Pengungsi Suriah di Lebanon tahun 2011-2013

33 35.448, wilayah Bekka yang terdaftar 274.835 dan yang belum terdaftar 5.275, wilayah Lebanon Selatan yang terdaftar 103.451 dan yang belum terdaftar 1.703. 61 Pada awal kedatangannya, masyarakat Lebanon menerima dengan senang hati kedatangan pengungsi Suriah. Namun karena konflik dalam negeri Suriah yang berkepanjangan berdampak kepada terjadinya ketegangan sosial antara masyarakat Lebanon dengan pengungsi Suriah. 62 Ketegangan sosial yang diakibatkan oleh tingginya jumlah pengungsi Suriah yang masuk ke Lebanon yang mencapai 858.242 jiwa 63 sedangkan jumlah penduduk Lebanon 4,965,914 jiwa 64 berdampak kepada munculnya permasalahan-permasalahan seperti persaingan pekerjaan dan peningkatan kemiskinan. 65 Permasalahan persaingan pekerjaan ditandai dengan masuknya pekerja Suriah yang merupakan sebagian besar pekerja tidak terampil dengan pendidikan rendah mengancam pekerja Lebanon, terutama dalam pembangunan, pertanian dan pada tingkat lebih rendah pada sektor jasa. Dengan masuknya pengungsi Suriah kepada sektor pekerjaan masyarakat Lebanon, maka pengungsi Suriah telah menjadikan 61 United Nations High Commissioner for Refugess UNHCR, “Syria Refugee Response Lebanon: Places of Origin of Syrian,” 1. 62 Midgley and Johan Eldebo , “Advocacy Report, Under Pressure, the impact of the Syrian refugee crisis on host communities in Lebanon ,” World Vision Lebanon, July 2013: 16. 63 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Syria Regional Response, 2013 Final Report, Geneva: UNHCR, 2013: 1. 64 Head of Statistics Department “Statistical Bulletin,” [database on-line]; tersedia di http:www.moph.gov.lbStatisticsDocumentsStatisticalBulletin2012.pdf internet: diakses pada 19 Februari 2015. 65 Sawsan Masri And Illina Srour “Assessment of the Impact of Syrian Refugees in Lebanon and Their Employment Profile 2013.” ILO Regional Office for Arab States Beirut: ILO, 2014, 36. 34 adanya penurunan upah dan kesempatan kerja yang terbatas bagi warga negara Lebanon. 66 Dengan turunnya upah dan kesempatan kerja yang terbatas menimbulkan tingginya angka kemiskinan bagi masyarakat Lebanon. Kemiskinan telah meningkat menjadi 53 persen di Utara, 42 persen di Selatan dan 30 persen di Beqaa, dibandingkan dengan tingkat kemiskinan nasional dari 28 persen. 67 Kondisi kesenjangan sosial tersebut diperburuk karena adanya kecemburuan sosial yang diakibatkan karena bantuan-bantuan dari lembaga internasional yang diberikan secara gratis kepada pengungsi Suriah seperti pemukiman dan pelayanan kesehatan. Hal demikian menjadikan permasalahan bagi pengungsi Suriah dan penduduk Lebanon yang diakibatkan oleh kepadatan penduduk di wilayah Lebanon dan persaingan akses pelayanan kesehatan. 68

C. Permasalahan yang dihadapi Pengungsi Suriah di Lebanon

Konflik yang terjadi di Suriah sejak tahun 2011 menjadikan sumber daya bagi pengungsi maupun masyarakat Lebanon berkurang, seperti air, listrik makanan dan akses kesehatan menjadi ancaman bagi pemerintah Lebanon dan penduduk Lebanon. Permasalahan dalam negeri tersebut diakibatkan oleh meningkatannya jumlah pengungsi Suriah menuju Lebanon sehingga terjadi kepadatan penduduk di wilayah- 66 Sawsan Masri And Illina Srour “Assessment of the Impact of Syrian Refugees in Lebanon and Their Employment, 36. 67 68 World Vision Lebanon, “Advocacy Report Under Preasure,” 6. 35 wilayah Lebanon. Hal demikian berdampak kepada hubungan antara penduduk Lebanon dan pengungsi Suriah terjadi ketegangan sosial. Kepadatan penduduk di Lebanon tersebut karena Pemerintah Lebanon mengeluarkan kebijakan untuk tidak mendirikan kamp resmi, dengan tidak adanya kamp resmi tersebut memiliki efek negatif secara langsung kepada pengungsi Suriah. Pengungsi Suriah, yang datang ke Lebanon secara legal atau ilegal, menetap bersama keluarga angkat, di sekolah, di masjid-masjid, dan beberapa dari mereka menyewa tempat, berkemah di tempat-tempat umum atau di gedung-gedung. 69

