BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL
a. Definisi Model Problem Based Learning
Sebelum menjelaskan tentang PBL perlu diketahui dahulu pengertian tentang model pembelajaran. Menurut soekamto, model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar
1
. Sedangkan menurut Arends menyatakan istilah model
pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaks, lingkungan dan sistem pengelolaannya
2
. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang disajikan oleh guru dari awal sampai akhir secara sistematis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Model Problem Based Learning PBL Menurut John Dewey
dalam trianto merupakan interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan
3
. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki,
dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman
1
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovtif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, h. 5
2
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovtif… , h. 6
3
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovtif… , h. 67
10
siswa yang diproleh dari lingkungan akan dijadikan sebagai materi dalam pembelajaran di kelas, sehingga mempermudah mereka
memperoleh pengertian dan tujuan belajarnya. Meminjam pendapat Bruner bahwa pendekatan terhadap belajar didasarkan pada dua
asumsi, pertama ialah perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif, Setiap orang yang belajar berinteraksi dengan
lingkungannya secara aktif. Asumsi kedua bahwa orang mengkontruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi
yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperoleh sebelumnya model alam
4
. Pembelajaran berdasarkan Masalah merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa
belajar tentang subjek dalam konteks yang kompleks, beragam, masalah yang nyata. Bekerja dalam kelompok, siswa mengidentifikasi
apa yang mereka telah ketahui, apa yang perlu diketahui dan bagaiman untuk mengakses informasi baru yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah
5
. Peran guru sebagai fasilitator yang memberikan rancangan proses pembelajaran, misalnya mengajukan
pertanyaan, menyediakan sumber yang sesuai, memimpin dikelas serta merncang penilaian siswa.
Menurut Arends, pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan
permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan
tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri
6
. Esensi Pembelajaran Berdasarkan Masalah merupakan penyuguhan
berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi
4
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar Jakarta: Erlangga, 1996, h. 98
5
Wikipedia, Problem-Based Learning dapat diakses di http:en.wikipedia.orgwikiProblem
‐based_learning
6
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif..., h.68
dan penyelidikan.
7
Problem based learning dirancang dan dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan
berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan
mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom.
8
Seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Bagan Hasil pembelajaran PBL Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa model
Problem Based Learning merupakan bentuk pembelajaran yang
menekankan pada pengalaman belajar agar siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri melalui penyajian masalah yang nyata
sehingga mampu belajar secara mandiri. b.
Ciri-ciri Model Problem Based Learning Ciri utama pembelajaran berbasis masalah meliputi:
1 pengajuan pertanyaan- pertanyaan atau masalah, pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting
dan secara pribadi bermakna bagi siswa.
7
Arends, Learning to teach belajar untuk mangajar, terjemahan Helly Prajitno dan Sri Mulyantini Yogyakarta: Pustaka pelajar . 2008, h. 41
8
Arends, Learning to teach..., h.43
Problem Based
Learning Keterampilan
penyelidikan dan mengatasi masalah
Perilaku dan keterampilan
sosial sesuai peran orang
Keterampilan untuk belajar
secara mandiri
2 memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, meskipun PBL
berpusat pada mata pelajaran tertentu seperti IPA, Matematika, Ilmu-ilmu Sosial, masalah yang akan diselidiki
telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3 penyelidikan autentik, PBL mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
4 Kolaborasi, PBL dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu
dengan yang lainnya, baik berpasangan atau berkelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi secara berkelanjutan
terlibat dalam tugas-tugas yang kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk
mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan berpikir. 5
menghasilkan produk dan memamerkannya, PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya
nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.
