Teknik Analisa Data Pedoman Penulisan Laporan

16

BAB II LANDASAN TEORI

A. BMT

1. Sejarah BMT

Baitul Maal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al- maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis, ma’na lugawi Baitul Maal berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta. 1 Adapun secara terminologis Baitul mal wattamwil adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskanpada sistem ekonomi yang salaam: keselamatan berintikan keadilan, kedamaian, kesejahteraan. 2 Baitul Maal sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Rasulullah merupakan kepala negara yanga pertama yang memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan negara di abad ke tujuh, semua hasil perhimpunan kekayaan negara harus dikumpulkan terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan negara. 3 1 Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. 2 Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, Jakarta: P3EI Press,2008. 3 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005., h.16. 17 BMT di Indonesia didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap, pertama dapat dimulai sebagai KSM Kelompok Swadaya Masyarakat atau LKM Lembaga Kecil Menengah dan jika telah mencapai modal dasar yang telah ditentukan barulah segera menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi, KSMLSM dengan mendapat sertifikat dari PINBUK Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil. Badan hukum BMT mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh KEP. MEN Nomor 91 Tahun 2004 tentang Koperasi jasa keuangan syari’ah. 4

2. Perkembangan BMT Di Indonesia.

Perkembangan perbankan syari’ah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Tapi kenyataannya, tersedianya bank syari’ah belum memenuhi atau belum dapat menjawab kebutuhan pasar. Oleh karena itu perlu adannya lembaga keuangan mikro syari’ah yang memberikan peminjaman dalam lingkup kecil yang salah satunya adalah BMT Baitul Maal Wat Tamwil yang sekarang telah berkembang pesat dilihat dari hasil seminar lembaga keuangan mikro syari’ah bahwa asset baitul maal wat tamwil BMT se-Indonesia diperkirakan sekitar Rp. 1,5 triliun. Asset tersebut dikelola sekitar 3.307 unit BMT dengan nilai dan beragam tingkat pertumbuhan. 5 4 Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009., h.10. 5 Ibid.