55
menandatangani konvensi 1951 tentang status pengungsi dan protokol 1967 dan menegaskan bahwa bukan sebagai Negara penerima suaka.
112
Sehingga hal tersebut menyulitkan mekanisme penanganan pengungsi oleh UNHCR.
Akan tetapi, walaupun Lebanon belum menandatangani konvensi 1951 tentang status pengungsi dan protokol 1967, UNHCR tetap menjalankan kegiatannya
karena terikat oleh mandat UNHCR untuk melindungi hak-hak pengungsi di seluruh dunia. Maka untuk memaksimalkan kegiatannya UNHCR menjalin kerjasama dengan
pemerintah dan lembaga kemanusiaan lainnya, seperti : International Medical Corps IMC; Caritas Lebanon Migrant Center CLMC Lebanese Popular Association for
Popular Action AMEL Globe Med Lebanon. Danish Refugee Council DRC;
Islamic Relief IR; Secours Islamique France; Makhzoumi Foundation; UN-
HABITAT, dan Save the Children UK.
113
112
Björn Zimprich, Syrian Refugees in Lebanon, The Heavy Burden of the Open Borders Policy,
113
United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, “What We Do, Help to The Uprooted and Statess,
” [database on-line]; tersedia di http:www.unhcr.orgpages49c3646cbf.html internet: diakses pada 12 Februari 2014.
56
BAB IV PENANGANAN PENGUNGSI SURIAH DI LEBANON OLEH UNHCR
TAHUN 2011-2013
Bab ini menjelaskan mengenai penanganan pengungsi Suriah di Lebanon oleh UNHCR pada tahun 2011-2013. Pada bagian awal bab ini menjelaskan mengenai
penanganan pengungsi oleh UNHCR melalui upaya UNHCR sebagai inisiator, fasilitator dan determinator. Bab ini dianalisa menggunakan konsep yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu konsep organiasasi internasional, konsep pengungsi dan konsep kemanan manusia human security.
A. Upaya UNHCR dalam Menangani Pengungsi Suriah di Lebanon
Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai penanganan pengungsi Suriah oleh UNHCR di Lebanon melalui konsep organisasi internasional. Sebagaimna dijelaskan
dalam bab I, bahwa dalam menjelaskan organisasi internasional akan menampilkan sejumlah peranannya sebagai inisiator, fasilitator, dan mediator.
114
Dalam kasus pengungsi Suriah, penanganan pengungsi tersebut mencakup upaya UNHCR sebagai
inisiator, fasilitator, dan UNHCR sebagai determinator. Ketiga peran ini dijelaskan di kerangka pemikiran dalam konteks UNHCR.
114
Situmorang dalam Andre Pariera, ed. Perubahan Global dan Perkembangan Studi Hubungan Internasional.
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999.. hal 135. Dalam Banyu Perwita dan Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, hal.95.
57
1. UNHCR sebagai Inisiator
Inisiator mengacu pada upaya organisasi internasional untuk mengajukan suatu masalah kepada masyarakat internasional agar mendapatkan solusi.
Sebagaimana permasalahan pengungsi Suriah di Lebanon menjadi perhatian UNHCR dikarenakan arus pengungsi Suriah semakin meningkat. Sehingga mendorong
UNHCR untuk mengangkat kasus pengungsi Suriah di Lebanon menjadi salah satu agenda yang harus dibahas dan dicari penyelesaiannya oleh masyarakat internasional.
Dalam penanganan pengungsi, UNHCR berperan sebagai inisiator setelah UNHCR melihat bahwa permasalahan kemanusiaan terhadap pengungsi semakin
kompleks sehingga
UNHCR sebagai
organisasi internasional
membawa permasalahan pengungsi kepada masyarakat internasional melalui Konferensi Donor
yang diadakan di Kuwait pada tahun 2013. Dalam konferensi tersebut UNHCR memberikan informasi mengenai keadaan pengungsi yang membutuhkan bantuan
masyarakat internasional.
