As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik secara lahir maupun bathin.
52
Istilah jamaah mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan konteks kalimat dan kaitannya. Pertama, dikatakan dengan kata “ahlu
sunah” sehingga menjadi ahlu sunnah wal jamaah, yang berarti golongan yang mengikuti sunah dan tradisi Nabi Muhammad SAW serta berada
dalam kumpulan kaum muslim. Kedua, istilah jamaah dikaitkan dengan ijma‟ sebagai sumber hukum. Ijma merupakan hasil kesepakatan jamaah
dalam suatu masalah yang di dalamnya terjadi silang pendapat. Ketiga, istilah jamaah dikaitkan dengan iman atau pemimpin, yang berarti
komunitas kaum muslimin yang dipimpin seorang imam. Istilah jamaah juga berkaitan dengan masalah shalat, terutama
dal am pelaksanaan shalat jum‟at harus mencukupi jumlah 40 orang,
sehingga jika jumlah ini tidak terpenuhi, maka shalatnya tidak sah. Mazhab-mahab lain berpendapat bahwa jika pengertian jamaah telah
terpenuhi – ditinjau dari segi jumlahnya, tiga orang atau lebih, termasuk
imam – maka sholat jum‟at sah. Hal ini disebabkan arti dari istilah jamaah
itu sendiri, yaitu jamak, banyak, atau legih dari tiga orang.
53
Namun yang dimaksud jamaah disini yaitu suatu kumpulan atau sekelompok
orang yang
berkumpul untuk
menyaksikan atau
mendengarkan tausiah tentang ilmu-ilmu agama yang diberikan oleh seorang ustadz.
52
Al- Atsari, “Pengertian Jamaah”.
53
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jemaah Jakarta: Ichtiar Baru: Van Hoeve, 1997 jilid 2, h. 310-311.
3. Mutu Jamaah
Manusia adalah makhluk yang mempunyai dua dimensi; lahir dan batin, fisik dan psikis, jasmani dan rohani. Maka mutu atau kualitas
manusia juga diukur dari dua dimensi, kualitas fisik seperti: cantik, tampan, kuat atau lemah, dan kualitas rohani manusia, seperti: lembut,
kasar, baik, jahat, dan sebagainya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mutu atau kualitas
diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, berkualitas, mempunyai kualitas, bermutu baik.
54
Istilah kualitas berasal dari bahasa ingris quality dan sepadan dengan kata “mutu” dalam bahasa Indonesia, merupakan istilah yang
sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Senada dengan itu, Nurhasan juga berpendapat bahwa mutu dapat diartikan sebagai kualitas, suatu
gambaran yang menjelaskan mengenai baik-buruknya yang dicapai sesuatu atu seseorang dalam melakukan suatu proses.
55
Proses yang dilalui manusia untuk mencapai mutu atau kualitas yang baik dimata Allah SWT tentunya harus dengan keyakinan yang
besar. Dengan demikian berarti bahwa kebutuhan manusia akan agama jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan yang lainnya seperti pangan.
54
Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, cet. 19, h.532.
55
Nurhasan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan Indonesia Jakarta: PT Slindo,1994, Cet. 3, h.5.
Dalam Islam, latihan rohani yang diperlukan manusia, diberikan dalam bentuk ibadah. Semua dalam Islam, baik shalat, puasa, zakat
maupun haji, bertujuan untuk membuat rohani manusia agar tetap ingat dan bahkan merasa senantiasa dekat dengan-Nya serta sebagai cara untuk
meningkatkan kualitas atau mutu kita sebagai makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, mutu seorang muslim dapat dinilai dari
akhlaknya, akhlak yang baik adalah titik tengan antara sesuatu yang berlebihan radikal kanan dan sesuatu yang terlalu kurag radikal kiri.
Dan akhlak yang baik disebabkan oleh kekuatan akal, kesempurnaan hikmah, kekuatan emosi, dan syahwat yang normal, dan ketaatan terhadap
akal dan syariat.
D. Hipotesis
Untuk menentukan kesimpulan dari angka indeks korelasi “r”, dilakukan interpretasi sederhana, jika nilai “r” lebih dari -1 maka dinyatakan
telah terjad hubungan dan apabila nilai “r” kurang dari -1 maka dinyatakan tidak ada hubungan. Dengan demikian dirumuskan dalam hipotesa sebagai
berikut: Ha
: terdapat hubungan antara pengguaan metode dakwah ustad Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI Jakarta. Ho
: tidak terdapat hubungan antara pengguaan metode dakwah ustad Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI Jakarta.