Latar Belakang Upaya United Nations High Commissioner For Refugees (UNHCR) dalam menangani pengungsi Suriah di Lebanon Tahun 2011-2013
4
membantu pengungsi Suriah, Lebanon membuat kebijakan dengan membuka perbatasannya dan memberikan bantuan-bantuan kepada pengungsi secara langsung.
Bantuan langsung yang diberikan masyarakat Lebanon ditunjukan dengan memberikan tempat tinggal bersama dengan kerabat atau teman, menyewakan toko-
toko kosong atau bangunan kosong dan membuat tenda di tanah milik masyarakat Lebanon. Begitu juga masyarakat Lebanon telah menunjukkan kebaikannya kepada
pengungsi Suriah, dengan cara berbagi sumber daya utama seperti air, listrik, dan menerima hak-hak pendatang baru untuk mengakses pelayanan kesehatan dan tempat
tinggal.
7
Namun konflik yang terjadi di Suriah selama tiga tahun mengakibatkan peningkatan arus pengungsi menuju Lebanon. Hal ini terlihat sejak tahun 2011
berjumlah 3.798 jiwa kemudian pada tahun 2012 berjumlah 525.061
8
dan pada tahun 2013 berjumlah 2.352426 jiwa.
9
Peningkatan arus pengungsi tersebut telah menimbulkan permasalahan bagi Lebanon seperti permasalahan sosial antara
pengungsi Suriah dengan masyarakat Lebanon yang diakibatkan oleh masalah tempat tinggal dan masalah kesehatan.
10
7
World Vision Lebanon, “Advocacy Report Under Preasure,” 5.
8
United Nations High Commissioner for R efugees UNHCR, “Stories from Syrian Refugees,
Discovering the
human faces
of a
tragedy ” [database on-line] tersedia di
http:data.unhcr.orgsyrianrefugeessyria.phpinternet; diakses pada 10 Februari 2014.
9
United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Syria Regional Response, 2013 Final Report,
Geneva: UNHCR, 2013: 1.
10
United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Syria Regional Response, 2013 Final Report,
8.
5
Permasalahan tempat tinggal dan kesehatan menjadi permasalahan sosial bagi penduduk Lebanon dengan pengungsi Suriah, dipicu oleh padatnya wilayah Lebanon
oleh pengungsi Suriah. Kepadatan penduduk di wilayah Lebanon karena Pemerintah Lebanon memilih untuk tidak membangun kamp-kamp untuk pengungsi Suriah. Hal
tersebut diakibatkan karena kamp untuk pengungsi sebelumnya yaitu kamp pengungsi Palestina telah berkembang menjadi negara dalam negara, sehingga
mengancam keamanan dalam negeri.
11
Sebagaimana yang terjadi pada tahun 1960an terjadi gerakan pengungsi Palestina yang dimulai dari kamp-kamp pengungsian
Palestina.
12
Walaupun demikian, kehadiran pengungsi Suriah di wilayah Lebanon menjadikan Lebanon tetap menerima pengungsi Suriah, dan berperan aktif dalam
memfasilitasi, dan berkoordinasi dengan United Nations High Commissioner for Refugge
UNHCR, hal demikian karena Lebanon terikat oleh prinsip non refoulment
13
dan deklarasi hak asasi manusia beserta Memorandum of Understanding MoU dengan UNHCR terkait penanganan pengungsi.
14
Oleh karena itu, dalam menghadapi tingginya arus pengungsi menuju wilayah Lebanon maka pemerintah Lebanon melalui Kementrian Sosial, Kementrian Luar
11
Björn Zimprich, “Syrian Refugees in Lebanon, The Heavy Burden of the Open Borders
Policy ,” [database on-line]; tersedia di http:en.qantara.decontentsyrian-refugees-in-lebanon-the-
heavy-burden-of-the-open-borders-policy internet : diakses pada 12 Februari 2015.
12
Rosemary Sayigh, Palestinians: from Peasants to Revolutionaries. London:Zed Press, 1979 .116
13
Prinsip non refoulment merupakan larangan pemulangan atau pengembalian pengungsi ke tempatNegara asalnya, yang merupakan dasar dari perlindungan internasional terhadap pengungsi.
14
The Assessment Capacities Project ACAPS, Legal Ststus of Individuals Fleeing Syria,” Syria Needs Analysis Project
June 2013:5.
6
Negeri dan Kementrian Keamanan Lebanon untuk berkoordinasi dan bekerjasama dengan UNHCR dalam melindungi para pengungsi Suriah.
15
Kerjasama antara pemerintah Lebanon dengan UNHCR dilakukan karena UNHCR merupakan unit dari PBB yang menangani secara khusus masalah
pengungsi. UNHCR juga merupakan organisasi internasional yang memiliki mandat khusus dalam menangani masalah-masalah pengungsi. Mandat khusus tersebut
dilakukan dengan mencarikan solusi berkelanjutan berupa repatriation pemulangan pengungsi ke negara asalnya, integration integrasi di negara pemberi suaka, dan
resettlement pemukiman kembali ke negara ketiga. Selain mencarikan solusi
berkelanjutan UNHCR juga bertugas menyediakan bantuan jangka pendek yang bersifat material.
16
Berdasarkan paparan di atas maka penelitian ini menarik untuk dianalisa karena berkaitan dengan penanganan masalah kemanusian oleh UNHCR sebagai
organisasi internasional yang menangani pengungsi secara global. Untuk itu dalam penelitian ini akan membahas mengenai upaya UNHCR dalam menangani pengungsi
Suriah di Lebanon, dengan fokus penelitian pada permasalahan tempat tinggal dan permasalahan kesehatan pengungsi. Sedangkan periode penelitian dibatasi mulai
15
United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR “country operations profile – Lebanon,” [database on-line]; tersedia di http:www.unhcr.orgpages49e486676.html internet: diakses
pada 15 Agustus 14.
16
Putri K.T.M, Peranan UNHCR dalam menangani Krisis Pengungsi Bhutan di Nepal pada tahun 2000-2004
Depok:Fisip UI 2008. 8.
7
tahun 2011-2013 dengan alasan bahwa pada tahun tersebut adalah awal terjadinya konflik dan peningkatan pengungsi Suriah ke Lebanon.