9
c. Kelebihan Model Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk mernbantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. PBL
dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuannya. Kelebihan penerapan PBL antara lain melatih
ketrampilan berpikir dan ketrampilan mengatasi masalah, meniru peran orang dewasa dalam menghadapai situasi kehidupan nyata, dan
melatih belajar secara mandiri
10
. 1
Ketrampilan Berpikir dan mengatasi masalah
9
Trianto, Model-model Pembelajaran…., h.69
10
Arends, Learning to teach..., h.43-45
Menurut Arends Berpikir merupakan sebuah representasi secara simbolis melalui bahasa berbagai objek dan kejadian riil
dan menggunakan representasi simbolis itu untuk menemukan prinsip-prinsip esensial objek dan kejadian tersebut. Berpikir
memiliki sifat yang kompleks sehingga tidak dapat diajarkan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang mengajarkan
ide-ide dan ketrampilan yang lebih konkret karena proses untuk memikirkan ide-ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk
memikirkan situasi kehidupn nyata. 2
Meniru peran orang dewasa PBL mendorong siswa untuk observasi dan dialog dengan
pihak lain agar siswa secara gradual mampu melaksanakan peran yang diobservasi ilmuwan, guru, dokter seniman dan
lin-lain. 3
Belajar secara mandiri PBL berusaha membatu siswa untuk menjadi pembelajar
yang independen. Dengan bimbingan guru siswa mengajukan masalah dan mencari sendiri solusi untuk berbagai masalah riil,
kelak siswa belajr untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri. d.
Langkah-langkah Model Problem Based Lerning Menurut Ibrahim dalam Trianto, pembelajaran berdasarkan
masalah terdapat lima tahap utama, meliputi:
Tabel 2.1 Tahap-tahap Problem Based Learning
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat dalam pemecahan
masalah yang dipilihnya Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut Tahap 3
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
Tahap 5 Menganalisa dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
11
Senada dengan Ibrahim, menurut Arends terdapat 5 sintak PBL seperti yang dijekaskan pada tabel berikut
12
:
Tabel 2.2 Sintaksis PBL Fase
Perilaku guru
1 Memberikan orientasi
tentang permasalahannya kepada siswa
Membahas tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai
kebutuhan logistik penting dan
11
Trianto, Model-model Pembelajaran...., h.71
12
Arends, Learning to teach..., h.57
memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah
2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
Membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan
permasalahan 3 Membantu
investigasi mandiri dan kelompok
Mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat,
melaksanakan eksperimen dan mencari penjelasan dan solusi
4 Mengembangkan dan
mempresentasikan artefak dan exhibit
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
artefak-artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video dan model-
model dan membantu mereka untuk menyampaikannya kepada
orang lain 5 Menganalisis
dan mengevaluasi proses
mengatasi masalah Membantu siswa untuk melakukan
refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka
gunakan. Dari dua tahap pembelajaran PBL diatas dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan PBL terdapat lima tahap yaitu sebagai berikut:
1 Mengorientasikan siswa pada masalah yaitu pada awal pelajaran
guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran seperti ketrampilan penyelidikan dan membantu siswa menjadi
pembelajaran yang mandiri, memunculkan fenomena yang ada dilingkungan siswa masalah sebaiknya yang autentik dan
mengandung teka-teki yang memungkinkan siswa untuk bekerja sama, serta mendorongnya untuk melontarkan pertanyaan dan
mencari informasi. 2
Mengorganisasi siswa untuk meneliti yaitu guru membantu siswa mendefinisikan masalah yang dipilih, membentuk kelompok kecil
untuk membangun kerja sama di antara siswa dalam menginvestigasi masalah dan menjelaskan prosedur penyelidikan
harus siswa lakukan. 3
membantu penyelidikan secara individu maupun kelompok yaitu guru membantu siswa mengumpulkan informasi tentang masalah
tersebut dari berbagai sumber misal di perpustakaan maupun laboratorium selama mendukung masalah tersebut, siswa diberi
pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah, siswa
diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan menggunkan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapi serta memberikan
kebebasan kepada siswa dalam mengemukakan ide-ide dan memberikan bantuan yang dibutuhkannya.
4 Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya yaitu guru
membantu siswa dalam membuat hasil karyanya seperti laporan, video atau model yang memperlihatkan situasi yang bermasalah
dan solusi yang diusulkan. 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yaitu guru membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka dan
ketrampilan penyelidikan yang digunakan, membantu mengevaluasi karya siswa dengan melakukan presentasi untuk
didiskusikan antar siswa maupun kelompok untuk memberikan penjelasan tentang ketepatan solusi yang siswa dapatkan
kemudian disimpulkan bersama-sama.
2. Hasil Belajar