Pendahuluan Landasan Teori Strategi pengembangan produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing

17 BMT di Indonesia didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap, pertama dapat dimulai sebagai KSM Kelompok Swadaya Masyarakat atau LKM Lembaga Kecil Menengah dan jika telah mencapai modal dasar yang telah ditentukan barulah segera menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi, KSMLSM dengan mendapat sertifikat dari PINBUK Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil. Badan hukum BMT mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh KEP. MEN Nomor 91 Tahun 2004 tentang Koperasi jasa keuangan syari’ah. 4

2. Perkembangan BMT Di Indonesia.

Perkembangan perbankan syari’ah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Tapi kenyataannya, tersedianya bank syari’ah belum memenuhi atau belum dapat menjawab kebutuhan pasar. Oleh karena itu perlu adannya lembaga keuangan mikro syari’ah yang memberikan peminjaman dalam lingkup kecil yang salah satunya adalah BMT Baitul Maal Wat Tamwil yang sekarang telah berkembang pesat dilihat dari hasil seminar lembaga keuangan mikro syari’ah bahwa asset baitul maal wat tamwil BMT se-Indonesia diperkirakan sekitar Rp. 1,5 triliun. Asset tersebut dikelola sekitar 3.307 unit BMT dengan nilai dan beragam tingkat pertumbuhan. 5 4 Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009., h.10. 5 Ibid. 18 Meskipun assetnya masih kecil dibandingkan dengan asset bank syari’ah, BMT sangat berperan dalam meningkatkan kehidupan umat, kata ketua Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK, M. Amin Aziz. Sebagai perbandingan asset bank syari’ah mencapai Rp. 18,8 triliun per September 2005, apabila jika dibanding asset perbankan nasional yang sekitar Rp.1.100 triliun. Jika sebuah BMT memiliki nasabah sekitar 100 orang, maka total nasabah BMT diseluruh Indonesia sekitar 3 juta orang. Padahal BMT yang memiliki nasabah 100 orang hanyalah BMT dengan asset di bawah Rp. 100 juta. Untuk yang assetnya lebih dari itu, jumlah nasabahnya bisa 2 kali lipat. 6 Menurut Amin Aziz BMT potensial untuk membantu masyarakat nilai ekonomibawah karena selain berada di daerah pembiayaan yang diberikan pun nilainya kecil mulai Rp. 250 ribu-Rp. 5 juta. Dari 3 ribu-an BMT, baru 10 unit BMT yang menembus asset Rp. 15 milyar. Diperkirakan BMT yang berasset Rp. 5-15 milyar berjumlah 150 dan 300 BMT memiliki asset di bawah Rp. 1 milyar. BMT punya kontribusi besar dalam perekonomian nasional karena segmen biaya yang dibiayai adalah kelompok mikro dan kecil yang di Indonesia mencakup 98. Pemerintah dan lembaga internasional mengakui peran lembaga keuangan mikro dalam mengentaskan kemiskinan melalui pencanangan tahun keuangan mikro. Dengan adanya kenaikan BBM per Oktober 2005, penduduk miskin di Indonesia bertambah menjadi 25juta dari 17 juta sebelumnya. Sementara usaha mikro berjumlah 40 juta unit. 7 6 Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009., h.10. 7 Imam Hilman, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: Senayan Abadi Publising, 2003, h.38-40.