Instrumen UNHCR dalam Memberikan Perlindungan terhadap

48 b. Protokol Tambahan tentang Status Pengungsi Tahun 1967 Selain Konvensi 1951 mengenai Status Pengungsi terdapat Protokol Tambahan tentang Status Pengungsi Tahun 1967 yang menjadi instrumen dasar UNHCR dalam menjaga hak-hak pengungsi. Protokol Tambahan tentang Status Pengungsi Tahun 1967 tersebut berisikan tentang adanya perluasan pengertian pengungsi, serta aplikasi dari adanya Konvensi 1951. Perluasan pengertian dan aplikasi tersebut dengan menghapuskan batasan geografis dan waktu yang menjadi bagian dari Konvensi 1951. 96 Sebagaimana tercantum dalam Protokol 1967 Pasal 1 A ayat 3 yaitu 97 : “Protokol ini akan dilaksanakan oleh Negara-negara Pihak pada Protokol ini tanpa suatu batasan geografis” Protokol tahun 1967 merupakan independent instrumen yang artinya negara boleh ikut serta pada Protokol tanpa harus menjadi peserta pada konvensi 1951. 98 Bersamaan dengan Konvensi Pengungsi tahun 1951 dan Protokol Tambahan tahun 1967, keduanya mencakup tiga subjek utama dan status pengungsi yaitu, pertama, pengertian dasar mengenai pengungsi dan status pengungsi. Kedua, status pengungsi yang sah secara hukum di negara suaka. Ketiga, hak-hak dan kewajiban pengungsi, termasuk hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap pemulangan secara paksa refoulement. Dalam konvensi dan protokol tambahan tersebut tercantum juga bahwa 96 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Konvensi 1951, 4. 97 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Konvensi 1951, 59. 98 Romsan, Pengantar Hukum Pengungsi Internasional, 89. 49 agar Negara bekerjasama dengan UNHCR dalam melaksanakan fungsinya, serta memfasilitasi tugas supervisi dalam menerapkan Konvensi. 99 Konvensi 1951 mengenai pengungsi dan Protokol 1967 dibuat dengan menetapkan konsep UNHCR. Dengan demikian, Konvensi 1951 dan Protokol 1967 menjadi perangkat hukum internasional dalam perlindungan pengungsi. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya pasal yang yang menjelaskan hubungan antara UNHCR dengan Pemerintah yang terdapat dalam Konvensi 1951 Pasal 35. Pasal tersebut menjelaskan bahwa agar negara-negara perserta untuk bekerjasama dengan UNHCR dalam setiap masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan Konvensi itu sendiri, maupun dalam bidang hukum, peraturan atau keputusan-keputusanyang dibuat suatu negara yang mungkin berdampak pada pengungsi. 100 Sebagai tanggung jawab UNHCR kepada Konvensi 1951 dan Protokol 1967 maka UNHCR memiliki peran untuk melindungi Konvensi 1951 dan Protokol 1967. 101

B. Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan UNHCR terkait Masalah Pengungsi

UNHCR sebagai organisasi internasional yang secara langsung menangani pengungsi di seluruh dunia berusaha memastikan setiap orang dapat menggunakan hak untuk mencari suaka dan menemukan tempat perlindungan yang aman di Negara lain. Tujuan utamanya untuk melindungi hak-hak dan kesejahteraan para pengungsi. 99 Jastram and Marilyn Achiron, Refugee Protection, 10. 100 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Menlindungi Pengungsi, 17. 101 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Konvensi dan Protokol, 4. 50 UNHCR terus melaksanakan tujuannya tersebut melalui kegiatan-kegiatan yang ditunjukan kepada pengungsi dalam melindungi hak-hak pengungsi secara langsung. Untuk itu, UNHCR dalam melindungi pengungsi melalui tugas-tugasnya mencakup berbagai aktivitas perlindungan yang diberikan kepada pengungsi, baik di lapangan maupun di markas besar UNHCR. Tugas-tugas tersebut sebagaimana tercantum dalam UNHCR’s Protection mandat yaitu: 102 menjamin pemberian suaka, menganggarkan kebutuhan dan memonitor perlakuan terhadap pengungsi dan pencari suaka bersama dengan negara tuan rumah dengan menjamin keamanan fisik pengungsi, mengidentifikasi kelompok-kelompok pengungusi yang rentan dengan cara memastikan kebutuhan-kebutuhan pengungsi terhadap perlindungan- perlindungan tertentu dan memprioritaskan bantuan dengan jalan memastikan kesejahteraannya, mendukung sejumlah negara-negara untuk menetapkan sistem registrasi dan dokumentasi. Kegiatan-kegiatan UNHCR dalam melindungi pengungsi yang berkaitan dengan masalah pengungsi antara lain, memberikan bantuan langsung, dan memberikan solusi berkelanjutan durable solutions. Berikut adalah keterangan secara singkat kegiatan-kegiatan yang dilakukan UNHCR dalam melindungi hak-hak pengungsi.

