Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis ini menggunakan uji t “t” test, untuk menguji hipotesis nihil Ho yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning PBL terhadap hasil belajar kimia siswa. Kriteria hasil kesimpulan uji t adalah sebagai berikut: t hitung t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak t hitung t tabel mka Ho ditolak dan Ha diterima Tabel 4.7 Uji t Hasil Belajar Siswa Skor Pretest Variabel Jumlah sampel t hitung t tabel Kesimpulan data Hasil belajar siswa n 1 = 30 dan n 2 = 30 0,29 2,048 Menerima H dan Menolak Ha Berdasarkan data tabel 4.7 diperoleh hasil perhitungan dari t hitung sebesar 0,29 dengan t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan dfdb = 30+30-2 = 58 adalah sebesar 2,048. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung t tabel 0,29 2,048 sehingga hipotesis nol H diterima dan hipotesis alternatif Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara pretest dari kelas eksperimen dengan pretest dari kelas kontrol. Tabel 4.8 Uji t Hasil Belajar Siswa Skor Posttest Variabel Jumlah sampel t hitung t tabel Kesimpulan data Hasil belajar siswa n 1 = 30 dan n 2 = 30 2,228 2,048 Menolak H dan menerima Ha Berdasarkan data tabel 4.8 diperoleh hasil perhitungan t hitung sebesar 2,228 dengan t tabel pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan dfdb = 30+30-2 = 58 adalah sebesar 2,048. maka dapat disimpulkan bahwa t hitung t tabel 2,228 2,048 sehingga hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima. Dengan demikian, ini dapat menguji kebenaran hipotesis, yaitu model pembelajaran berdasarkan masalah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Hasil perhitungan uji hipotesis data skor posttest disajikan pada lampiran 11 . B. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMANa 3 Tangerang Selatan dan yang menjadi sampel adalah kelas XI-6 dan XI-7. Dengan ketentuan kelas XI-6 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-7 sebagai kelas kontrol. Materi yang digunakan adalah konsep Termokimia, dimana pada kelas eksperimen diterapkan model Problem Based Learning dan pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional dalam hal ini ceramah dan Tanya jawab. Pada pelaksanaanya, sebelum dilakukan perlakuan peneliti terlebih dahulu memberikan pretest dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap konsep Termokimia. Dari data tabel pretest diatas setelah dilakukan perhitungan menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen dan kontrol hampir sama besar. Setelah diberikan pretest dilanjutkan dengan pemberian materi baik pada eksperimen maupun kontrol. Pada pemberian materi, kelas eksperimen menerapkan model PBL dan pada kelas kontrol menerapkan ceramah dan Tanya jawab pada proses pembelajarannya. Diakhir pertemuan setelah pembelajaran materi selesai dilanjutkan dengan uji posttest di kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini untuk mengetahui seberapa besar penguasaan pengetahuan siswa setelah pembelajaran dilakukan. Berdasarkan data hasil belajar posttest siswa setelah dilakukan perhitungan tampak ada perubahan hasil dan pemahaman konsep. Hal ini terlihat dari rata-rata posttest hasil belajar kimia siswa dengan penerapan model PBL sebesar 70,17 dan rata-rata posttest dengan metode konvensional sebesar 63,33. hal ini menunjukan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik dalam memberikan pemahaman konsep siswa daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik dengan menggunakan uji “t”. dalam pengujian tersebut diperoleh t hitung = 2,228 , sedangkan nilai t tabel = 2,048 sehingga dapat disimpulkan t hitung t tabel , maka dengan ini Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep termokima. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kelas yang tinggi. Tingginya hasil belajar siswa disebabkan adanya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Dengan diberikannya kesempatan ini siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya. Model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran kimia salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based Learning PBL. Berdasarkan kutipan Trianto terdapat lima tahap proses pembelajaran didalam PBL yaitu mengorientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1 . Tahap pertama dalam pembelajaran ini adalah mengorientasikan siswa pada masalah. Siswa diberikan masalah yang kemudian dicari pemecahannya, siswa dituntut sistematis dalam penyelesaian masalah, mengklasifikasikan komponen-komponen pendukung diketahui dan masalah yang akan 1 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, h. 71-72 dipecahkan ditanyakan ke dalam bagian tersendiri serta mengemukakan konsep atau teori yang dibutuhkan dalam penyelesaiannya. Tahap kedua, mengorganisasikan siswa untuk belajar, dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan masing-masing kelompok mendapatkan satu masalah untuk dicari penyelesaiannya dengan melakukan diskusi. Tahap selanjutnya adalah membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, dimana setiap kelompok mendiskusikan masalah yang telah diberikan oleh guru tersebut dengan melakukan penyelidikan, mengelompokkan data pendukung, mencari konsep atau teori pendukung data dari berbagai sumber baik dari buku pelajaran, perpustakaan maupun internet kemudian mencari jawaban dari masalah tersebut. Tahap keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dimana setiap kelompok membuat laporan dan mempresentasikan hasil penyelidikan yang telah mereka lakukan didepan kelas dan diadakan tanya jawab dengan bimbingan guru. Tahap terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru memberikan evaluasi dan kesimpulan dari hasil penyelidikan dan diskusi kelompok. Didalam diskusi ini setiap kelompok mempresentasikan hasil temuannya dan disimpulkan bersama-sama . Dengan diajukannya masalah, siswa dituntut untuk belajar aktif baik didalam maupun diluar kelas. Pembelajaran diluar kelas dilakukan dengan belajar mandiri. Belajar mandiri yang dimaksud adalah secara aktif siswa mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku bacaan di perpustakaan atau internet yang berkaitan dengan masalah yang diberikan. Salah satu keberhasilan pembelajaran ini karena tersedianya fasilitas yang lengkap di sekolah tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning PBL didalam pembelajaran kelas mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa khususnya pada konsep termokimia.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Tes hasil belajar pada kelas eksperimen diperoleh skor mean posttest 70,17 dan pada kelas kontrol skor mean skor posttest 63,33 . Dari hasil tersebut membuktikan bahwa skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil perhitungan hipotesis posttest dengan melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 yaitu didapat hasil t hitung t tabel yaitu 2,228 2,048. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa uji hipotesis menolak hipotesis nol Ho dan menerima hipotesis alternatif Ha. Dan hasil perhitungan ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diajukan saran-saran agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada para guru khususnya bidang studi kimia dapat menerapkan pembelajaran yang mengikutsertakan keaktifan siswa, dalam hal ini model Pembelajaran Problem Based Learning PBL dapat dijadikan alternatif dari berbagai model pembelajaran yang ada. 2. Penguasaan kelas oleh guru pada saat membimbing diskusi sangat diperlukan untuk memotivasi kemampuan komunikasi antar siswa, sehingga pertanyaan dan jawaban siswa akan lebih berkembang. 60