15
BAB III : Gambaran Umum BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI
Bab tiga ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang gambaran umum BMT Al-Munawarah dan BMT Al-Fath IKMI. Di
mana BMT Al-Munawwarah yang berisi profil BMT Al- Munawwarah, produk dan layanan BMT Al-Munawwarah, profil
BMT Al-Fath IKMI, produk dan layanan BMT Al-Fath IKMI.
BAB IV : Analisis Strategi Pengembangan Produk Pada BMT Al- Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan
Keunggulan Bersaing
Bab empat ini penulis akan membahas dan mendiskripsikan data mengenai pelaksanaan BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath
IKMI dalam memberikan pelayanan terbaik dan mudah bagi mitranya. Serta melakukan analisis mengenai pola pengembangan produk pada
BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan bersaing, strategi pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah
dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan bersaing, serta perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT Al-
Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.
BAB V : Penutup
Bab lima ini berisi tentang penutup dan kesimpulan. Pada penutup didalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
16
BAB II LANDASAN TEORI
A. BMT
1. Sejarah BMT
Baitul Maal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al- maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis,
ma’na lugawi Baitul Maal berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta.
1
Adapun secara terminologis Baitul mal wattamwil adalah lembaga keuangan mikro yang
dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela
kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskanpada sistem
ekonomi yang salaam: keselamatan berintikan keadilan, kedamaian, kesejahteraan.
2
Baitul Maal sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Rasulullah merupakan kepala negara yanga pertama yang
memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan negara di abad ke tujuh, semua hasil perhimpunan kekayaan negara harus dikumpulkan terlebih
dahulu dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan negara.
3
1
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
2
Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, Jakarta: P3EI Press,2008.
3
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005., h.16.