Keabsahan Data Pembahasan Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan.

Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab guru yang selalu memberikan pelajaran tambahan jika siswa mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 20, yang menjawab sering 20, kadang-kadang 5, tidak pernah 55. Terlihat dari hasil persentasi diatas dapat dikatakan bahwa guru jarang memberikan pelajaran tambahan jika siswa mendapat nilai dibawah rata-rata.Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.2 c. Guru mengoreksi pekerjaan rumah maupun tugas IPS serta memberikan nilai, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.3 Tabel 4.3 indikator butir soal 3 No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 6 8 6 20 30 40 30 100 10 20 30 40 50 60 selalu sering kadang tidak pernah Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab guru mengoreksi pekerjaan rumah maupun tugas IPS serta memberikan nilai yang menjawab selalu sebanyak 30, menyatakan sering 40, menyatakan kadang-kadang 30 dan tidak ada yang menyatakan tidak pernah. Hal tersebut merupakan salah satu memberikan motivasi agar lebih giat memahami pelajaran IPS.Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.3 d. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi dalam mata pelajaran IPS pada hasil ulangan ataupun ujian semester, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.4 Tabel 4.4 indikator butir soal 4 No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 2 3 6 9 20 10 15 30 45 100 Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh 5 10 15 20 25 30 35 40 45 selalu sering kadang tidak pernah nilai tertinggi dalam mata pelajaran IPS pada hasil ulangan ataupun ujian semester yang menyatakan selalu 10, menyatakan sering 15, menyatakan kadang-kadang 30, dan yang menyatakan tidak pernah 45. Dari hasil diatas Terlihat kurangnya apresiasi guru terhadap prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut : Gambar 4.4 e. Suasana disekitar terasa nyaman, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.5 Tabel 4.5 indikator butir soal 5 No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 5 6 8 1 20 25 30 40 5 100 Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab suasana disekitar terasa nyaman yang menyatakan selalu 25, menyatakan sering 30, menyatakan kadang-kadang 40, dan 5 yang yang menyatakan tidak pernah. Dari hasil diatas Terlihat bahwa lingkugan 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 selalu sering kadang tidak pernah sekitar dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.5 f. Materi pembelajaran IPS ini lebih mudah dipahami, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.6 Tabel 4.6 indikator butir soal 6 No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 3 3 10 4 20 15 15 50 20 100 Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab materi pembelajaran IPS ini lebih mudah dipahami yang menyatakan selalu 15, menyatakan sering 15, menyatakan kadang- kadang 50, dan yang menyatakan tidak pernah 20. Dari hasil diatas Terlihat bahwa materi pelajaran IPS sulit dipahami siswa. Hal ini dapatdilihat pada gambar berikut : Gambar 4.6 5 10 15 20 25 30 35 40 45 selalu sering kadang tidak pernah g. Menyelesaikan tugas-tugas dan menjawab soal IPS sesuai dengan kemampuan atau pendapat sayadalam pembelajaran hingga saya merasa puas terhadap hasil yang telah di capai, hal ini dapat dilihat dalam table 4.7 Tabel 4.7 indikator butir soal 7 No Alternatif jawaban Frekuensi prosentase 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 5 7 6 2 20 25 35 30 10 100 Dari tabel diatas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat Siswa merasa puas terhadap hasil yang telah di capai yang menyatakan selalu 25, menyatakan sering 35, menyatakan kadang-kadang 30, dan yang menyatakan tidak pernah 10. Hal tersebut sering diselesaikan tugas-tugas oleh siswa dan menjawab soal IPS sesuai dengan kemampuan. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut : 10 20 30 40 50 60 selalu sering kadang tidak pernah Gambar 4.7 h. Rasa ingin tahu siswa sering kali tergerak oleh pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pembelajaran ini, hal ini dapat dilihat dalam table 4.8 Tabel 4.8 indikator butir soal 8 No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 4 4 8 4 20 20 20 40 20 100 Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab rasa ingin tahu siswa sering kali tergerak oleh pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pembelajaran ini yang menyatakan selalu 20, menyatakan sering 20, menyatakan kadang- kadang 40, dan yang menyatakan tidak pernah 20. Hal tersebut kadang- kadang membuat siswa ingin tahu tentang pernyataan yang diberikan guru. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut : 5 10 15 20 25 30 35 40 selalu sering kadang tidak pernah Gambar 4.8 i. Sarana dan prasarana memadai, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.9 Tabel 4.9 indikator butir soal 9 No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 4 4 4 8 20 20 20 20 40 100 Dari tabel diatas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab sarana dan prasarana memadai yang menyatakan selalu 20, menyatakan sering 20, menyatakan kadang-kadang 20, dan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 40. Sarana dan prasarana yang memadai dapat mempengaruhi motivasi belajar. Gambar 4.9 10 20 30 40 50 selalu sering kadang tidak pernah 5 10 15 20 25 30 35 40 45 selalu sering kadang tidak pernah j. Siswa bercanda ketika proses belajar dikelas, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.10 Tabel 4.10 indikator butir soal 10 No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 4 8 8 20 20 40 40 100 Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab siswa bercanda ketika proses belajar dikelas yang menyatakan selalu 20, menyatakan sering 40, menyatakan kadang-kadang 40, dan tidak ada yang menyatakan tidak pernah. Terlihat dari hasil diatas bahwa kondisi siswa dalam belajar tidak fokus. Gambar 4.10 k. Orang tua memantau kegiatan belajar siswa di sekolah, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.11 5 10 15 20 25 30 35 40 45 selalu sering kadang tidak pernah Tabel 4.11 indikator butir soal 11 No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 4 4 5 7 20 20 20 25 35 100 Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab orang tua memantau kegiatan belajar siswa di sekolah yang menyatakan selalu 20, menyatakan sering 20, menyatakan kadang- kadang 25, dan yang menyatakan tidak pernah 35. Dari tabel diatas bahwa orang tua kadang-kadang memantau kegiatan siswa di sekolah Gambar 4.11 l. Orang tua memantau kegiatan belajar siswa di rumah, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.12 5 10 15 20 25 30 35 40 selalu sering kadang tidak pernah Tabel 4.12 indikator butir soal 12 No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 2 4 8 6 20 10 20 40 30 100 Dari tabel diatas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab orang tua memantau kegiatan belajar siswa di rumah yang menyatakan selalu 10, menyatakan sering 20, menyatakan kadang- kadang 40, dan yang menyatakan tidak pernah 30. Hal ini dapat disimpulkan bahwa orang tua kadang-kadang memantau kegiatan belajar dirumah Gambar 4.12 m. Lingkungan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.13 5 10 15 20 25 30 35 40 45 selalu sering kadang tidak pernah Tabel 4.13 indikator butir soal 13 No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah jumlah 2 2 8 8 20 10 10 40 40 100 Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang menjawab lingkungan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar yang menyatakan selalu 10, menyatakan sering10, menyatakan kadang-kadang 40, dan40 yang menyatakan tidak pernah.hal ini dapat disimpulkan bahwa lingkungan dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa. Gambar 4.13

