Postur Statis Penggunaan Tenaga

b. Postur Statis

Postur statis yaitu pada saat persendian tidak bergerak. Hal tersebut tidak hanya membatasi pemasukan nutrisi dan oksigen, tetapi juga membatasi pembuangan metabolisme. Oleh sebab itu, postur statis sangat dianjurkan untuk dihindari Nurmianto, 1998 Postur statis merupakan postur saat kerja fisik dalam posisi yang sama dimana pergerakan yang terjadi sangat minimal. Kondisi ini memberikan peningkatan beban pada otot dan tendon yang menyebabkan kelelahan. Aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen, serta pengangkutan sisa metabolisme pada otot terhalang. Gerakan yang dipertahankan 10 detik dinyatakan sebagai postur statis Cohen at al, 1997. Posisi tubuh dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan kelelahan jika dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. Berdiri misalnya, adalah postur tubuh alami, dan dengan sendirinya tidak menimbulkan bahaya kesehatan tertentu. Namun, bekerja untuk waktu lama dalam posisi berdiri dapat menyebabkan sakit kaki, kelelahan otot umum, dan sakit punggung OSHA, 2002.

c. Penggunaan Tenaga

Pekerjaan membutuhkan penggunaan tenaga untuk menempatkan beban yang tinggi untuk otot, tendon, ligamen, dan sendi. Pekerjaan yang menggunakan tenaga besar dapat membebani otot, tendon, ligamen, dan sendi. Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan cideranya otot skeletal tarwaka et al, 2004. Dalam banyak peristiwa, tenaga akan menjadi paling besar jika sebanyak- banyaknya otot berkontraksi. Sikap tubuh yang bertalian dengan pengerahan tenaga yang paling besar dengan pengerahan tenaga yang paling besar bagi gerakan-gerakan tertentu adalah sebagai berikut Suma’mur, 1989: 1 Rotasi perputaran tangan ke arah dalam paling kuat jika dimulai dengan telapak tangan berada pada keadaan rotasi ke luar secara penuh supsinasi penuh 2 Rotasi tangan ke arah luar paling kuat jika dimulai dengan telapak tangan berada pada keadaan rotasi ke dalam secara penuh rotasi penuh 3 Ekstensi siku perentangan lengan terhadap siku paling kuat jika dimulai pada posisi fleksi penuh 4 Fleksi siku dengan tangan terbuka terkuat pada sudut 90° efek pengungkit 5 Pada pekerjaan mendorong dengan tangan sambil duduk, kekuatan terbesar didapat pada keadaan siku bersudut 150-160° dan dengan pegangan tangan pada jarak kira-kira 66 cm dari daratan sandaran pinggang 6 Sambil duduk, kekuatan mendorong lebih besar dari pada menarik, apabila sandaran pinggang dan injakan kaki disediakan dengan memadai. Kekuatan menarik terbesar didapat dengan lengan pada keadaan ekstensi dan pegangan tangan diantara 18-23 cm di atas dataran duduk 7 Secara ungkitan, tenaga terbesar dalam posisi duduk diperoleh jika pegangan tangan berada pada ketinggian diantara bahu dan siku, sedangkan pada posisi berdiri pegangan harus setinggi bahu. 8 Pada posisi berdiri, kekuatan lebih besar pada menarik ke belakang daripada mendorong ke depan. Gerakan-gerakan ke depan lebih kuat pada kegiatan mendorong daripada kegiatan menarik. 9 Sambil duduk, kekuatan terhadap pedal terbesar didapat pada fleksi lutut 160° dan fleksi sendi kaki 120°. Sikap istirahat terbesar diperoleh dengan fleksi lutut 105-135°. Penggunaan tenaga akan semakin besar, jika gerakan tubuh yang membutuhkan pengerahan tenaga ditambah dengan berat beban objek yang harus diangkat. Menurut ILO, beban maksimum yang diperbolehkan untuk diangkat oleh seseorang adalah 23-25 Kg. Mengangkat beban yang terlalu berat akan mengakibatkan tekanan diskus pada tulang belakang. Selain itu, berat beban juga dapat menyebabkan kelelahan karena dipicu peningkatan tekanan pada diskus intervertebralis Bridger, 1995. Risiko yang berkaitan dengan berat beban perlu memperhatikan durasi dan frekuensi beban yang akan ditangani. Tangan, siku, bahu dan kaki hanya diperbolehkan mengangkat beban kurang dari 4,5 kg. Sedangkan beban yang dijepit pada tangan tidak boleh melebihi 0,9 kg dengan durasi tidak lebih dari 10 detik. Durasi pada kaki tidak boleh dilakukan lebih dari 30 per hari Humantech, 1995.

d. Pergerakan repetitif

Dokumen yang terkait

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

33 205 129

HUBUNGAN ANTARA BEBAN ANGKUT DENGAN TERJADINYA NYERI LUTUT PADA PENAMBANG BELERANG DI PT. CANDI NGRIMBI BANYUWANGI

0 30 22

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan musculosletal disorders pada welder di bagian fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia

2 14 120

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011

0 15 205

HUBUNGAN POSTUR KERJA DAN FAKTOR LAIN TERHADAP KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) PADA SOPIR BUS ANTAR PROVINSI DI BANDAR LAMPUNG

2 18 75

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pengrajin Sepatu di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan Kecamatan Cakung Tahun 2013

2 28 147

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 15 199

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013.

0 0 8

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 1 20

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 0 2