B. Faktor Risiko Musculoskeletal Disorders MSDs
Secara pasti hubungan sebab dan akibat faktor penyebab timbulnya MSDs sulit untuk dijelaskan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya dan dalam
banyak kesempatan MSDs terjadi akibat dari kombinasi dari berbagai faktor tersebut. Adapun faktor risiko yang biasanya muncul memberikan kontribusi
terhadap timbulnya MSDs Kuntodi, 2008 dapat dikategorikan dalam tiga kategori yaitu faktor pekerjaan, faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor pekerjaan
meliputi; postur kerja postur janggal dan postur statis, penggunaan tenaga, pergerakan repetitif dan karakteristik objek. Fakor karakteristik individu terdiri dari;
umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kekuatan fisik dan Indeks Masa Tubuh IMT. Sedangkan faktor lingkungan terdiri dari; vibrasigetaran dan mikroklimat
Bridger, 1995; Bernard Cohen et al, 1997; OSHA Peter Vi, 2000; Kumar 2001.
1. Faktor Pekerjaan
a. Postur Janggal
Postur janggal adalah deviasi dari gerakan tubuh atau anggota gerak yang dilakukan oleh pekerja saat melakukan aktifitas kerja secara berulang-
ulang dan dalam waktu yang relatif lama. Gerakan postur janggal merupakan salah satu faktor risiko terjadinya gangguan, penyakit, atau cedera pada
sistem otot rangka. Gangguan, penyakit, atau cidera pada sistem musculoskeletal
hampir tidak pernah terjadi secara langsung, akan tetapi lebih merupakan suatu akumulasi dari benturan kecil maupun besar secara
terus-menerus dan dalam jangka waktu yang relatif lama Cohen, et al, 1997.
Dalam ukuran jarak atau dimensi pada dasarnya setiap orang memiliki keinginan untuk melakukan kegiatannya dalam postur yang
optimal. Postur tubuh yang tidak stabil tidak alamiah menunjukan bukti yang kuat sebagai faktor yang berkontribusi terhadap MSDs dan
menimbulkan terjadinya gangguan leher, punggung dan bahu Bernard, 1997.
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya
pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dsb. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh,
maka semakin tinggi pula risiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat
kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja Grandjen, 1993; Anis McCnville,1996; Waters Aderson, 1996;
Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, et al, 2004. Postur janggal pada leher Cohen, et al, 1997:
1 Menunduk ke arah depan sehingga sudut yang di bentuk oleh garis
vertikal dengan sumbu ruas tulang leher 20
o
. 2
Tengadah, setiap postur dari leher yang mendongak ke atas atau ekstensi.
3 Miring, setiap gerakan dari leher yang miring, baik ke kanan maupun ke
kiri, tanpa melihat besarnya sudut yang dibentuk oleh garis vetikal dengan sumbu dari ruas tulang leher.
4 Rotasi leher, setiap postur leher yang memutar, baik ke kanan dan atau ke
kiri, tanpa melihat berapa derajat besarnya rotasi yang dilakukan. Postur janggal pada punggung :
1 Membungkuk, postur punggung membungkukkan badan hingga
membentuk sudut 20
o
terhadap vertikal dan berputar. 2
Rotasi badan, berputar twisting adalah adanya rotasi dan torsi pada tulang punggung gerakan, postur, posisi badan yang berputar baik ke
arah kanan, kiri dimana garis vertikal menjadi sumbu tanpa memperhitungkan berapa derajat besarnya rotasi yang dilakukan.
3 Miring, memiringkan badan bending dapat didefinisikan sebagai fleksi
dari tulang punggung, deviasi bidang median badan dari garis vertikal, tanpa memperhitungkan besarnya sudut yang dibentuk, biasanya dalam
arah ke depan atau ke samping. Untuk postur janggal pada kaki adalah bertumpu di atas satu kaki atau
tidak seimbang. Sedangkan postur janggal pada bahu : 1
Aduksi adalah posisi bahu menjahui garis tengah atau vertikal tubuh. 2
Abduksi adalah posisi bahu mendekati garis tengah atau vertikal tubuh. 3
Fleksi adalah posisi bahu diangkat menuju kearah vertikal tubuh, depan dada.
4 Ekstensi adalah posisi bahu menjauhi arah vertikal tubuh, atau lengan
berada di belakang badan. Postur janggal pada lengan:
1 Fleksi adalah posisi lengan bawah diangkat menuju kearah vertikal tubuh,
depan dada. Fleksi penuh pada siku terkuat pada sudut 90
o
. 2
Ekstensi adalah posisi lengan bawah menjauhi arah vertikal tubuh, atau lengan berada dibelakang badan. Ekstensi penuh pada siku adalah
besarnya sudut yang dibentuk oleh sumbu lengan atas dan sumbu lengan bawah 135
o
. Postur janggal pada pergelangan tangan :
1 Deviasi radial adalah postur tangan yang miring ke arah ibu jari.
2 Deviasi ulnar adalah postur tangan yang mering ke arah kelingking.
3 Ekstensi pergelangan tangan adalah posisi tangan yang menekuk ke arah
punggung tangan di ukur dari sudut yang dibentuk oleh lengan bawah dan sumbu tangan sebesar 45
o
. 4
Fleksi pergelangan tangan adalah posisi tangan yang menekuk kearah telapak, diukur dari sudut yang dibentuk oleh lengan bawah dan sumbu
tangan sebesar 45
o
. Perputaran rotasi pergelangan tangan yang berisiko adalah
melakukan perputaran keluar supinasi daripada perputaran ke dalam pronasi.
b. Postur Statis