25
BAB II KONFLIK SURIAH DAN PERMASALAHAN PENGUNGSI SURIAH DI
LEBANON
Bab ini menjelaskan mengenai konflik Suriah dan permasalahan- permasalahan pengungsi Suriah di Lebanon. Bagian ini akan dimulai dengan
pembahasan mengenai konflik Suriah dan arus pengungsi Suriah, Pengungsi Suriah di Lebanon, permasalahan yang dihadapi pengungsi Suriah di Lebanon, dan respon
pemerintah Lebanon terhadap pengungsi Suriah. Keterkaitan bab ini dengan kerangka pemikiran dalam penelitiaan ini dilihat dari dampak krisis Suriah yang
mengakibatkan meningkatnya arus pengungsi menuju Lebanon sehingga menjadi permasalahan kemanan manusia human security yang membutuhkan penanganan
dari organisasi internasional.
A. Konflik Suriah dan Arus Pengungsi Suriah
Pada tahun 2011 Suriah mengalami konflik internal akibat dampak Arab Spring
di wilayah Timur Tengah. Sama halnya dengan negara Timur Tengah lainnya yang terkena dampak Musim Semi Arab Arab Spring, konflik Suriah juga diawali
dengan aksi demonstrasi masyarakat Suriah. Gerakan demonstrasi masyarakat Suriah dimulai dari
tuntutan masyarakat Suriah di kota Dera’a yang menuntut pembebasan anak-anak sekolah yang ditangkap polisi Suriah.
43
43
Trias Kuncahyono, Musim Semi di Suriah, Anak-Anak Penyulut Revolusi, Jakarta: Gramedia, 2013, 114.
26
Penangkapan anak-anak sekolah tersebut karena mereka menulis slogan revolusi yang diteriakan rakyat di Tunisia, Mesir dan Libya yang bertuliskan Assahab
yoreed eskaat el nizam yang artinya rakyat ingin menumbangkan rezim. Grafiti yang
ditulis oleh anak-anak tersebut dianggap oleh pemerintah sebagai aksi provokasi kepada masyarakat sehingga pemerintah melalui Mukhabarat,
44
memerintahkan agar anak-anak tersebut ditangkap. Anak-anak tersebut ditangkap dan disiksa dengan
berlebihan sehingga membuat para orang tua dan pimpinan kabilah sangat marah kepada rezim.
45
Demonstrasi yang dilakukan di Suriah berkembang menjadi demonstrasi publik yang bertujuan untuk perubahan pemerintahan. Tuntutan masyarakat Suriah
tersebut diakibatkan karena perekonomian Suriah mengalami penurunan dan kecewa terhadap pemerintahan Assad yang telah lama memerintah Suriah.
46
Namun tuntutan- tuntutan masyarakat Suriah melalui gerakan demonstrasi dihalangi oleh pihak
keamanan, dengan cara penembakan terhadap para demonstran yang mengakibatkan jatuhnya korban tewas dari masyarakat Suriah. Penembakan terhadap para
demonstran tersebut menjadikan masyarakat Suriah semakin marah terhadap rezim Assad sehingga mengakibatkan bentrokan antara demonstran dengan pemerintah.
47
44
Mukhabarat merupakan salah satu dinas intelejen atau keamanan yang mengontrol,
mengawasi penduduk dan bertugas mempertahankan rezim.
45
Kuncahyono, Musim Semi di Suriah, 114-115.
46
Wardoyo, “Anatomi Penyelesaian”, 185.
47
Kuncahyono, Musim Semi di Suriah, 123-130.
27
Berkembangnya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat Suriah dalam menurunkan kepemimpinan Presiden Bashar Al-Assad, menjadikan
masyarakat Suriah bergabung dalam beberapa kelompok oposisi. Terdapat empat kelompok oposisi yaitu:
48
Syrian National Council SNC,
49
Free Syrian Army FSA,
50
National Coordinator Bereu NCB,
51
dan gerakan-gerakan akar rumput yang sifatnya lokal.
