lebih jauh siswa akan memahami aspek materi pelajaran yang bersifat problematik berdasarkan pokok bahasan maupun berdasarkan aspek sosial
nyata. Secara langsung siswa akan belajar memberikan alternatif pemecahannya melalui kesepakatan kelompok.
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan active learning
, terlebih dahulu akan dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Langkah-langkah dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan active learning adalah sebagai berikut: 1.  Guru membuat kelompok belajar yang terdiri dari 6-8 orang siswa.
2.  Guru  memberikan  masing-masing  kelompok  dengan  bangun  ruang  sisi lengkung.
3.  Guru memberikan instruksi bahwa setiap kelompok harus mendiskusikan tentang  unsur-unsur  apa  saja  yang  dimiliki  olehbangunruang  sisi
lengkung, mengetahui dari mana jaring-jaring dari sebuah bangun ruang sisi lengkung berasal, dan mencari rumus luas selimut, luas permukaan,
volume dari masing-masing bangun ruang sisi lengkung. 4.  Diskusi dilakukan dalam waktu 25 menit, kemudian guru meminta salah
seorang  siswa  dari  tiap  kelompok  untuk  maju  kedepan  kelas  dan menjelaskan hasil diskusinya.
5.  Guru  menyimpulkan  dan  menambahkan  hasil  diskusi  yang  telah diperoleh tadi.
6.  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dimengerti.
7.  Guru  memberikan  contoh  soal  dan  meminta  salah  seorang  siswa  untuk mengerjakan contoh soal tersebut di depan kelas.
8.  Guru memberikan latihan kepada siswa agar siswa dapat lebih mengerti dan memahami materi yang baru saja dipelajari
e. Perbedaan  antara  Pendekatan  Active  Learning  dengan
Pembelajaran Konvensional
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran active learning.
23
a.  Konvensional 1.  Berpusat pada guru
2.  Penekanan pada menerima pengetahuan 3.  Kurang menyenangkan
4.  Kurang memberdayakan semua indra dan potensi anak didik 5.  Menggunakan metode pembelajaran yang monoton
6.  Kurang banyak media pembelajaran yang digunakan 7.  Kurang disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada
b.  Pendekatan active learning 1.  Berpusat pada anak didik
2.  Penekanan pada penemuan 3.  Sangat menyenangkan
4.  Memberdayakan semua indra dan potensi anak didik 5.  Menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif
6.  Banyak media pembelajaran yang digunakan 7.  Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
Dari  perbedaan  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  di  dalam  proses pembelajaran
konvensional tampak
adanya kecenderungan
untuk meminimalkan  peran  dan  keterlibatan  siswa.  Guru  lebih  banyak
mendominasi  pembelajaran.  Sedangkan  siswa  lebih  banyak  menunggu  apa yang  akan  diberikan  oleh  guru  daripada  menemukan  sendiri  pengetahuan,
keterampilan serta sikap yang mereka butuhkan.
f. Tolak Ukur Pendekatan Active Learning
Untuk dapat mengukur kadar keaktifan siswa perlu tolak ukur yang jelas. Mc. Keachie menjelaskan tujuh dimensi dalam proses pembelajaran dimana
terdapat kadar variasi active learning, yaitu:
24
23
Http:www.duniaguru.comindex.php?option=com_contenttask=viewid=407itemid=26
24
Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, cet ke- 3, hal. 119.
a.  Partisipasi siswa dalam menentukan tujuan kegiatan pembelajaran. b.  Penekanan pada aspek afektif pada pengajaran.
c.  Partisipasi  siswa dalam  kegiatan pembelajaran terutama  yang berbentuk interaksi antar siswa.
d.  Penerimaan guru terhadap perbuatan dan sumbangan siswa  yang kurang relevan atau salah.
e.  Keeratan hubungan kelas sebagai suatu kelompok. f.  Kesempatan  yang  diberikan  kepada  siswa  untuk  mengambil  keputusan
penting dalam kegiatan sekolah. g.  Jumlah waktu  yang digunakan untuk menangani  masalah pribadi siswa,
baik  yang  berhubungan  ataupun  yang  tidak  berhubungan  dengan pengajaran.
Sejalan dengan pendapat Mc. Keachie di atas Yamamato mengungkapkan bahwa kesadaran dan kesengajaan melibatkan diri siswa dan guru akan dapat
memunculkan berbagai interaksi pembelajaran. Menurut Lindgren dalam proses belajar dan pembelajaran active learning
ada 4 jenis komunikasi atau interaksi pembelajaran, yaitu:
25
a. Interaksi  satu  arah,  dimana  guru  bertindak  sebagai
penyampai pesan dan siswa sebagai penerima pesan.
b. Interaksi dua arah antara siswa dengan guru, dimana guru
memperoleh balikan dari siswa.
c. Interaksi dua arah antara guru dengan siswa, dimana guru
mendapat  balikan  dari  siswa.  Selain  itu,  siswa  saling berinteraksi satu dengan yang lain.
25
Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran..., hal. 119.
G
S2 S1
S3 S4
G
S2 S1
S3 S4
G
S2 S1
S3 S4
d. Interaksi  optimal  antara  guru  dengan  siswa  dan  antara
siswa dengan siswa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tolak ukur dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan active learning memandang
siswa sebagai obyek sekaligus subyek didik serta merupakan sentral dari proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran active learning tidak
hanya menggunakan komunikasi satu arah saja melainkan beberapa arah, yaitu siswa dengan guru, guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
yang lain.
3.  Sikap Asertif a.