34
BMT. BMT yang dalam beberapa tahun terakhir tumbuh minimal 20 persen membuat Indonesia dipilih sebagai pilot project untuk
pengembangan BMT di negara lainnya.
44
3. Indikator Keunggulan Bersaing
45
a. Bernilai valuable
Kompetensi bernilai valuable competencies adalah kompetensi yang menciptakan nilai bagi suatu perusahaan dengan mengeksploitasi
peluang-peluang atau
menetralisir ancaman-ancaman
dalam lingkungan eksternal perusahaan.
b. Langka rareness
Langka adalah kompetensi yang dimiliki oleh sedikit, jika ada, pesaing saat ini atau potensial.
c.
Terlalu mahal untuk ditiru
Inimit ability
Kompetensi yang bernilai dan langka tersebut hanya dapat menjadi sumber keunggulan bersaing yang berkesinambungan jika perusahaan
lain yang tidak memilikinya, tidak dapat memperoleh kompetensi tersebut.
d. Tidak ada produk penggantiInsubstitut ability.
44
Inkopsyah bmt, “ProspekCerah BMT Indonesia”, artikel diakses pada hari Minggu, 09
Februari 2014,
http:www.inkopsyahbmt.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid=129:prospekce rahcatid=85Itemid=575http:www.inkopsyahbmt.co.idindex.php?option=com_contentview
=articleid=129:prospek-cerahcatid=85Itemid=575.
45
Michael A.Hit, R. Duane Ireland dan Robert E. Hoskisson, Manajemen Strategi: Daya Saing Dan Globalisasi Konsep Strategic Management Competitivenes And Globalization
Consep, Jakarta: Salemba Empat, 2001, Ed.1.h.106.
35
Kompetensi yang sulit digantikan adalah kompetensi yang tidak memiliki ekuivalen strategis. Dua sumber daya perusahaan yang
bernilai atau dua kumpulan sumber daya perusahaan ekuivalen secara strategis ketika tiap sumber daya itu dapat dieksploitasi secara terpisah
untuk mengimplementasikan strategi-strategi yang sama. Secara umum, nilai strategis dari kompetensi meningkatkan kesulitan untuk
menggantikannya.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing
Ada berapa faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing, antara lain sebagai berikut:
46
a. Nilai Value
Yang harus ditekan pada nilai atau value ini yaitu suatu perusahaan harus tahu tentang apa nilai atau value yang diinginkan atau
yang diharapkan oleh calon pembeli, sesuai atau tidak dengan harapan mereka, atau sesuai apa tidak dengan apa yang didapatkan oleh mereka
dari produk perusahaan tersebut. b.
Kemampuan Untuk Menyerahkan Produk Yaitu mengenai kecepatan pelayanan, penyerahan produk dan
sensitivitas terhadap pelanggan. c.
Harga Pantas atau tidaknya harga yang ditetapkan oleh perusahaan
terhadap produknya dimata konsumen atau pembeli produk tersebut.
46
Crown Dirgantoro, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, Jakarta: PT Grasindo, 2001, h.158.
36
d. Loyalitas Konsumen
Terciptanya sekelompok pembeli dalam pasar segmen yang akan mengabaikan produk pengganti dari pesaing, dengan kata lain loyal
customer atau pelanggan yang setia.
5. Cara-Cara Mempertahankan Keunggulan
Mempertahankan lebih sulit dari pada merebut, kata-kata klasik ini sudah sering kita dengar. Akan tetapi apakah kata-kata tersebut hanya
dijadikan tameng apabila yang terjadi kemudian adalah kegagalan. Kata- kata tersebut juga berlaku dalam dunia usaha banyak cara dan banyak
peluang, serta tantangan yang terbuka untuk mencapai keunggulan. Demikian pula banyak cara untuk mempertahankan keunggulan yang telah
dicapai oleh organisasi atau perusahaan.
47
Memang banyak yang beranggapan bahwa dalam persaingan lepas kendali atau hypercompetition sangat sulit untuk mencapai pertumbuhan
yang terus-menerus, akan tetapi secara alamiah perusahaan akan terus mempertahankan keunggulannya selama mungkin bahkan mereka akan
berusaha menjadi penguasa tunggal dalam pasar.
48
Sekali lagi, hal tersebut sangatlah wajar dan sah-sah saja, tinggal bagaimana pelaku pasar yang
lain melakukan respon terhadap sifat dasar tersebut, sifat alamiah ini kalau diumpamakan sama dengan sifat manusia yang akan selalu lapar dan haus
dan akan terus berusaha menutupi rasa lapar tersebut. Sementara tingkat
47
Crown Dirgantoro, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, Jakarta: PT Grasindo, 2001, h.19.
48
Ibid., h.19.