1. Masalah Tempat Tinggal

Tujuan utama masyarakat Suriah meninggalkan negara asalnya adalah untuk mencari perlindungan di negara tetangga. Tempat tinggal menjadi kebutuhan utama para pengungsi dalam mendapatkan perlindungan. Hal tersebut karena ketika seorang pengungsi meninggalkan negara asalnya atau tempat tinggal sebelumnya, mereka meninggalkan sebagian besar hidup, rumah, kepemilikan dan keluarganya sehingga membutuhkan tempat tinggal sementara. Konflik yang berkepanjangan di Suriah menjadikan masyarakat Suriah di Lebanon menetap semakin lama, bahkan sebagian besar masyarakat Suriah yang berada di kota-kota menyewa akomodasi, tinggal di toko-toko kosong atau menyewa ruang diatas tanah milik masyarakat Lebanon. Semakin banyaknya masyarakat Suriah 69 Björn Zimprich, “Syrian Refugees in Lebanon, The Heavy Burden of the Open Borders Policy ,” [database on-line]; tersedia di http:en.qantara.decontentsyrian-refugees-in-lebanon-the- heavy-burden-of-the-open-borders-policy internet : diakses pada 12 Februari 2015. 36 yang menyewa tempat tinggal berdampak kepada terjadi peningkatan harga sewa di Lebanon yang menjadikan pengungsi harus membayar harga sewa lebih tinggi, dan berdampak pula kepada terjadinya kepadatan penduduk di kota-kota Lebanon. 70 Sedangkan di wilayah-wilayah perbatasan Lebanon dengan Suriah, sebagian besar pengungsi tinggal bersama keluarga angkat pengungsi yang berada di Lebanon, di rumah-rumah pribadi atau di gedung-gedung sekolah, sebagaimana yang terjadi di Wadi Khaled atau di Lembah Bekaa. Presentase pengungsi yang tinggal bersama keluarga angkat Lebanon mencapai 80 persen sedangkan 20 persen yang tidak memilikinya sehingga tinggal di sekolah atau shelters dan bangunan kosong di Wadi Khaled. Hal demikian, menjadikan Lebanon penuh sesak, yang berdampak kepada terjadinya kepadatan penduduk di Lebanon. 71 Kepadatan penduduk yang terjadi di wilayah-wilayah Lebanon tersebut menjadikan sulitnya tempat tinggal bagi pengungsi suriah. Selain itu, kondisi tempat penampungan yang tidak mendukung, mempersulit kondisi pengungsi, khususnya di musim dingin membuat para pengungsi kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Hal demikian berdampak kepada kurangannya pangan dan kebutuhan dasar lainnya untuk menunjang kehidupan pengungsi di kamp-kamp penampungan.

2. Masalah Kesehatan

70 W orld Vision Lebanon, “Advocacy Report Under Preasure,” 14. 71 Sam Van Vliet and Guita Hourani, “Refugees of The Arab Spring: The Syrian Refugees in Lebanon” The American University In Cairo, Paper April 2011-April 2012 No. 2 August 2012: 29. 37 Selain masalah tempat tinggal, masalah kesehatan merupakan tantangan terbesar yang dihadapi oleh pengungsi Suriah di Lebanon. Hal tersebut dikarenakan masuknya pengungsi Suriah menjadikan adanya peningkatan permintaan pelayanan kesehatan, sedangkan rumah sakit di Lebanon mengalami kekurangan tenaga kesehatan spesialis dan perawat yang dihadapi dengan peningkatan penyakit menular serta munculnya penyakit baru leishmaniasis, dan peningkatan resiko epindemi seperti penyakit yang terbawa air, campak, dan tuberkulosis. 72 Kondisi kesehatan pengungsi yang kurang baik terjadi karena padatannya penduduk di Lebanon mengakibatkan kurangannya air dan infrastruktur senitasi air sehingga menimbulkan resiko terhadap peningkatan infeksi penyakit. Oleh karena itu, penularan penyakit tersebar di penduduk Lebanon dan pengungsi Suriah, hal demikian menjadikan peningkatan permintaan untuk layanan kesehatan meningkat juga secara signifikan. 73 Sebagaimana diungkapkan oleh Wakil Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization WHO di Suriah Elizabeth Hoff mengatakan, “penyakit yang ditularkan melalui air sedang meningkat di tengah para pengungsi Suriah. Tifoid infeksi yang disebabkan oleh bakteri salmonella hepatitis A, dan penyakit lain 72 United N ations, “Lebanon: Economic and Social Impact Assessment of the Syrian Conflict” September 2013: 66. 73 United Nations, “Lebanon: Economic and Social Impact Assessment of the Syrian Conflict” September 2013: 66.

Dokumen yang terkait

Kewenangan United Nation High Commisioner For Refugees (Unhcr) Dalam Perlindungan Pengungsi Konflik Suriah Di Wilayah Turki

7 112 91

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

2 27 134

PERANAN INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR MIGRATION (IOM) DAN HUBUNGANNYA DENGAN UNITED NATION HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MENANGANI IMIGRAN DAN PENGUNGSI DI INDONESIA

3 17 20

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

1 24 134

PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 4 12

PERANAN UNHCR ( United Nation High Commission for Refugees) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA PENGUNGSI KORBAN KONFLIK SURIAH YANG BERADA DI NEGARA TRANSIT HONGARIA.

0 3 9

SKRIPSI PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

2 9 12

PENDAHULUAN PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 2 17

PENUTUP PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 6 12

PERLINDUNGAN HUKUM PENGUNGSI VIETNAM DI PULAU GALANG KEPULAUAN RIAU PADA TAHUN 1979-1996 OLEH UNHCR (UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES) DITINJAU DARI KONVENSI WINA 1951 DAN UNDANG-UNDANG N.

0 0 1