pengorbanan. Tidak muda h untuk mengerjakannya.” Itulah pesan dari kedua
orang tuanya yang sangat mendalam bagi dirinya. Dengan nasihat tersebut ia selalu berusaha ikhlas dalam berdakwah sebagaimana nasehat kedua orang
tuanya.
3. Latar Belakang Pendidikan
Ada yang menarik dalam penerapan pendidikan yang diterapkan kepada anak-anaknya, kedua orang tua beliau yang notabennya berbeda
agama selalu berusaha menyeimbangkan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Pada saat Sekolah Dasar SD sampai Sekolah
Menengah Pertama SMP ia mengenyam pendidikan di Sekolah Kristen BPK Penabur. Alasan kedua orang tuanya menyekolahkan ia disana karena
pada jamannya sekolah Islam madrasah belum sebaik sekolah-sekolah Kristen. Tetapi karena notabennya ia adalah seorang muslim maka
sepulangnya sekolah, siang hari ia mengikuti sekolah Islam di TPA dekat rumahnya.
Mengijak pada Sekolah Menengah Atas SMA akhirnya Ayahnya memutuskan untuk memindahkannya ke sekolah negeri yaitu di SMAN 68
Jakarta. Akhirnya setelah lulus di Sekolah menengah Atas SMA pada tahun 2000 ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan IKIP yang sekarang berganti nama menjadi Universitas Nergeri Jakarta UNJ dan mengambil jurusan elektronika. Dan
akhirnya lulus sebagai Sarjana Teknik ST di tahun 2005.
Keinginannya untuk memperdalam ilmu agama, didapat dari sang ayah dan juga melalui karya-karya dari Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi,
salah seorang tokoh dakwah yang diidolakannya.
4. Aktifitas dan Kiprah Dakwah
Sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama SMA ia telah aktif dalam organisasi, terutama yang bergerak di bidang kegamaan. Ketika
Sekolah Menengah Atas SMA ia aktif di ROHIS Rohani Islam. Ia pun aktif di Palang Merah dan OSIS Organisasi Intra Sekolah. Setelah
memasuki perkuliahan ia akif sebagai pengurus di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI Jakarta dan di Masjid Lautze sebagai Himpunan Remaja
Kariem Oie. Berbagai organisasi yang ia ikuti telah memberikan pengalaman yang
luar biasa bagi dirinya. Namun ia tidak hanya mengikuti organisasi- organisasi yang bergerak di bidang keagamaan, aktifitas dakwahnya pun
telah dilakukan dengan mendirikan sebuah kelompok nasyid yang beranggotakan para pemuda keturunan Tionghoa yang dinamakan Chinese
Moeslim Lampion. Lampion adalah nama sebuah grup nasyid yang berdiri di Jakarta pada
tanggal 10 November 1997. Ketika itu semua personilnya adalah merupakan anggota remaja Masjid Lautze Pasar Baru, yaitu sebuah organisasi yang
memberikan informasi Islam kepada warga negara Indonesia keturunan Tionghoa secara khusunya dan semua orang pada umumnya, dan mereka
adalah Kelvin Ikhwan, Andrew Fateh, Musthofa Timur, Heri Adz-Dzakiy,