2. Hasil Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran pada setiap kegiatan yang dilaksanakan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas V, maka diperoleh hasil bahwa ketika memulai pelajaran IPS guru melakukan pendahuluan yaitu berdo‟a bersama dan menyiapkan kondisi siswa dikelas. Sebelum menyampaikan materi 5 10 15 20 25 30 35 40 45 selalu sering kadang tidak pernah pelajaran, terlebih dahulu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat dari materi yang akan dipelajari, tetapi tidak setiap kali pertemuan guru menyampaikannya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat dari materi yang dipelajari secara sekilas, dan Sebelum masuk ke dalam subbab baru, guru tidak menuntun siswa untuk mengingat dan mengaitkan kembali materi yang telah dipelajari pada materi pelajaran IPS pada pertemuan sebelumnya, namun guru langsung masuk ke dalam materi pelajaran menggunakan bahan ajar buku paket. Guru menyampaikan materi dengan menuliskan di papan tulis dengan menggunakan main map dan menjelaskan materi pelajaran IPS tentang “ Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Memper siapkan Kemerdekaan Indonesia”. Ketika berlangsung kegiatan pembelajaran terlihat siswa masih enggan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan hanya ada beberapa siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru. Kurang humorisnya guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan berakibat siswa kurang antusias dan ada sebagian siswa yang mengobrol sendiri. Selama pengamatan kegiatan pembelajaran, tidak didapati guru yang menggunakan alat peraga dan kurang terlihat guru menggunakan strategi pembelajaran. Setelah guru selesai menjelaskan materi , kegiatan pembelajaran hanya diisi dengan pemberian soal-soal dalam LKS. Selama kegiatan pembelajaran, guru melibatkan siswa untuk aktif menjawab soal di papan tulis. Setelah itu guru membahasnya bersama dengan siswa yaitu dengan mengoreksi jawaban dan membenarkan yang ditulis oleh siswa serta memancing siswa lain untuk menanggapi apabila terdapat kekeliruan. Pada saat kegiatan pengamatan terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru. Namun, guru kurang mengawasi siswa dalam menjawab soal dan hanya memberikan bimbingan secara individu kepada siswa yang bertanya. Guru tidak memberikan nilai plus, pujian ataupun reward bagi siswa yang aktif mengerjakan soal di papan tulis. Setelah semua siswa selesai menjawab soal, guru memberikan penguatan namun tidak dalam bentuk pertanyaan dan hanya menggunakan penjelasan kembali. Kegiatan observasi dilaksanakan dengan mengamati aktivitas selama pembelajaran berlangsung.Pengamatan yang dilaksanakan secara langsung oleh observer kepada peneliti dan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran. Hal ini dapat di lihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.14 Tabel Observasi Kegiatan Guru Selama Proses Pembelajaran No Hal yang di amati Nilai 4 3 2 1 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat dari materi yang akan dipelajari √ 2. Menggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar √ 3. Membuka pelajaran dengan apersepsi yang menarik √ 4. Menggunakan buku pelajaran yang menarik. √ 5. Menggunakan lembar kegiatan siswa LKS √ 6. Menggunakan OHP ataupun LCD dalam menyajikan materi pelajaran √ 7. Menggunakan metode pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dan tertarik belajar IPS √ 8. Menciptakan suasana humor, kehangatan, dan menumbuhkan √ keantusiasan 9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya. √ 10. Memberikan soal-soal latihan √ 11. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada akhir pembelajaran √ 12. Memberikan tugas kepada siswa √ 13. Membimbing diskusi kelompok √ 14. Memberikan bimbingan dan bantuan bagi siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal latihan √ 15. Membimbing siswa dalam membahas soal latihan. √ 16. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa dan memberikan nilai √ 17. Memberikan nilai plus bagi siswa yang berani mengerjakan di depan kelas √ 18. Memberikan teguransanksi bagi siswa yang tidak mengerjakan soal latihan, tugas maupun pekerjaan rumah √ 19. Memberikan pujian, penguatan, ataupun hadiah bagi siswa √ 20. Memberikan tes dalam bentuk kuis maupun ulangan harian √ 21. Mengajak siswa untuk menyaksikan film pendidikan √ 22. Mengajak siswa berkaryawisata yang berhubungan dengan IPS √ 23. Memperlihatkan kemajuan hasil belajar siswa √ Jumlah 4+26+27=57 Skor ideal 92 persentase 61,95 Keterangan: Nilai: 4 = sangat baik 3 = baik 2 = kurang baik 1 = tidak baik Berdasarkan hasil tabel aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran diatas menunjukkan hasil persentase yaitu 61,95 dapat dilihat bahwa guru memberikan soal-soal latihan, menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat dari materi yang akan dipelajari, menggunakan buku pelajaran yang menarik, menggunakan lembar kegiatan siswa LKS, menggunakan metode pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dan tertarik belajar IPS, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada akhir pembelajaran, memberikan tugas kepada siswa, mengoreksi hasil pekerjaan siswa dan memberikan nilai memberikan teguransanksi bagi siswa yang tidak mengerjakan soal latihan, tugas maupun pekerjaan rumah termasuk kategori baik, dan Menggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar, membuka pelajaran dengan apersepsi yang menarik, menggunakan OHP ataupun LCD dalam menyajikan materi pelajaran, menciptakan suasana humor, kehangatan, dan menumbuhkan keantusiasan, membimbing diskusi kelompok, memberikan bimbingan dan bantuan bagi siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal latihan, membimbing siswa dalam membahas soal latihan. memberikan nilai plus bagi siswa yang berani mengerjakan di depan kelas, memberikan pujian, penguatan, ataupun hadiah bagi siswa, memberikan tes dalam bentuk kuis maupun ulangan harian, mengajak siswa untuk menyaksikan film pendidikan, mengajak siswa berkaryawisata yang berhubungan dengan IPS, memperlihatkan kemajuan hasil belajar siswa termasuk dalam kategori kurang baik. Selain observer mengamati aktivitas guru, observer juga mengamati aktivitas belajar siswa. Berikut ini tabel aktivitas belajar siswa, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.15 Tabel Observasi Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran No HAL YANG DIAMATI nilai 4 3 2 1 1 Sikap kesiapan siswa sebelum proses pembelajaran √ 2 Menunjukkan antusias atau minat dalam belajar √ 3 Menunjukkan strategi dalam memecahkan masalah √ 4 Menjalin kerjasama kelompok √ 5 Keaktifan dalam kegiatan pembelajaran √ 6 Menjawab pertanyaan guru dengan baik √ 7 Mengerjakan soal yang diberikan dengan benar √ 8 Mendengarkan penjelasan guru dengan baik √ 9 Siswa tidak tegang dan takut selama mengikuti pembelajaran √ 10 Tidak gaduh saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas √ jumlah 12+ 24 =36 Skor ideal 92 persentase 39,13 Keterangan: Nilai: 4 = sangat baik 3 = baik 2 = kurang baik 1 = tidak baik Berdasarkan hasil tabel aktivitas belajar siswa diatas dan hasil persentase yaitu 39,13 dapat dilihat bahwa Sikap kesiapan siswa sebelum proses pembelajaran, menunjukkan antusias atau minat dalam belajar, menunjukkan strategi dalam memecahkan masalah,menjalin kerjasama kelompok, keaktifan dalam kegiatan pembelajaran,mendengarkan penjelasan guru dengan baik, Tidak gaduh saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas termasuk dalam kategori kurang baik, dan Siswa tidak tegang dan takut selama mengikuti pembelajaran, mengerjakan soal yang diberikan dengan benar, menjawab pertanyaan guru dengan baik termasuk dalam kategori kurang baik.

3. Hasil wawancara

Wawancara dilakukan kepada 10 siswa, yang terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut ini diuraikan data secara garis besar. a. Wawancara siswa Dalam wawancara kepada 10 orang siswa, terdapat 7 orang siswa yang merasa sulit mempelajari mata pelajaran IPS karena mereka beranggapan bahwa mata pelajaran IPS kurang menarik dan sulit, sehingga sebagian siswa mengobrol dan bercanda di dalam kelas ketika kegiatan belajar dimulai. Terdapat 3 orang siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS akan lebih menarik jika metode yang digunakan menggunakan permainan. b. Wawancara guru Dalam wawancara kepada guru IPS kelas V usaha guru mempbangkitkan motivasi belajar IPS dalam kegiatan mengarahkan siswa yaitu dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfat dari materi yang akan dipelajari, menunjukkan hasil ulangan dan dengan cara membangun komunikasi dengan siswa-siswa, agar terjadi interaksi dan keaktifan siswa. Usaha guru mempengaruhi motivasi belajar IPS dalam MengaktifkanMeningkatkan Kegiatan siswa yaitu dengan menggunakan Media, metode, dan alat peraga tergantung dari materi yang akan disampaikan, serta memberi kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal. Usaha guru mempengaruhi motivasi belajar IPS dalam memberikan bantuan dan dukungan yaitu dengan cara membimbing jika siswa mengalami kesulitan memberikan pujian. memberikan teguran dan sanksi

B. Pembahasan

Pada awal pertemuan, peneliti mengobservasi guru pada saat menjelaskan materi pembelajaran, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat dari materi yang akan dipelajari. Dalam mengajar, guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar. Guru tidak mengkaitkan pada materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan hanya menggunakan bahan ajar berupa buku paket dan LKS. Media yang digunakan guru hanya papan tulis dan sarana yang ada disekitar kelas. metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode pembelajaran langsung. guru cukup mampu mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran. Guru kurang humoris sehingga siswa kurang antusias dan ada sebagian yang mengobrol sendiri. Dalam setiap kegiatan belajar, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya. Guru membangkitkan keaktifan siswa dengan menawarkan siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas. Guru memberikan soal latihan yang diambil dari bahan ajar. Di sela-sela pembelajaran salah satu siswa bertanya mengenai soal yang telah ia kerjakan dibuku, kemudian pertanyaan dibahas bersama-sama. Guru tidak membentuk siswa dalam kelompok-kelompok. guru tidak berkeliling kelas untuk mengontrol dan hanya memberikan bimbingan secara individu jika ada siswa yang bertanya. Sebagian soal latihan yang diberikan dibahas dengan cara siswa mengerjakan hasil jawaban di papan tulis, kemudian guru membahasnya bersama dengan siswa-siswa. Semua soal-soal latihan Dikoreksi secara individu dengan berkeliling di setiap meja dan memberikan sedikit penjelasan di papan tulis. Guru tidak diberikan nilai plus bagi siswa yang telah mengerjakan soal di papan tulis. Siswa mengerjakan soal latihan, sehingga tidak ada yang mendapat teguran dari guru . guru memberikan penguatan namun tidak memberikan apresiasi berupa pujian ataupun hadiah bagi siswa yang telah mengerjakan soal di papan tulis. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu cita-cita aspirasi siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan belajar siswa, unsur- unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Salah satu faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh peran guru disekolah karena peran guru sangat penting bagi siswa untuk meningkatkan motivasi belajar IPS. Untuk itu, guru diharapkan memiliki cara mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran IPS yang akan disampaikan. Sehingga, siswa antusias dan memahami mata pelajaran IPS dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar di kelas yaitu faktor guru yang harus bisa menguasai kelas dan menguasai materi pelajaran dengan menggunakan pembelajaran yang bervariasi dengan metode yang cocok pada tiap materi. Setelah melakukan observasi penulis memberikan angket kepada siswa Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan dapat diperoleh hasil jawaban angket bahwa guru menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi pelajaran yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 50, Guru memberikan pelajaran tambahan jika siswa mendapat nilai di bawah rata- rata yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 55, Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi dalam mata pelajaran IPS pada hasil ulangan ataupun ujian semester yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 45, Suasana disekitar terasa nyaman yang menjawab “kadang-kadang”sebanyak 40, Materi pembelajaran IPS ini lebih mudah dipahami yang menjawab “kadang-kadang”sebanyak 50, Menyelesaikan tugas-tugas dan menjawab soal IPS sesuai dengan kemampuan atau pendapat saya dalam pembelajaran hingga saya merasa puas terhadap hasil yang telah di capai yang menjawab “sering” sebanyak 35, Rasa ingin tahu siswa sering kali tergerak oleh pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pembelajaran ini yang menjawab “kadang-kadang” sebanyak 40, Sarana dan prasarana memadai yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 40, Siswa bercanda ketika proses belajar dikelas yang menjawab “sering” sebanyak 40, Orang tua memantau kegiatan belajar siswa di sekolah yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 35, Orang tua memantau kegiatan belajar siswa di rumah yang menjawab “kadang-kadang” sebanyak 40, Lingkungan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar yang menjawab “kadang- kadang” sebanyak 40. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan yaitu Upaya guru dalam membelajarkan siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V SDIT Insan Mulia yaitu sebagai berikut: 1. cita-cita aspirasi siswa Setiap manusia yang hidup mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya termasuk di dalamnya yaitu belajar. Dalam hal ini cita- cita akan memperkuat motivasi belajar baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab dengan tercapainya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 1 dengan 1 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 40 dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup. 2. Kemampuan siswa Keinginan seseorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya.Keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Keberhasilan membaca suatu buku bacaan akan menambah kekayaan pengalaman hidup. Keberhasilan tersebut memuaskan dan menyenangkan hatinya.Secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca pada anak yang semula sukar mengucapkan huruf “r” yang benar. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 2 dengan 2 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 40 dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup 3. kondisi siswa Seseorang yang pada masa-masa sebelumnya mempunyai motivasi belajar yang tinggi, tiba-tiba menjadi rendah hanya karena kondisi jasmani dan rohaninyaterganggu. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 3 dengan 2 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 40 . dari 20 jumlah siswa Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup 4. kondisi lingkungan belajar siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat.Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, anvcaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 4 dengan 1 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 40 dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup 5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 5 dengan 3 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 35 dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan kurang 6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pergaulannya sekitar lima jam sehari. Rata-rata pergaulan guru dengan siswa di SD misalnya, berkisar antara 10-20 menit per siswa. Intensitas pergaulan tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa.Dengan kata- kata yang arif seperti “suaramu membaca sangat merdu” saat siswa kelas satu SD, maka pujian guru tersebut dapat menimbulkan kegemaran membaca. Oleh karena itu Upaya guru dalam membelajarkan siswa dapat mempengaruhi motivasi siswa. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 6 dengan 4 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 26 dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan kurang.

B. Saran 1.

Bagi peneliti, hendaknya memperluas wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa 2. Bagi siswa, hendaknya lebih meningkatkan keaktifan dalam belajar IPS dan fokus dalam kegiatan belajar. 3. Bagi guru, hendaknya lebih meningkatkan kualitas dan kreativitas dalam pembelajaran IPS agar siswa tidak merasa bosan dan termotivasi saat pembelajaran IPS 4. Bagi sekolah, hendaknya lebih memperhatikan fasilitas yang digunakan pada pembelajaran IPS dalam rangka memotivasi belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudjono. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin. Abdul Jabar, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka cipta. Azhari, Akyas, 2004. psikologi umum dan perkembanganJakarta : Teraju. B. Uno, Hamzah. 2008. Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. Daldjoeni, N. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung :Alumni Dimyati dan Mudijono, 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Rhineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar Jakarta : Rineka Cipta. Hendarman, dkk. 2013. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan: Pengetahuan Tentang Penilaian Hasil Belajar Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Indriasih, Aini. 2005 Jurnal Pendidikan: Pembelajaran Terpadu Dalam Pengajaran IPS Di Kelas III SD Garung Lor Kaliwungu Kabupaten Kudus Jakarta: Universitas Terbuka. Ischak, dkk. 2005. Pendidikan IPS Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Iska, Zikri Neni, 2008. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan Jakarta : Kizi Brothers’s. Makmun, Abin Syamsydin. 2009. Psikologi pendidikan perangkat sistem pengajaran modul bandung: remaja rosdakarya. Muchtar, Al, Suwarma, dkk 2008. Pendidikan IPS Jakarta: Universitas Terbuka Muhibbin Syah, 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya Purwanto, Ngalim. 2007. Psikoloagi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Rasyad, Aminudin. 2003 Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press. Sabri, M Alisuf . 1991. Pengantar Psikologi umum dan perkembangan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.