1. Bantuan langsung Assistance

102 .Lihat. UNHCR’s Protection mandate dalam http:.unhcr.2001mandate.pdf 51. 51 Bantuan perlindungan dan bantuan bahan-bahan merupakan dua hal yang saling berkaitan, sehingga dalam melakukan kegiatannya UNHCR lebih dapat memberikan bantuan langsung yang efektif. Bantuan langsung tersebut seperti kebutuhan papan, pangan, air, senitasi dan perawatan kesehatan. Oleh karena itu, UNHCR dalam kegiatannya mengkoordinasikan penyediaan dan pemberian bantuan- bantuan tersebut dengan cara mengelola kamp-kamp individu atau sistem kamp, dan merancang proyek-proyek khusus untuk kelompok rentan seperti perempuan, anak- anak dan orang lanjut usia yang merupakan 80 persen dari populasi pengungsi. 103 Bentuk bantuan langsung dalam permasalahan pemukiman antara lain dilaksanakan dengan memberikan tempat perlindungan darurat, memperbaiki tempat perlindungan di bawah standar, membantu pemukiman yang terancam dari aksi krminalitas, membantu pemukiman bersama, dan bantuan siap siaga untuk pengungsi. 104 Sedangkan bentuk bantuan langsung dalam permasalahan kesehatan dilaksanakan dengan berupaya untuk mengendalikan epidemi, memberikan dukungan untuk mengakses pelayanan kesehatan primer, memberikan akses ke perawatan kesehatan rujukan untuk pengiriman dan intervensi menyelamatkan nyawa dan rujukan ke layanan rehabilitasi. 105 103 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Menlindungi Pengungsi, 21. 104 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR,” Lebanon: RRP5 Update – Shelter” UNHCR, November 2013 : 1. 105 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, “Lebanon: RRP5 Update – Public Health” UNHCR, November 2013: 1. 52 Bantuan penting lainnya yang disediakan UNHCR adalah termasuk bantuan pendaftaran pencari suaka untuk menjadi pengungsi, pendidikan dan konseling. Selain itu, bantuan UNHCR juga meluas ke orang-orang yang kembali ke rumah, dengan cara UNHCR mengatur transportasi melalui udara, laut dan darat dan memberikan berbagai paket bantuan. UNHCR juga terlibat dalam integrasi atau reintegrasi program lokal, termasuk proyek-proyek yang menghasilkan pendapatan, pemulihan infrastruktur dan bantuan lainnya. 106

2. Solusi Berkelanjutan Durable Solutions

Selain berupa bantuan langsung, UNHCR juga melaksanakan kegiatannaya dengan memberikan solusi berkelanjutan yang disebut durabel solution.Terdapat tiga pilihan solusi berkelanjutan yang ditawarkan oleh UNHCR yaitu, Repatriasi Sukarela Voluntary Repatriation, Integrasi Lokal Local Integration, dan Pemukiman Kembalike negara ketiga Resettlement. a. Repatriasi Sukarela Voluntary Repatriation Repatriasi Sukarela Voluntary Repatriation, merupakan solusi jangka panjang yang paling baik bagi mayoritas pengungsi. Mayoritas pengungsi memilih untuk kembali ke negara asal setelah keadaan di negara asal telah stabil. Oleh kerena itu, UNHCR mendukung repatriasi sukarela sebagai solusi yang terbaik bagi 106 United Natio ns High Commissioner for Refugees UNHCR, “What We Do, Help to The Uprooted and Statess,” [database on-line]; tersedia di http:www.unhcr.orgpages49c3646cbf.html internet: diakses pada 09 Oktober 2014.

Dokumen yang terkait

Kewenangan United Nation High Commisioner For Refugees (Unhcr) Dalam Perlindungan Pengungsi Konflik Suriah Di Wilayah Turki

7 112 91

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

2 27 134

PERANAN INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR MIGRATION (IOM) DAN HUBUNGANNYA DENGAN UNITED NATION HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MENANGANI IMIGRAN DAN PENGUNGSI DI INDONESIA

3 17 20

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

1 24 134

PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 4 12

PERANAN UNHCR ( United Nation High Commission for Refugees) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA PENGUNGSI KORBAN KONFLIK SURIAH YANG BERADA DI NEGARA TRANSIT HONGARIA.

0 3 9

SKRIPSI PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

2 9 12

PENDAHULUAN PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 2 17

PENUTUP PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 6 12

PERLINDUNGAN HUKUM PENGUNGSI VIETNAM DI PULAU GALANG KEPULAUAN RIAU PADA TAHUN 1979-1996 OLEH UNHCR (UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES) DITINJAU DARI KONVENSI WINA 1951 DAN UNDANG-UNDANG N.

0 0 1