Skor sikap asertif siswa setelah menggunakan metode pembelajaran active

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini akan dijabarkan tentang deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan serta keterbatasan penelitan. Selanjutnya akan diuraikan masing-masing aspek sebagai berikut:

A. Deskripsi Data

Sampel yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelas VIII C sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelompok kontrol. Kelas VIII C diberikan perlakuan menggunakan metode pembelajaran active learning , sedangkan kelas VIII A diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Sebelum kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan, terlebih dahulu diberikan pretest skala sikap asertif awal. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kondisi awal sikap asertif kedua sampel sebelum diberikan perlakuan serta untuk menentukan apakah sampel yang diambil memiliki sifat homogen atau tidak. Setelah itu, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda selama proses pembelajaran matematika sebanyak 8 kali pertemuan untuk masing-masing kelompok. Kemudian pada akhir penelitian kedua kelompok tersebut diberikan postest skala sikap asertif akhir dengan soal yang sama. Data mengenai sikap asertif siswa terhadap pembelajaran matematika diperoleh dari hasil skor skala sikap asertif. Skor sikap asertif digambarkan dengan melihat skor tertinggi, skor terendah, rata-rata, standar deviasi, distribusi frekuensi dan grafik histogram dan poligon. Berikut disajikan data mengenai perolehan skor sikap asertif siswa sebelum dan sesudah perlakuan:

1. Skor sikap asertif siswa setelah menggunakan metode pembelajaran active

learning kelompok eksperimen Dari data skor sikap asertif siswa kelompok eksperimen setelah menggunakan metode pembelajaran active learning diperoleh skor tertinggi 170 sedangkan skor terendahnya adalah 108 dengan skor rata-rata X sebesar 134,07 dan simpangan baku 1 S sebesar 15,49 dengan jumlah sampel n sebanyak 42 orang siswa. Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang 47,62 siswa berada di atas skor rata-rata, 7 orang 16,67 siswa berada pada kisaran skor rata-rata dan sisanya sebanyak 15 orang 35,71 siswa berada di bawah skor rata-rata. Penyajian data dalam bentuk distribusí frekuensi skor sikap asertif siswa kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel IV. 1. dan grafik IV. 1. berikut ini: Tabel IV. 1. Distribusi Frekuensi Skor Sikap Asertif Siswa Kelompok Eksperimen Frekuensi No. Interval Batas Bawah Batas Atas Titik tengah i X Absolut Relatif 1. 108–116 107,5 116,5 112 6 14,29 2. 117–125 116,5 125,5 121 9 21,43 3. 126–134 125,5 134,5 130 7 16,67 4. 135–143 134,5 143,5 139 8 19,05 5. 144–152 143,5 152,5 148 6 14,29 6. 153–161 152,5 161,5 157 4 9,52 7. 162–170 161,5 170,5 166 2 4,76 Jumlah 42 100 Grafik IV. 1. Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Sikap Asertif Siswa Kelompok Eksperimen Dari data di atas dapat dibentuk tiga kelompok sikap asertif yaitu: sikap asertif tinggi kelompok siswa yang memiliki sikap asertif tinggi, sikap asertif sedang kelompok siswa yang memiliki sikap asertif sedang cukup, dan sikap asertif rendah kelompok siswa yang memiliki sikap asertif rendah dengan kriteria sebagai berikut: 1. Sikap asertif tinggi : X ≥ X + SD 2. Sikap asertif sedang : X – SD X X – SD 3. Sikap asertif rendah : X ≤ X – SD Dari hasil perhitungan didapatkan kategori sikap asertif siswa kelompok eksperimen setelah pelakuan terlihat pada tabel IV. 2. berikut: Tabel IV. 2. Kategori Sikap Asertif Siswa Kelompok Eksperimen Frekuensi Kategori Sikap Asertif Absolut Prosentase Sikap asertif tinggi 21 50 Sikap asertif sedang 21 50 Sikap asertif rendah Jumlah 42 100 Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa dari 42 orang siswa, terdapat 21 orang 50 siswa termasuk ke dalam kategori sikap asertif sedang atau cukup, terdapat 21 orang 50 siswa termasuk ke dalam kategori sikap asertif tinggi dan tidak ada satupun siswa yang termasuk ke dalam kategori sikap asertif rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat sikap asertif siswa pada kelompok eksperimen setelah perlakuan berimbang antara sikap asertif sedang dengan sikap asertif tinggi.

2. Skor sikap asertif siswa setelah menggunakan metode pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh pendekatan reciprocal teaching terhadap kemampuan berfikir kritis siswa dalam belajar Matematika (studi eksperimen SMP Al-Hasra Depok)

1 6 140

Pengaruh pembelajaran aktif teknik guided note taking terhadap sikap siswa dalam belajar matematika aspek afeksi

0 31 168

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh pembelajaran matematika dengan pendekatan problem centered learning terhadap hasil belajar matematika siswa : quasi eksperimen di SMP Pgri 1 ciputat

1 8 160

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

0 3 252

Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

1 5 238

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN ACTIVE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (PTK Pembelajaran Matem

0 0 16

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

0 0 36

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PEMBELAJARAN ISYA : Studi eksperimen kuasi terhadap siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Insan Baleendah Bandung.

0 0 29