Sejarah Masyarakat Cina Benteng

seseorang. Namun sekarang identik dengan perkawinan tradisional lengkap baik kostum maupun ritualnya. Seiring dengan semakin terbukanya Tangerang serbuan budaya luar pun makin gencar. Masyarakat Cina Benteng harus sedikit berkompromi dengan tuntutatn zaman. Banyak diantara masyarakat Cina Benteng yang mengirimkan anak-anaknya yang sudah lulus dari perguruan Tinggi atau akademi. Yang sudah lulus sekolah banyak yang bekerja di Jakarta. Karena jarak dari tempat tinggal ke tempat kerja relarif dekat dan peluang kerja di Jakarta masih cukup banyak. Meski secara fisik sulit dibedakan dengan orang kampung melayu atau pribumi. Upaya mempertahankannya identitas budaya etnik Cina masih tetap kuat. Sebutan Orang Cina atau “orang kampung’ memang lebih bersifat kultural yang membedakan mereka dengan kelompok etnik Tionghoa lainnya di Indonesia. Masyarakat Cina Benteng menganggap dirinya sebagai bagian dari kaum pribumi Tangerang karena di situlah kampung halamannya. Tempat dilahirkan dibesarkan dan sampai meninggal nanti. Selalu berseloroh Cina Benteng adalah bagian dari RRT, bukan Republik Rakyat Tionghoa akan tetapi Republik Rakyat Tangerang. Kawasan Cina Benteng ini terletak di Desa Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang, seduai dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Kotamadya Tangerang dan Peraturan Daerah Tahun 2000 tentang pembentukan 13 kecamatan. Kecamatan Tangerang terbagi menjadi 8 delapan kelurahan, salah satunya yaitu kelurahan Sukasari. Sampai dengan bulan Agustus 2014, kondisi kependudukan di wilayah Suksari berdasarkan pengelompokan sebagaimana dengan jumlah laki-laki adalah 9.057 dan Perempuan 9.881 Penduduk. Kawasan Cina Benteng amat sangat berpotensi baik segi kebudayaan maupun potensi sumber daya manusia. Sebagai upaya peningkatan derajat masyarakat dalam bidang pendidikan, pemerintah kota Tangerang telah memprogram pembangunan gedung sekolah, mulai dari gedung SD, maupun SMP dan SMA atau SMK. Pemerataan pembangunan gedung sekolah dan alokasi anggran yang besar untuk bidang pendidikan ditujukan agar seluruh masyarakat kota Tangerang dapat merasakan dan mengeyam pendidikan secara murah dan tanpa menempuh lokasi yang jauh dari tempat tinggal peserta didik, tenaga pendidikan dan prasarana pendidikan, baik formal maupun nonformal yang berada di wilayah kelurahan Sukasari adalah: Tabel 4.1 Jumlah Pendidikan Formal Milik Pemerintah di Desa Sukasari No. Tingkat Pendidikan Milik Pemerintah Jumlah Jumlah Kelas Jumlah Lokal Jumlah Siswa Jumlah Guru 1 SD 5 25 25 1332 78 2 MI - - - - - 3 SMP 1 - - - - 4 MTs - - - - - 5 SMA - - - - - 6 SMK 1 - - - - 7 MA - - - - - 8 SLB - - - - - Total 7 25 25 1332 78 Tabel 4.2 Jumlah Pendidikan Formal Milik Swasta di Desa Sukasari No. Tingkat Pendidikan Milik Swasta Jumlah Jumlah Kelas Jumlah Lokal Jumlah Siswa Jumlah Guru 1 SD 5 - - - - 2 MI - - - - - 3 SMP 4 - - - - 4 MTs - - - - - 5 SMA 4 - - - - 6 SMK 3 - - - - 7 MA - - - - - 8 SLB - - - - - Total 16 Jumlah Pendidikan nonformal di Desa Sukasari ini pun cukup banyak. Setidaknya ada beberapa Pendidikan nonformal yang dikembangkan di desa ini, dan secara berkesinambungan dengan digambarkan dalam tabel berikut. Tabel 4.3 Jumlah Pendidikan Non Formal di Desa Sukasari No. Jenis Pendidkan Jumlah Jumlah Peserta Didik Jumlah Tenaga Pendidik 1 Pondok Pesantren - - - 2 Kursus 8 - - 3 Bimbingan Belajar 3 - - 4 Balai Latihan - - - Total 11

