Konsep Pengungsi Kerangka Pemikiran

17 seseorang. Sebagaimana tercantum dalam konvensi 1951 tentang status pengungsi, sehingga konsep pengungsi dalam konvensi 1951 tentang status pengungsi menjadi landasan UNHCR, dalam menjalankan peranannya sebagai organisasi internasional yang menangani pengungsi.

3. Konsep Keamanan Manusia Human Security

Dimensi keamanan dalam studi Hubungan Internasional yang pada mulanya berfokus pada keamanan negara, mengalami pergeseran dari perspektif tradisional yang terbatas pada perang dan damai menuju perspektif non-tradisional yang lebih mengedepankan keamanan manusia human security. Oleh karena itu, keamanan tidak lagi terfokus pada interstate relations tetapi juga pada keamanan untuk masyarakat. 31 Pergeseran isu keamanan pasca Perang Dingin yang pada awalnya fokus terhadap keamanan negara berubah menjadi keamanan manusia human security merupakan sebuah reaksi terhadap masalah-masalah dunia yang dihadapi saat ini. Seperti perdagangan manusia human trafficking, terorisme, masalah pangan, perdagangan senjata ilegal dan permasalaan pengungsi akibat konflik kekerasan fisik, pelanggaran hak asasi manusia dan sebagainya. 32 Konsep keamanan manusia human security pertama kali dikenal melalui publikasi United Nations Depelovment Programme UNDP yang berjudul “Human 31 Simon Dalby, Environmental Dimension of Human Security, in Environmental Security: Approach and Issues, edited by Rita Floyd and Richard Mattew London: Routledge 2013, 102-103 32 Dalby, Environmental Dimension of Human Security,103. 18 Depelovment Report 1994” yang menjelaskan mengenai definisi keamanan manusia human security , aspek penting dalam keamanan manusia human security dan komponen utama keamanan manusia human security. Dalam publikasinya UNDP mendefinisikan keamanan manusia human securitysebagai berikut: 33 “Human security can be said to have two main aspects. It means, first, safety from such chronic threats as hunger, disease and repression. And second, it means protection from sudden and hurtful disruptions in the patterns of daily life – whether in homes, in jobs or in communities. Such threats can exist at all levels of national income and development.” Keamanan manusia dapat dikatakan memiliki dua aspek utama. Pertama, keamanan dari ancaman kronis seperti kelaparan, penyakit dan represi. Dan kedua, itu berarti perlindungan dari gangguan mendadak dan menyakitkan dalam kehidupan sehari-hari - baik di rumah, di pekerjaan atau di masyarakat. Ancaman tersebut bisa ada di semua tingkat pendapatan dan pembangunan nasional diterjemahkan oleh Penulis. Dalam publikasi UNDP terdapat tujuh komponen utama dalam keamanan manusia human security. yaitu: keamanan ekonomi economic security, keamanan pangan food security, keamanan kesehatan health security, keamanan lingkungan environmental security, keamanan individu personal security, keamanan masyarakat community security, dan keamanan politik political security. 34 Dari ketujuh komponen tersebut penelitian ini menggunakan tiga komponen, yaitu keamanan kesehatan health security, keamanan masyarakat community security, dan keamanan individu personal security. Hal ini terkait dengan permasalahan 33 United Nations Development Programme UNDP, Human Development Report 1994, New York: Oxford University Press, 1994, 23. 34 United Nations Development Programme UNDP, Human Development, 24-25. 19 tempat tinggal dan kesehatan yang menjadikan adanya kesenjangan sosial antara pengungsi dan masyarakat Lebanon. a. Keamanan kesehatan health security Menurut Shahrbanou Tadjbakhsh bahwa ancaman kesehatan termasuk cedera dan penyakit, membutuhkan akses perawatan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang aman dan terjangkau oleh masyarakat. Ancaman terhadap keamanan kesehatan lebih besar bagi masyarakat miskin di daerah pedesaan, terutama perempuan dan anak-anak. 35 Oleh karena itu, keamanan kesehatan bertujuan menjamin perlindungan dari penyakit dan gaya hidup yang tidak sehat terutama di negara berkembang, hal ini karena kurang gizi dan kurangnya pasokan obat-obatan, air bersih dan kelengkapan kesehatan lainnya. 36 b. Keamanan individu personal security Keamanan individu bertujuan melindungi orang dari kekerasan fisik baik dari aparatur negara, negara lain, sesama individu hingga pelecehan. Bagi banyak orang, sumber utama keresahan adalah kejahatan, terutama kejahatan yang disertai kekerasan fisik. 37 Berkaitan dengan keamanan individu personal security, menurut Shahrbanou Tadjbakhshbahwa keamanan individu adalah mereka yang dikaitkan dengan ancaman kriminalitas, persepsi individu dan ketakutan; seperti, takut 35 Shahrbanou Tadjbakhsh and Anuradha M. Chenoy, Human Security Concepts and implications, Canada: Routledge, 2007, 14. 36 United Nations Development Programme UNDP, Human Development, 27. 37 United Nations Development Programme UNDP, Human Development,30. 20 kehilangan akses ke layanan kesehatan dalam proses reformasi asuransi kesehatan, atau takut kehilangan pekerjaan. 38 Begitupula mencakup ancaman dari negara melalui penyiksaan fisik, ancaman dari negara-negara lain perang, dari terorisme internasional maupun antar negara, dan dari individu atau geng kekerasan jalanan, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak-anak pelecehan, prostitusi, tenaga kerja dan bahkan kekerasan terhadap diri sendiri bunuh diri atau penyalahgunaan obat. Oleh karena itu, dimensi ini umumnya dikaitkan dengan kebebasan dari rasa takut. 39 c. Keamanan komunitas community security Keanekaragaman budaya yang membentuk sebuah komunitasmasyarakat memerlukan keamanan dari ancaman yang menindas, diskriminasi terhadap kelompok-kelompok etnis atau adat dan pengungsi. 40 Sebagaimana dijelaskan dalam laporan UNDP 1994 bahwa keamanan komunitas bertujuan melindungi orang dari hilangnya hubungan dan nilai tradisional, serta dari kekerasan sektarian, religi dan etnis. Komunitas tradisional, terutama kelompok etnis dan kepercayaan minoritas sering kali merasa terancam. Sekitar setengah dari seluruh jumlah Negara di dunia pernah mengalami ketegangan antar etnis. 41 38 Tadjbakhsh and Anuradha M. Chenoy, Human Security Concepts, 14. 39 Tadjbakhsh and Anuradha M. Chenoy, Human Security Concepts, 14. 40 Tadjbakhsh and Anuradha M. Chenoy, Human Security Concepts,15. 41 United Nations Development Programme UNDP, Human Development,31.