115
Konferensi donor yang dilaksanakan di Kuwait berhasil mendapatkan dana kemanusiaan untuk mebantu pengungsi Suriah. Negara-negara yang bersedia
memberikan dana bantuannya antara lain; Kuwait, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi
115
Anne Allmeling, “Pengungsi Suriah Membutuhkan Bantuan segera,” Deutsche Welle, 30 Januari 2013, [berita on-Line]; tersedia di www.dw.depengungsi-suriah-membutuhkan-bantuan-
segeraa-16559867 internet; diakses pada 23 Desember 2014.
58
300 juta dolar, Amerika Serikat 155 juta dolar, Bahrain 25 juta dolar, Jerman 13 juta dolar dan Negara Uni Eropa 270 juta dolar.
116
Upaya yang dilakukan UNHCR untuk membawa permasalahan pengungsi kepada forum internasional sesuai dengan fungsi organisasi internasional menurut
Harold K. Jackobson yaitu fungsi informasi yang merupakankegiatan pengumpulan data, analisa data, pertukaran data, dan desiminasi data dan informasi. Untuk
menjalankan fungsi ini, organisasi internasional dapat menggunakan staffnya atau menyediakan suatu forum dimana konstituennya dapat melakukan kegiatan-kegiatan
tersebut.
117
2. UNHCR sebagai Fasilitator
UNHCR sebagai fasilitator merupakan upaya organisasi internasional untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dalam menangani suatu masalah.
Sebagaimana dalam kasus pengungsi Suriah bahwa permasalahan pengungsi merupakan isu kemanusiaan yang bersifat multidimensional. Hal ini karena
permasalahan tempat tinggal dan permasalahan kesehatan pengungsi tidak hanya menyangkut permasalahan bagi setiap individu personal yang melarikan diri akibat
ancaman dari konflik internal. Permasalahan pengungsi juga menyangkut permasalahan kelompok, etnis, dan masyarakat community yang pergi
116
VOA Indonesia, Donor Internasional Janjikan 1,5 Milyar Dolar bagi Suriah, 31 Januari 2013 [berita on-Line]; tersedia di m.voaindonesia.comadonor-internasional-janjikan-1-5-milyar-
dolar-bagi-suriah1594215.html internet; diakses pada13 Februari 2015.
117
Harold K. Jackobson, Network or Interdependence, 89-90
59
meninggalkan negaranya. Secara langsung masalah pengungsi merupakan masalah setiap individu yang terkena dampak konflik, namun banyak isu kemanusiaan yang
muncul sebagai akibat dari permasalahan pengungsi, yaitu permasalahan tempat tinggal dan kesehatan yang merupakan kebutuhan pokok pengungsi.
Sebagaimana dijelaskan pada bab I dan II, bahwa kedatangan pengungsi Suriah di Lebanon telah menjadikan adanya krisis kemanusiaan. Kondisi tersebut
karena pengungsi Suriah tidak memiliki makanan, tempat tinggal dan kebutuhan dasar lainnya yang tidak mencukupi menjadikan keamanannya terancam. Seperti
yang dalam kerangka pemikiran, dalam konsep keamanan manusia human security dijelaskan bahwa Keamanan manusia dapat dikatakan sebagai keamanan dari
ancaman kronis seperti kelaparan, penyakit dan represi.
118
Upaya UNHCR sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan bantuan langsung assistance untuk memenuhi kehidupan pengungsi sesuai dengan fungsi
organisasi internasional yang dijelaskan oleh Harold K. Jackobson, yaitu sebagai fungsi pengawasan dan pelaksanaan peraturan dimana dalam hal ini organisasi
internasional menetapkan menetapkan langkah-langkah penanganan terhadap suatu permasalahan dan fungsi operasional yang meliputi penggunaan sumber daya
organisasi.
119
118
United Nations Development Programme UNDP, Human Development, 23.
119
Harold K. Jackobson, Network or Interdependence, 89-90