2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Secara kodrati manusia terlahir sebagai pembelajar. Rasa keingintahuannya mendorong manusia mengeksplorasi berbagai
pengetahuan. Belajar berasal dari kata ajar yang berarti mencoba trial yaitu kegiatan mencoba sesuatu yang belum atau tidak diketahui
13
. Suatu hal penting dalam kegiatan belajar adalah berubah. Berubah dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil.
Belajar atau yang disebut juga dengan Learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman. Belajar pada manusia merupakan suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, ketrampilan dan sikap
14
. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga mampu bertahan hidup.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Pembelajaran merupakan suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
15
. Namun tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran. Perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran mempunyai cirri-ciri yaitu perubahan yang disadari pembelajar sadar bahwa pengetahuannya ketrampilannya
telah bertambah sehingga lebih percaya diri, perubahan yang bersifat kontinu suatu perubahan yang telah terjadi, menyebabkan perubahan
perlaku yang lain, perubahan yang bersifat fungsional memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan, perubahan yang bersifat positif
13
Idris Shaffat, Optimized Learning Strategy, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009, h. 1
14
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Grasindo, 1999, cet.5, h. 53
15
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, h. 7
perubahan yang diperoleh senantiasa bertambah dari keadaan sebelumnya, perubahan yang bersifat aktif perubahan terjadi dari
aktifitas dan kematangan individu, perubahan yang bersifat permanen perubahan tersebut akan kekal didalam diri individu dan perubahan yang
bertujuan dan terarah semua aktivitas terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu
16
. Pendapat lain dipertegas oleh Cronbach yang dikutip Sumadi
bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya
17
. Gagne menyatakan untuk terjadinya belajar pada diri siswa
diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai
hasil belajar terdahulu. Memori siswa yang terdahulu merupakan komponen kemampuan yang baru dan ditempatkannya bersama-sama.
Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran
18
. Gagne juga dalam bukunya The conditions of Learning
mengemukakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian
rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Sedangkan
menurut Hilgard dan Bower, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan
oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang
19
. Sedangkan menurut James O. Wittaker, belajar dapat
16
Mohamad Surya…, h. 8
17
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada,2005, h.231
18
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif…, h. 12
19
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, cet. 23.h. 84
didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman
20
. Mulyati Arifin mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar
merupakan proses interaksi komunikasi aktif antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan
21
. Dalam proses kegiatan belajar mengajar terdapat kegiatan belajar yang dilakukan siswa dan kegiatan mengajar
yang dilakukan oleh guru. Kegiatan ini tidak berlangsung sendiri, melainkan berlangsung secara bersama-sama pada waktu yang sama
sehingga terjadi adanya interaksi komunikasi aktif antara siswa dengan guru.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu akibat dari interaksi
dengan lingkungannya yang menghasilkan ketrampilan sehingga mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. b.
Hakekat Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu usaha, kemampuan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal dibidang pendidikan.
Kehadiran hasil belajar dalam kehidupan manusia yang berada di sekolah ditingkat dan jenis tertentu. Dalam hasil belajar terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar siswa itu sendiri. Pelaku penilaian terhadap proses dan hasil belajar diantaranya
internal dan eksternal. Penilaian internal merupakan penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran
berlangsung. Sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak melaksanakan proses pembelajaran,
biasanya dilakukan oleh suatu institusi atau lembaga baik di dalam maupun di luar negeri.
22
20
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, cet. 5, h. 104
21
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: UPI, 2000, h.8
22
Mimin Haryati, Model Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press,2007, h.13
Kalau belajar menimbulkan perubahan perilaku, maka hasil belajar merupakan hasil perubahan perilakunya. Oleh karena itu perubahan
perilaku menunjukan perubahan perilaku kejiwaan dan perilaku kejiwaan meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik
23
. Secara eksplisit ketiga domain ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiga ranah
tersebut adalah sebagai berikut: 1
Penilaian Aspek Kognitif Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir
termasuk didalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan evaluasi. Menurut
Benyamin S. Bloom, taksonomi untuk domain kognitif adalah metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih
tinggi dari kegiatan mental yang terdiri dari pengetahuan knowledge yaitu kemampuan untuk menghafal, mengingat atau mengulangi
informasi yang pernah diberikan. Kedua, pemahaman comprehension ialah kemampun untuk menginterpretasi atau
mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri. Ketiga, aplikasi application yaitu kemampun menggunakan informasi, teori
dan aturan pada situasi baru. Keempat, analisis analysis ialah kemampuan menguraikan pemikiran yang kompleks dan mengenai
bagian-bagian serta hubungannya. Kelima, sintesis synthesis merupakan kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna
membentuka pola pemikiran yang baru. Dan keenam, evaluasi evaluation ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
24
Tujuan dari aspek kognitif ini berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana
yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
23
Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar: Domain dan Taksonomi, Jurnal Teknodik, Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Komunikasi Dan Informasi
Pendidikan , dapat diakses di http:www.pustekkom.go.id, h. 158
24
H. Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2007, h. 77
menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut. 2
Penilaian Aspek Psikomotor Ryan dalam Mimin Haryati mengungkapkan bahwa penilaian
hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, pertama melalui pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku
siswa selama proses belajar mengajarpraktek berlangsung. Kedua, setelah proses belajar berlangsung yaitu dengan cara memberikan tes
kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Ketiga, beberapa waktu setelah belajar selesai dan kelak dalam
lingkungan kerjanya. Sedangkan menurut Leighbody, dalam melakukan penilaian hasil belajar ketrampilan sebaiknya mencakup:
pertama, kemampuan siswa dalam menggunakan alat dan sikap kerja. Kedua, kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan
menyusun urutan pekerjaan. Ketiga, kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat, kemampuan
siswa dalam membaca gambar atau simbol. Kelima, keserasian bentuk yang diharapkan atau ukuran yang telah ditentukan.
3 Penilaian Aspek Afektif
Life skills merupakan bagian dari kompetensi lulusan sebagai
hasil proses pembelajaran. Menurut Krathwohl, bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Peringkat ranah
afektif menurut Krathwohl ada lima, yaitu receiving menerima, responding tanggapan, valuing menilai, organization organisasi
dan characterization karakterisasi. Penilain pada aspek afektif dapat
dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner, inventori dan pengamatan atau observasi.
25
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu
26
.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar