulum Nasional Fakultas Dakwah IAIN Jkarta: IAIN Jakarta, 1972 h. 13-14. c. Amien Rais Dakwah adalah setiap usaha rekonstruksi masyarakat yang masih mengandung unsur-unsur jahili agar menjadi masyarakat yang Islami. 24 d. H.M.S Nasarudin Latief Dakwah artinya setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari‟ah serta akhlak islamyah. 25 e. Bakhial Khauli Dakwah adalah suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain. 26 f. Mohammad Natsir Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat, konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma‟ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang 24 Amien Rais, Cakrawala Islam Bandung: Mizan, 1996 h.25-26. 25 Rafi‟udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Stratei Dakwah Bandung: Pustaka Setia, 2001 h. 24. 26 Ghazali Darusasalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah Malaysia: Nur Niaga SDN, BHD, 1996 h.5. diperbolehkan akhlak dan bimbingan pengamalannya dalam peri kehidupan bermasyarakat dan peri kehidupan bernegara. 27 Dari beberapa pendapat tentang pengertian dakwah yang telah dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa dakwah adalah merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideology pendapat-pendapat pekerjaan yang tertentu untuk mengajak manusia kepada ajaran Allah SWT menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

3. Metode Dalam Dakwah

Dalam berdakwah ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh seorang da‟i. Metode dakwah yang paling popular adalah metode dakwah yang diterangkan dalam surat an-Nahl ayat 125, yaitu metode dakwah bi al hikmah, mau‟idzoh hasanah dan mujadalah. 1. Bi al-Hikmah Kata al-Hikmah mempunyai banyak pengertian. Pengertian yang dikemukaka para ahli bahasa maupun pakar al- Qur‟an tidak hana menyangkut pemaknaan mashadaq eksistensi-nya, tetapi juga pemaknaan dalam mafhum konsep-nya sehingga pemaknaannya menjadi lebih luas dan bervariasi. Dalam kamus dan beberapa kitab tafsir, kata al-hikmah diartikan; ad‟adl keadilan, al-hilm kesabaran dan ketabahan, an-nubuwwah kenabian, al- „ilm ilmu pengetahuan, al- Qur‟an falsafah, kebijakan, pemikiran atau pendapat yang baik, al- haq kebenaran, meletakkan sesuatu pada tempatnya, kebenaran 27 Mohammad Natsir, Fungsi Da‟wah Islam Dalam Rangka Perjuangan, Jakarta: Media Dakwah, 1979 jilid 1, h.7. sesuatu, dan mengetahui sesuatu yang paling utama dengan ilmu yang paling utama. 28 Penjabaran diatas, sesuai dengan pengertian hikmah yang diuraikan oleh Said bin Ali bin Wahif al-Qathani dalam kitab al- Hikmah wafi al Dakwah Ilallah Ta‟ala, sebagai berikut: 29 a. Menurut Bahasa 1 Adil, ilmu, sabar, kenabian, al-Qur‟an dan Injil. 2 Memperbaiki membuat menjadi baik atau pas dan terhindar dari kerusakan. 3 Ungkapan untuk mengetahui yang utama dengan ilmu yang utama. 4 Obyek kebenaran al-haq yang didapat melalui ilmu dan akal. 5 Pengetahuan atau ma‟rifat, dan seterusnya. b. Menurut Istilah syar‟i 1 Valid tepat dalam perkataan dan perbuatan. 2 Mengetahui yang benar dan mengamalkannya ilmu dan pengalaman 3 Wara‟ dalam Din Allah 4 Meletakkan sesuatu pada temppatnya 5 Menjawab dengan tegas dan tepat, dan seterusnya. Dalam bahasa komunikasi hikmah menyangkut apa yang disebut frame of reference, field of reference dan field of experience, 28 Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif al- Qur‟an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002, h. 163. 29 Said bin Ali bin Wahif al-Qathani, al- Hikmah wafi al Dakwah Ilallah Ta‟ala, penerjemah Masykur Hakim Ibaidillah Jakarta: Gema Insani Press, 1994, h.21-23.