52
Terbentuknya kelompok-kelompok oposisi menjadikan adanya dua kelompok yang saling bertentangan. Dua kelompok tersebut yaitu pihak oposisi yang ingin
menjatuhklan kekuasaan Presiden Bashar al Assad dan pihak pemerintah yang mempertahankan kekuasaan Presiden Bashar al Assad. Dengan adanya kedua
kelompok yang saling bertentangan tersebut menjadikan konflik dalam negeri menjadi konflik berkepanjangan di Suriah dan mengakibatkan ratusan ribu
masyarakat Suriah pergi meninggalkan wilayahnya untuk mengungsi di wilayah- wilayah yang aman.
48
Wardoyo, “Anatomi Penyelesaian”, 186.
49
Syrian National Council SNC didirikan oleh tokoh-tokoh anti rezim di pengasingan dan
berbasis di Istambul. SNC terdiri dari berbagai faksi yaitu dari Ikhwanul Muslimin, National Bloc, Local Coordinating Committe
dan beberapa kelompok minoritas termasuk beberapa faksi kecil dari kelompok Kurdi.
50
Free Syrian Army FSA merupakan struktur oposisi utama bersenjata yang beroperasi di
Suriah yang aktif selama perang saudara di Suriah. Tentara Pembebasan Suriah FSA terdiri dari para personel angkatan bersenjata Suriah yang memberontak. FSA didominasi oleh kelompok menengah
kebawah Sunni, mereka yang terlibat dalam Ikhwanul Muslimin dan beberapa kelompok radikal Islam.
51
National Coordinator Bureu NCB berisis kelompok-kelompok nasionalis, kiri, dan
beberapa faksi kelompok Kurdi. Kelompok ini berbasis di Suriah dan kelompok ini dipandang oleh Bashar al Assad sebagai wakil dari pihak oposisi untuk diajak bernegosiasi.
52
Gerakan-gerakan akar rumput yang sifatnya lokal gerakan ini mencakup hampir seluruh wilayah Suriah, kelompok ini dikoordinatori oleh Revolutionary Council dan dalam tingkatan nasional
masuk kedalam Syrian Revolution General Commission SRGC.
28
Pada awalnya masyarakat Suriah hanya pergi dari desa ke desa untuk mencari perlindungan namun situasi dalam negeri yang tidak menentu menjadikan masyarakat
Suriah pergi meninggalkan negaranya untuk mendapatkan perlindungan di negara- negara tetangga.
53
Oleh karena itu, kekerasan dan konflik dalam negeri menjadikan warga Suriah sebagai pengungsi dalam negeri. Konflik dalam negeri menjadikan
masyarakat Suriah kehilangan anggota keluarga, hancurnya rumah-rumah dan hilangnya pekerjaan. Menurut UNHCR jumlah pengungsi dalam negeri Internal
Displacement Persons IDPs di Suriah dari 2.016.500 jiwa pada tahun 2012
meningkat menjadi 6.520.800 jiwa pada akhir tahun 2013.
54
Peningkatan jumlah pengungsi dalam negeri Internal Displacement Persons IDPs
tersebut berdampak kepada negara-negara tetangga Suriah. Menurut laporan UNHCR bahwa per tanggal 31 Desember 2013 jumlah pengungsi Suriah yang
menuju negara-negara tetangga mencapai 2.352.426 jiwa, tersebar di Turki 352.242 jiwa, Lebanon 858.641 jiwa, Iraq 212.181 jiwa, Yordania 576. 354 jiwa dan Mesir
131.707 jiwa. lihat gambar II.1.
55
53
Lisa Schlein, “UNHCR: Konflik Suriah, Krisis Darurat Kemanusiaan Terbesar Saat Ini,”Voa indonesia.com Kamis, 30 Oktober 2014 [Berita On-line]; tersedia di
http:www.voaindonesia.comcontentunhcr-krisi-suriah-darurat-kemanusiaan-terbesar-saat-ini- 2432852.html internet; diakses pada 23 September 2014.
54
United Nations High Commissioner for Refugess UNHCR, “Time Series – Internally displaced
person in
Syri an
Arab Republic,”
[database on-line];
tersedia di
http:popstats.unhcr.orgPSQ_TMS.aspx?SYR=2001EYR=2013POPT=IDDOGN=NDPOPT= N internet; diakses pada 23 September 2014.
55
United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Syria Regional Response, 2013 Final Report,
Geneva: UNHCR, 2013, 1.