rendah, resiko terjadinya keluhan tiga kali lipat dari yang mempunyai kekuatan tinggi. Sementara itu Betti’e, et al 1990 menentukan bahwa pekerja yang sudah
mempunyai keluhan pinggang mampu melakukan pekerjaan seperti pekerja lainnya yang belum memiliki keluhan pinggang.
e. Masa Kerja
Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai pertama kali pekerja masuk kerja hingga saat penelitian berlangsung. Masa kerja memiliki hubungan
yang kuat dengan keluhan otot dan meningkatkan risiko Musculoskeletal Disorders
MSDs, terutama untuk pekerjaan yang menggunakan kekuatan kerja yang tinggi.
Cohen, et al 1997 menjelaskan bahwa masa kerja memiliki hubungan yang kuat dengan keluhan otot dan meningkatkan risiko MSDs. Penelitian yang
dilakukan oleh Hendra; Rahardjo 2009 Pada 117 Pekerja Panen Kelapa Sawit di PT “X” Sumatra Selatan menunjukan ada hubungan antara masa kerja 4
tahun dan 4 tahun dengan keluhan MSDs OR: 2,755; CI: 1,184-6,412. Demikian juga, penelitian yang dilakukan Soleha 2009 pada operator Cant Plan
PT X menunjukkan adanya hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs.
f. Indeks Masa Tubuh IMT
Walaupun pengaruhnya relatif kecil, berat badan dan massa tubuh merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal. Vessy, et al
1990 menyatakan bahwa wanita yang gemuk mempunyai resiko 2x lipat dibandingkan wanita kurus. Hal ini diperkuat oleh Wrner, et al 1994 yang
menyatakan bahwa bagi pasien yang gemuk obesitas dengan masa tubuh lebih
dari 29 mempunyai resiko 2,5 lebih tinggi dibandingkan dengan yang kurus massa tubuh kurang dari 20 khususnya untuk otot kaki. Temuan lain
menyatakan bahwa pada tubuh yang tinggi umumnya sering menderita keluhansakit punggung, tetapi tubuh tinggi tidak mempunyai pengaruh terhadap
keluhan pada leher , bahu pergelangan tangan. Apabila dicermati, keluhan otot sekletal yang terkait dengan ukuran tubuh
lebih disebabkan oleh kondisi keseimbangan struktur rangka di dalam menerima beban, baik beban berat tubuh maupun beban tambahan lainnya. Sebagai contoh,
tubuh yang tinggi pada umumnya mempunyai bentuk tulang yang langsing sehingga secara biomekanik rentan terhadap beban tekanan dan rentan terhadap
tekukan, oleh karena itu mempunyai risiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya keluhan otot skeletal Tarwaka, et al, 2004.
3. Faktor Lingkungan