2. Potensi Budaya Masyarakat Cina Benteng

Di kalangan warga Cina Benteng , kelahiran anak, terutama anak laki-laki, merupakan satu hal yang sangat menggembirakan. Karena akan menjadi penerus marganya she. Maka tak heran, sejak anak masih dalam kandungan banyak pantangan yang tidak boleh dilanggar oleh sang ibu. Ibu hamil jika akan keluar rumah atau pergi jauh harus membawa gunting kecil, peniti, dan jarum, serta pisau dan benda tajam lainnya. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari gangguan makhluk halus yang jahat. Pantangan lain ibu adalah ibu hamil serta keluarganya tidak boleh membunuh atau menyiksa binatang, karena jika dilanggar maka anaknya akan cacat atau bahkan mati. Dibandingkan dengan masyarakat Tionghoa lainnya, masyarakat Cina Benteng masih melakukan upacara peringatan hari-hari besar secara lengkap. Ketaatan mereka pada tradisi leluhur, tercermin dari berbagai upacara yang masih dilakukan seperti perayaan tahun baru Imlek yaitu tahun baru penanggalan Cina, Upacara Ceng Beng, Upacara Toan, Upacara Cit Gwe, Peh Gwe, Cia Gwe, dan Cap Go meh. Apabila berbicara mengenai pembauran di Indonesia maka Masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang merupakan contoh wujud keberhasilan akulturasi atau pembauran di Indonesia. Keberadaan Cina Benteng di Tangerang membentuk perpaduan budaya corak Indonesia- Tionghoa yang unik dan sarat makna, secara ekonomi Cina Benteng adalah salah satu etnis Tionghoa yang bisa dikatakan miskin di Indonesia. Umunya bekerja sebagai buruh, petani, pedagang, nelayan, dan tukang. Secara sosial kelompok ini bisa menyatu dengan kaum pribumi, meski karena politik mereka mengalami kesenjangan sosial. Dalam keseharian kelompok Cina Benteng memiliki keunikan di mana interaksi dan cara hidup sudah sangat mirip dengan kaum pribumi. Meski begitu menyerupai kaum pribumi, kelompok Cina Benteng tidak pernah menghilangkan beberapa tradisi leluhur seperti pada perayaan dan ritual-ritual. Pengaruh kehidupan masyarakat Cina Benteng yang utama adalah menyadarkan kaum Tionghoa melalui contoh keharmonisan yang sesungguhnya diharapkan oleh kedua belah pihak. Dengan melihat kisah Cina Benteng, maka anggapan negatif terhadap etnis Tionghoa dapat diredam, nilai-nilai positif yang mendidik dari Cina Benteng dapat diangkat. Kekukuhan Masyarakat Cina Benteng dalam mempertahankan Tradisi Leluhur merupakan aktualisasi penghargaan, penghormatan, sekaligus kekuatan akan leluhur mereka sekaligus sebagai kekuatan menjaga melinlugi dengan keserasian hidup dalam menghormati terhadap perbedaan pandangan beragama. Dalam hal budaya tepat disamping klenteng terdapat museum Benteng Heritage yang merupakan museum yang berindikasikan bahwa asal-muasal ataupun peninggalan masyarakat Cina Benteng terdapat di Kawasan Cina Benteng ini. Museum Benteng Heritage pun mendapat Rekor MURI Museum Rekor Indonesia, memang tak megah dan ketika orang mendatangi museum ini tidak mengira bahwa museum ini berada di tengah pasar, akan tetapi ketika memasuki kedalam museum kita akan disuguhi peninggalan masyarakat Cina Benteng dan peninggalan sejarah masa lalu yang melatarbelakangi asal muasal masyarakat asli Tangerang ini.

3. Potensi Sarana dan Prsarana

Desa yang berada di tengah kota Tangerang dan berada di pinggir Sungai Cisadane, Sukasari memiliki kelebihan tersendiri dari segi sarana dan prasaranya. Desa ini bisa dikatakan desa yang berpotensi budaya tinggi ditengah hiruk-pikuk kota tangerang yang modern dengan segala macam aspek nya. Desa ini memiliki jalan dalam bentuk aspal dan bisa dikatakan memiliki lingkungan yang cukup nyaman dan bersih. Untuk sarana dan prasarana peribadatan, Desa Sukasari memiliki 12 Masjid,7 Mushola, 4 Gereja, dan 7 Vihara, serta 1 Klenteng yaitu Klenteng Boen Tek Bio.Dari segi sarana dan prasarana kesehatan, desa ini masuk kategori baik dalam penunjang sarana kesehatan, terdapat Puskesmas yang memiliki 23 jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah kunjungan pasien 4.581 perbulan dengan bertambahnya akan pentingnya kesehatan bagi anak maka di desa ini terdapat Posyandu yang berjumlah 16 Posyandu dengan jumlah pengurus 80 orang. Selain sarana dan prasarana milik pemerintahan di desa ini terdapat sarana dan prsarana milik swasta terdapat poliklinik dengan jumlah 3 poliklinik, ditambah dengan praktek dokter di setiap sudut desa Sukasari berjumlah 23 praktek dokter dan penunjang sarana yaitu dengan adanya toko obat yang berjumlah 2 toko obat. Dalam upaya mendukung tingkat perekonomian masyarakat dan mendukung pemberdayaan ekonomi di wilayah Kelurahan Sukasari dan berkembang dunia usaha dan sarana pemasaran hasil produksi, antara lain terdapat Industri menengah dengan junlah 2, berbagai home industri demi meningkatkan perekonomian warga dengan jumlah 2 home industri, sarana penunjang penggerak perekoniam tak lepas dari peran pasar dalam sektor ekonomi yang berjumlah 1 dengan jumlah kios di pasar adalah 150 kios dan 237 toko ditambah 11 mini market. Mata pencaharian pada masyarakat di desa ini yaitu sebagai akuntan berjumlah 3 orang, apoteker berjumlah 4 orang, arsitek berjumlah 3 orang, bidan berjumlah 15 orang, buruh berjumlah 276 orang, guru berjumlah 131 orang, dokter berjumlah 25 orang, dosen berjumlah 14 orang, karyawan berjumlah 16 orang,belum atau tidak bekerja berjumlah 3.328 orang,karyawan swasta berjumlah 4.305 pedagang berjumlah 272 orang, ibu rumah tangga berjumlah 3.602 orang, pensiunan berjumlah 294 orang, perawat berjumlah 15 orang, TNI berjumlah 12 orang, wartawan berjumlah 11 orang, dan wiraswasta berjumlah 2.277 orang. Dapat disimpulkan masyarakat di desa ini bermata pencaharian dengan jumlah terbanyak sebagai karyawan swasta.

B. Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan

Ketika kita membahas persepsi individu memang sangat berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Maka yang harus dicari benang merah nya adalah nya bagaimana individu menyikapi pendidikan bagi dan untuk dirinya pribadi dan bagaimana cara pandanga individu tersebut terhadap pendidikan yang harus diterima dan diperoleh untuk nya itu khusus nya dan untuk masyarakat pada umunya. Terkait dengan kondisi pendidikan pada masyarakat Cina Benteng, Oey Tjin Eng Kepala Klenteng Boen Tek Bio memaparkan sebuah kebenaran bahwa persepsi masyarakat Cina Benteng terhadap pendidikan pada masa kini masyarakat Cina Benteng sudah tergerak dan mementingkan pendidikan dibanding sektor yang lainnya. Sebagai contoh sudah banyak masyarakat Cina Benteng yang menjadi sarjana dan bahkan berprofesi sebagai Dokter, Insinyur, Pengacara, dan Akuntan. 1 Secara tidak langsung, keterangan tersebut menyimpulkan bahwa kesadaran akan pendidikan pada masyarakat Cina Benteng sudah tinggi. Mardika Surya Tenggara menjabarkan pendapatnya mengenai hal ini “khusus untuk pendidikan sudah peduli dari orang tua pun peduli terhadap pendidikan dan mengedepankan pendidikan” 2 . Menambahkan satu indikator Oey Tjin Eng pun menambahkan “Pendidikan yang ditunjang pada masyarakat Cina Benteng sudah terbuka oleh pola pikir 1 Oey Tjin Eng, Kepala Klenteng Boen Tek Bio Kepala perkumpulan keagamaan dan sosial Klenteng Boen Tek Bio, Wawancara Pribadi, Tangerang 19 September 2014. 2 Mardika Surya Tenggara, Warga Kalipasir Ibu Rumah tangga yang berprofesi merangkap wiraswasta, Wawancara Pribadi, Tangerang 14 November 2014. masyarakat”. 3 Masyarakat kini jauh lebih terbuka dalam hal pola pikir mengenai pendidikan. Dari tahun ke tahun pun semakin meningkat jumlahnya.sudah terbukti dan banyak yang berhasil dengan ditunjang banyak terdapat sekolah di sekitar masyarakat Cina Benteng sebagai sarana dan prasarana penunjang pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Cina Benteng karena selain meingkatkan taraf hidup pendidikan pun sebagai peningkatan pelapisan sosial di masyarakat. Perkembangan pendidikan pada masyarakat Cina Benteng sudah menjadi prioritas utama di masyarakat, hal ini di paparkan oleh Titin warga Cina Benteng, “banyak sekolah yang terdapat di kawasan Cina Benteng dan lebih mengutamakan pendidikan dibandingkan berdagang karena dengan pendidikan mengangkat derajat keluarga”. 4 Dalam setiap pengamatan yang dilakukan terlihat sudah banyak dan ramai jika pagi hari di jalan Kisamaun terlihat banyak anak-anak berseragam SD, SMP,SMA hendak berangkat sekolah. Hal ini terbukti bahwa lebih memilih meningkatkan taraf kehidupan melalui jalur pendidikan dibandingkan berdagang ataupun berwirausaha, karena lewat jalur akademis walaupun perlahan tapi pasti. Keramaian didominasi dengan anak SD,SMP, dan SMA, dan orangtua mereka mendidik mereka sejak kecil bahwa yang paling utama adalah mencari ilmu di jalur akademis bukan mencari materi di bidang wirausaha.mereka pun berpegang teguh bahwa belajar dapat dimana saja dan kapan saja akan tetapi harus memilih jalur akademis formal yaitu di sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan ilmua yang bermanfaat dan penerus bangsa yang lebih baik lagi. Sudah terbukti dan banyak yang berhasil dengan ditunjang banyak terdapat sekolah di sekitar masyarakat Cina Benteng sebagai 3 Oey Tjin Eng, Kepala Klenteng Boen Tek Bio Kepala perkumpulan keagamaan dan sosial Klenteng Boen Tek Bio, Wawancara Pribadi, Tangerang 14 November 2014. 4 Titin, Warga Cirarap Desa Sukasari, Wawancara Pribadi , Tangerang 14 November 2014.