d. Pergerakan repetitif
Pergerakan repetitif pada aktifitas pekerjaan yang sama dapat memperburuk akibat dari postur kerja janggal dan gangguan tenaga. Tendon dan otot dapat
memperbaiki efek peregangan atau penggunaan tenaga jika waktu yang dibagikan cukup dalam penggunaannya. Bagaimanapun jika pergerakan meliputi otot yang
sama sering diulang, tanpa istirahat, kelelahan, dan ketegangan, dapat terakumulasi menghasilkan kerusakan jaringan.
Pekerjaan repetitif dapat menyebabkan nyeri akibat akumulasi sampah metabolisme dalam otot. Otot akan melemah dan spasme, yang biasanya terjadi pada
tanganlengan bawah ketika melakukan pekerjaan repetitif. Dengan demikian pekerjaan yang mengharuskan melakukan kegiatan berulang, gerakan yang kasar dan
kuat termasuk pekerjaan yang berisiko tinggi Kroemer,1989 dalam Bridger, 1995. Aktivitas berulang tarwaka at al, 2004 adalah pekerjaan yang dilakukan
secara terus menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat- angkut dsb. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja
secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi Menurut Sue Hignett dan Mc. Atamney 2000 penggunaan otot berisiko
apabila diindikasikan melakukan gerakan statis lebih dari 1 menit atau gerakan yang dilakukan berulang-ulang sebanyak 4x atau lebih dalam satu menit. Oleh karena itu,
perlu diatur waktu-waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan dalam batas-batas toleransi untuk mencegah
terjadinya kelelahan, penurunan kemampuan fisik dan memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau penyegaran Tarwaka et al, 2004.
e. Karakteristik Objek
Karakteristik objek yang menjadi faktor risiko cidera otot skeletal antara lain: 1
Besar dan bentuk objek Ukuran dan bentuk objek ikut mempengaruhi terjadinya gangguan otot
rangka. Ukuran objek harus cukup kecil agar dapat diletakkan sedekat mungkin dari tubuh. Lebar objek yang besar dapat membebani otot bahu lebih dari 300-
400 mm, pajang lebih dari 350 mm dengan ketinggian lebih dari 450 mm. Sedangkan bentuk objek yang baik harus memiliki pegangan, tidak ada sudut
tajam dan tidak dingin atau panas saat diangkat. Mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandalkan kekuatan jari, karena kemampuan otot jari terbatas
sehingga dapat cidera pada jari Kumar, 2001. 2
Genggaman tangan Kegiatan menggenggam dapat dibagi menjadi dua kategori utama kumar,
2001 yaitu: a.
Power grip : dimana jari dapat menggenggam benda dengan fleksibel dan mengapit dalam telapak tangan.
b. Pinch grip : dimana objek ditahan dengan ujung ibu jari dan satu atau lebih
jari lain, seperti saat menggunakan ujung jari, mencubit, menggenggam kunci, pena dan lain-lain.
2. Faktor Individu