Dokumen yang terkait

Kewenangan United Nation High Commisioner For Refugees (Unhcr) Dalam Perlindungan Pengungsi Konflik Suriah Di Wilayah Turki

7 112 91

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

2 27 134

PERANAN INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR MIGRATION (IOM) DAN HUBUNGANNYA DENGAN UNITED NATION HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MENANGANI IMIGRAN DAN PENGUNGSI DI INDONESIA

3 17 20

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

1 24 134

PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 4 12

PERANAN UNHCR ( United Nation High Commission for Refugees) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA PENGUNGSI KORBAN KONFLIK SURIAH YANG BERADA DI NEGARA TRANSIT HONGARIA.

0 3 9

SKRIPSI PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

2 9 12

PENDAHULUAN PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 2 17

PENUTUP PELAKSANAAN HUMANITARIAN ASSISTANCE OLEH UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN BANTUAN TERHADAP INTERNALLY DISPLACED PERSONS (IDPs) DI NAGORNO KARABAKH.

0 6 12

PERLINDUNGAN HUKUM PENGUNGSI VIETNAM DI PULAU GALANG KEPULAUAN RIAU PADA TAHUN 1979-1996 OLEH UNHCR (UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES) DITINJAU DARI KONVENSI WINA 1951 DAN UNDANG-UNDANG N.

0 0 1