Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Oleh yang demikian dakwah sangatlah diperlukan dan amar makruf nahi munkarlah yang menjadi asas dakwah dalam Islam.
Dakwah islamiyah yang dilakukan Rasulullah SAW telah berhasil membentuk masyarakat islami. Oleh karena itu, perjalanan dakwah menuju
sebuah masyarakat yang ideal, mutlak memerlukan proses dakwah. Hal ini disebabkan karena dakwah akan memberikan landasan filosofis serta
memberikan kerangka dinamika dan perubahan system dalam proses perwujudan masyarakat adil dan makmur.
Dapat diketahui bahwa salah satu unsur yang harus diperhatikan untuk mencapai keberhasilan dakwah adalah bagaimana cara atau metode
yang digunakan oleh seorang da‟i sehingga dakwah itu dapat diterima dengan mudah. Oleh karena itu, seorang da‟i harus memiliki metode tertentu dalam
menyampaikan dakwahnya. Dengan menggunakan metode yang tepat dalam menyampaikan dakwah diharapkan para jamaah dapat langsung merasakan
manfaat dari apa yang disampaikan oleh da‟i.
Dalam al- Qur‟an surat An-Nahl ayat 125 dijelaskan tentang beberapa
metode dakwah:
Artinya: “Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantalah mereka dengan cara lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk.”
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyeru berdakwah kepada jalan yang diridhoi-Nya dengan
cara bi al-Hikmah, al- mau‟idzah, al-hasanah, maupun wa jadilhum bi al-lati
hiya ahsan. Dengan metode dakwah yang baik seharusnya para jamaah dapat
mengerti apa yang disampaikan oleh da‟i sehingga dapat menambah pengetahuan bahkan merubah sikap seseorang dari yang buruk menjadi lebih
baik. Tetapi pada kenyataan tidak semua mad‟u mengerti apa yang disampaikan oleh da‟i. Oleh karena itu, persoalan metode dakwah perlu
mendapat perhatian, dikaji, dan diteliti karena metode dakwah merupakan salah satu unsur yang penting agar tercapainya keberhasilan dakwah,
khususnya dalam pengajian yang diadakan oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI Jakarta yang mayoritas keturunan Tioghoa.
Sebagai agama, Islam masuk dan berkembang di negeri Cina, melalui jalur perdagangan. Begitu pula Islam masuk ke Nusantara. Kedatangan etnis
Tionghoa dan Muslim Tionghoa dari negeri Cina ke Nusantara, tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonomi mereka, bukan tujuan
menyampaikan Islam atau berdakwah. Meski kedatangan etnis Tionghoa
Muslim tidak untuk berdakwah, namun keberadaan mereka punya dampak dalam perkembangan dakwah.
1
Pada dasarnya etnis Tionghoa Indonesia bukan saja beragama Konghucu, Kristen ataupun Budha. Akan tetapi di Indonesia banyak sekali
warga Tionghoa yang memeluk agama Islam dan mendirikan komunitas- komunitas Muslim Tionghoa. Ini berawal pada tahun 1407 dimana awal
ekspansi Cina ke Indonesia, dan pertama kali dibentuk komunitas Cina Musli Hanafi pertama di Indonesia.
2
Komunitas muslim Tionghoa ini mempunyai peran yang sangat besar dalam berdakwah baik kepada etnis Tionghoa sendiri maupun kepada muslim
pribumi. Lembaga-lembaga dakwah Islam dikalangan masyarakat Cina pun sudah banyak yang berdiri saat ini, diantaranya adalah PITI Persatuan Islam
Tionghoa Indonesia suatu ormas gerakan dakwah Islam satu-satunya yang tertua dan tersebar di Indonesia.
3
Bagi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI Jakarta nama besar Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja tidaklah asing lagi. Dakwahnya telah dikenal
oleh kaum etnis Tionghoa yang menjadi mualaf khususnya. Beliau pun banyak diundang diberbagai acara dan tempat untuk menyampaikan
dakwahnya, baik pada hari-hari besar Islam maupun pada majelis-majelis
1
Alfiananda‟s Blog, diakses pada 8 November 2010. http:alfiananda.wordpress.com20100714sejarah-dan-perkembangan-muslim-tionghoa-
indonesia
2
H.J.de Graaf dkk, Citra Muslim di Jawa Abad XV dan XVI Antara Historitas dan Mitos,Jogjakarta: Tiara Wacana, 1997, h.2.
3
www.piti.org, diakses pada tanggal 28 April 2011.
ta‟lim sebagai pengajar. Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI Jakarta adalah salah satu lembaga yang diasuh oleh beliau.
Pengajian rutin Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI Jakarta diadakan di Komplek Ruko Duta Merlin dan di kediaman Ustadz Andrew
Irfan Tanudjaja di Jl. Tegalan III. Jama‟ah dari pengajian ini diantaranya dalah para mualaf-mualaf etnis Tionghoa dari berbagai macam latar belakang.
Perkembangan ini menunjukkan kemajuan dalam berdakwah. Namun, keberhasilan dakwah ini tentunya tidak dapat terlepas dari usaha para
da‟i.
Salah satu yang menarik dari Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja adalah metode dakwah yang digunakan. Tidak seperti da‟i biasanya Ustadz Andrew
Irfan Tanudjaja memberikan ceramahnya melalui dua bahasa yaitu Mandarin- Indonesia, dikarenakan notabennya para mad‟unya yang bernaung di
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI Jakarta adalah para mualaf etnis Tionghoa. Selain itu dalam penyampaian dakwahnya Ustadz Andrew Irfan
Tanudjaja juga menggunakan musik, yaitu melalui grup nasyid yang dimilikinya, dimana anggotanya berasal dari kaum Tionghoa dan ada beberapa
metode dakwah lainnya yang digunakan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja untuk mempermudah dakwahnya.
Atas dasar hal itu pula penulis merasa tergugah untuk mengadakan penelitian terhadap metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. Sehingga
penulis mengambil judul Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam
Tionghoa Indonesia PITI Jakarta.