Bantuan langsung Assistance Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan UNHCR terkait Masalah Pengungsi

53 pengungsi dengan syarat keadaan telah aman dan kemungkinan repatriasi sangat besar. Dalam menjalankan repatriasi sukarela UNHCR menyediakan transportasi dan paket pemula yang terdiri dari bantuan uang, proyek binakarya, dan bantuan praktis seperti peralatan tani dan benih. UNHCR juga bekerja sama dengan mitra Lembaga Suadaya Masyarakat LSM dalam menjalankan repatriasi sukarela dengan menyalurkan bantuan pembangunan kembali rumah-rumah penduduk maupun infrstruktur umum seperti gedung sekolah, klinik, jalan, jembatan dan sumur. 107 b. Integrasi Lokal Local Integration Integrasi Lokal Local Integration merupakan upaya pengungsi dalam mencari rumah di negara suaka dan mengintegrasikan pengungsi ke dalam masyarakat setempat. Hal ini merupakan solusi berkelanjutan yang dilakukan UNHCR untuk menghindari penderitaan pengungsi dan kesempatan untuk memulai hidup baru. Integrasi Lokal merupakan proses bertahap yang terdiri dimensi hukum, ekonomi, sosial dan budaya untuk menyatukan perberbedaan antara pengungsi dan masyarakat penerima. 108 Tujuan integrasi di negara pemberi suaka adalah untuk membantu pengungsi agar menjadi mandiri di negara suaka. Integrasi lokal tersebut 107 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, Menlindungi Pengungsi, 22. 108 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, “What We Do, Help to The Uprooted and Statess, ” [database on-line]; tersedia di http:www.unhcr.orgpages49c3646cbf.html internet: diakses pada 09 Oktober 2014. 54 dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan memberikan pelatihan melalui sekolah-sekolah keterampilan atau pekerjaan berdagang. 109 c. Pemukiman Kembali Resettlement Pemukiman Kembali Resettlement merupakan salah satu solusi UNHCR dalam mengupayakan pemukiman ke negara ketiga. Hal itu dilakukan karena dalam situasi konflik, pengungsi tidak mungkin untuk kembali pulang atau tetap di negara tuan rumah. Tugas utama UNHCR dalam pemukiman kembali adalah mengadakan perjanjian dengan pemerintah negara penerima untuk menyediakan pemukiman yang cocok dan layak bagi pengungsi. UNHCR juga mendorong pemerintah negara penerima pengungsi untuk melonggarkan kriteria penerimaan pengungsi dan menetapkan prosedur keimigrasian khusus bagi para pengungsi. 110 Berkaitan dengan UNHCR di Lebanon, UNHCR di Lebanon telah ada sejak tahun 1964, pada saat itu UNHCR berfokus pada pengungsi Palestina untuk membantu ribuan pengungsi palestina untuk membangun kembali kehidupan pengungsi. 111 Walaupun, Lebanon telah menerima pengungsi sejak datangnya pengungsi Palestina pada tahun 1948 tapi sampai saat ini Lebanon belum 109 Daniko Bautista, Struktur Badan PBB urusan Pengungsi UNHCR Beserta Mandatnya, Jakarta, tanpa tahun.Dalam buku Achmad Romsan, Pengantar Hukum Pengungsi Internasional : Hukum Internasional dan Prinsip-Prinsip Perlindungan Internasional, Bandung : Sainc Offset, 2003, 167. 110 Daniko Bautista, Struktur Badan PBB urusan Pengungsi UNHCR Beserta Mandatnya, 168. 111 UN System Lebanon , “Office of the United Nations High Commissioner for Refugees,” [database on-line]; tersedia dihttp:www.un.org.lbSubpage.aspx?pageid=49internet; diakses pada 06 Januari 2015. 55 menandatangani konvensi 1951 tentang status pengungsi dan protokol 1967 dan menegaskan bahwa bukan sebagai Negara penerima suaka. 112 Sehingga hal tersebut menyulitkan mekanisme penanganan pengungsi oleh UNHCR. Akan tetapi, walaupun Lebanon belum menandatangani konvensi 1951 tentang status pengungsi dan protokol 1967, UNHCR tetap menjalankan kegiatannya karena terikat oleh mandat UNHCR untuk melindungi hak-hak pengungsi di seluruh dunia. Maka untuk memaksimalkan kegiatannya UNHCR menjalin kerjasama dengan pemerintah dan lembaga kemanusiaan lainnya, seperti : International Medical Corps IMC; Caritas Lebanon Migrant Center CLMC Lebanese Popular Association for Popular Action AMEL Globe Med Lebanon. Danish Refugee Council DRC; Islamic Relief IR; Secours Islamique France; Makhzoumi Foundation; UN- HABITAT, dan Save the Children UK. 113 112 Björn Zimprich, Syrian Refugees in Lebanon, The Heavy Burden of the Open Borders Policy, 113 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, “What We Do, Help to The Uprooted and Statess, ” [database on-line]; tersedia di http:www.unhcr.orgpages49c3646cbf.html internet: diakses pada 12 Februari 2014.

Dokumen yang terkait

Kewenangan United Nation High Commisioner For Refugees (Unhcr) Dalam Perlindungan Pengungsi Konflik Suriah Di Wilayah Turki

7 112 91

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

2 27 134

PERANAN INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR MIGRATION (IOM) DAN HUBUNGANNYA DENGAN UNITED NATION HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MENANGANI IMIGRAN DAN PENGUNGSI DI INDONESIA

3 17 20

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

1 24 134

PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 4 12

PERANAN UNHCR ( United Nation High Commission for Refugees) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA PENGUNGSI KORBAN KONFLIK SURIAH YANG BERADA DI NEGARA TRANSIT HONGARIA.

0 3 9

SKRIPSI PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

2 9 12

PENDAHULUAN PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 2 17

PENUTUP PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 6 12

PERLINDUNGAN HUKUM PENGUNGSI VIETNAM DI PULAU GALANG KEPULAUAN RIAU PADA TAHUN 1979-1996 OLEH UNHCR (UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES) DITINJAU DARI KONVENSI WINA 1951 DAN UNDANG-UNDANG N.

0 0 1