Ergonomic Assesment Survey Metode EASY

pengunaan, dan durasi tugas per hari. JSI digunakan hanya untuk gerakan-gerakan berulang pada tubuh bagian atas yaitu siku, lengan bawah, tangan, dan pergelangan tangan.

3. Ergonomic Assesment Survey Metode EASY

Adalah suatu cara yang digunakan untuk menilai besarnya tingkat risiko ergonomi terhadap kegiatan kerja. Metode ini terdiri dari 3 jenis survey yang masing-masing memiliki skor berbeda. Ketiga skor tersebut yaitu; BRIEF 4 skor, Employe survei 1 skor dan Medical survei 2 skor. Hasil akhir dari EASY Method berupa rating yang diperoleh dari penjumlahan skor yang didapatkan dari ketiga survey tersebut maksimal 7 skor. Rating tersebut akan menunjukkan prioritas pengendalian yang perlu dilakukan. Semakin besar skornya, maka pengendaliannya pun semakin besar. a. Employee Survey Bertujuan untuk mengetahui keluhan nyeri pada pekerja yang dialami pada saat melakukan kegiatan. Dalam survey ini dapat diketahui pada tahapan kegiatan dimana yang paling berat berisiko untuk dikerjakan terkait dengan keluhan yang selama ini muncul pada pekerja. Survey ini dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau wawancara dengan pekerja. Hasil dari Employee Survey dapat memperkuat risiko yang didapat pada BRIEF survey, namun belum dapat dijadikan justifikasi bahwa proses kerja yang diamati memang merupakan gejala dapat skor 1 apabila pekerja mempunyai keluhan dan mendapat skor 0 apabila tidak punya keluhan Humantech, 1995. b. Medical Survey Medical Survey didapatkan dari hasil Medical Record kartu sakit, dan data kunjungan pada poliklinik perusahaan atau pelayanan kesehatan yankes lain. Hasil dari Medical Survey berupa data yang berisi hasil foto rontgen, riwayat kesehatan tenaga kerja, dan hasil medical record tahunan. Jika hasil survey ini didapat bahwa pekerja telah mengalami gangguan atau kelainan pada sistem muskulo skeletal akibat pajanan pada pekerjaannya yang menyebabkan pekerja harus beristirahat maka diberi skor 2. jika terjadi gangguan kesehatan secara medis namun tidak sampai kehilangan hari kerja, maka mendapat skor 1, dan jika tidak terjadi gangguan kesehatan secara medis skornya adalah 0.

4. Baseline Risk Identification of Ergonomi Factor BRIEF survey

Dokumen yang terkait

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

33 205 129

HUBUNGAN ANTARA BEBAN ANGKUT DENGAN TERJADINYA NYERI LUTUT PADA PENAMBANG BELERANG DI PT. CANDI NGRIMBI BANYUWANGI

0 30 22

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan musculosletal disorders pada welder di bagian fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia

2 14 120

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011

0 15 205

HUBUNGAN POSTUR KERJA DAN FAKTOR LAIN TERHADAP KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) PADA SOPIR BUS ANTAR PROVINSI DI BANDAR LAMPUNG

2 18 75

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pengrajin Sepatu di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan Kecamatan Cakung Tahun 2013

2 28 147

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 15 199

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013.

0 0 8

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 1 20

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 0 2