Pengertian Masyarakat Masyarakat Cina Benteng

Di kota Tangerang Inilah, terdapat tempat ibadah tertua Cina yang disebut Klenteng Boen Tek Bio.Terletak di Jalan Bakti No.4 Sukasari, Kecamatan Tangerang. Di sekitar kawasan itu juga terdapat tempat tinggal, pasar dan masyarakat Cina Benteng mendiami kawasan tersebut. keberadaan klenteng Boen Tek Bio, yang didirikan sekitar tahun 1684, ini sangat erat kaitannya dengan sejarah Kota Tangerang. Melihat sisi keagamaan yang dianut oleh masyarakat Tangerang, Khususnya masyarakat Cina Benteng, sangat variatif. Sama seperti keagamaan yang tersebar di daerah-daerah lainnya di Indonesia, agama islam menduduki jumlah penduduk yang mayoritas pemeluknya, sebanyak 10.948 jiwa. Dan penduduk agama Budha berada di peringkat kedua, sebanyak 5.949, termasuk khonghucu dan Tao di dalamnya. 3.Penyebutan Cina Benteng Masuknya orang Cina ke Indonesia sudah terjadi sejak abad ke 3 masehi dengan melalui jalur perdagangan. Kedatangan orang Cina secara besar-besaran terjadi pada abad ke 18 untuk mencari penghidupan yang lebih baik di luar Tiongkok. Mereka yang datang ke Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yaitu Hokkian, Tio Chiu, Hakka, Hainan, dan Henghua. 19 Menurut Mumuh Muhsin, “mendaratnya rombongan Halung di muara Cisadane sedikitnya membawa tujuh kepala keluarga dan membawa sekitar 100 orang berada di kapal karam itu. Rombongn ini kemudian menghadap Sanghyang Anggalarang untuk memohon pertolongan”. 20 Gelombang kedua, kedatangan orang Tionghoa ke Tangerang dalam buku “Nusa Jawa Silang Budaya“. pada tahun 1740 di bawah pimpinan Gubernur Jendral Andrian Valkenier telah terjadi pembantaian massal terhadap masyarakat Cina, lebih dari 10.000 19 M.Iksan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. Ke-1, h.vii. 20 Mumuh Muhsin, Bunga rampai rona-rona sejarah dan budaya, Bandung: Izda Prima, h.184. orang Cina di benteng Belanda dibantai oleh Belanda, mereka adalah korban berbagai peraturan yang ruang geraknya dibatasi Belanda, mereka dituduh merencanakan pemberontakan dan ingin menghancurkan VOCvenenigde Oostindische Compagnie. Belanda berhasil memadamkan pemberontakan tersebut mengirimkan orang- orang cina ke daerah Tangerang untuk bertani. Menurut Oey Tjin Eng, “Belanda mendirikan pemukiman bagi orang Cina pondok -pondok yang dikenal dengan nama: Pondok Cabe, Pondok Jagung, Pondok Aren, Pondok Kacang dan sebagainnya. di sekitar tegal Pasir atau Kali Pasir, Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal dengan nama petak Sembilan ”. 21 Perkampungan ini kemudian dengan bertambahnya waktu berkembang menjadi pusat perdangan dan telah menjadi bagian dari Kota Tangerang. Dan rencananya kawasan ini akan dijadikan sebagai Kota Wisata Tangerang oleh pemerintah Kota Tangerang. daerah ini terletak di sebelah Timur Sungai Cisadane, daerah pasar lama. berbicara mengenai sejarah Cina Benteng sulit dipisahkan dari kawasan Pasar lama karena sebagai suatu pemukiman pertama bagi masyarakat Cina Benteng di Tangerang. Persaingan perdangangan yang keras terjadi antara Banten dan Batavia Jakarta saat ini. Di suatu pihak, kompeni Belanda mendesakkan keinginannya untuk melakukan monopoli perdagangan di wilayah kesultanan Banten. akan tetapi di pihak lain, sultan Banten sendiri mempertahankan sistem perdagangan bebas dan kedaulatan negara. Karena kerasnya persaingan itu, terjadilah konflik politik dan akhirnya terjadi konflik senjata. Dalam suasana konflik itulah, kawasan Tangerang terjadi daerah pertahanan dan merangkap sebagai medan pertempuran serta daerah rebutan antara Batavia dengan Banten. Kemudian Banten membangun benteng pertahanan di sebelah barat Sungai Cisadane dan pihak kompeni Belanda membangun benteng pertahan di sebelah timur Sungai Cisadane untuk menahan serbuan Banten yang hendak merebut kembali Batavia dari tangan Belanda. Benteng itu sekarang sudah rata dengan tanah. Akan 21 Pemaparan Oey Tjin Eng, yang merupakan keturunan Cina Benteng yang merupakan Humas sekaligus kepala Klenteng Boen Tek Bio. tetapi sangat disayangkan tidak ada keterangan tahun berapa benteng tersebut didirikan. Itulah sebabnya m dahulu daerah Tangerang dikenal dengan nama “Benteng“ dan saat ini masih segelintir orang yang menyebutnya demikian. Jadi, Cina Benteng merupakan Masyarakat Cina yang tinggal di Benteng Tangerang. Cina Benteng berbeda dengan Cina peranakan pada umunya yang berkulit putih. Cina Benteng memang sering diidentifikasikan dengan orang Cina yang berkulit Hitam atau gelap. Sehingga sulit dibedakan dengan “orang kampung“ Pribumi atau masyarakat lokal. 4. Sistem Kekerabatan Masyarakat Cina Benteng Menurut William A.Haviland, “para ahli Antropologi banyak memberi perhatian pada cara orang memberikan nama kepada sanak keluarga mereka dalam berbagai masyarakat”. 22 Apa yang terungkap dalam peristilahan kekerabatan itusudah pasti dapat peroleh gambaran yang baik tentang struktur keluarga, hubungan-hubungan mana yang dianggap dekat atau jauh, dan kadang terlihat sikap terhadap hubungan yang mana yang dianggap penting. 23 Koentjaraningrat menambahkan bahwa, kedudukan perempuan dahulu bagi orang Cina sangat rendah. pada masa waktu kecil, saudara laki- laki mereka memperlakukan mereka dengan sangat baik, tetapi pada waktu meningkat dewasa mereka dipingit dirumah. Setelah menikah, seorang perempuan harus tunduk kepada suaminya. mereka tidak mendapat bagian dalam kehidupan diluar rumah. Keadaan seperti itu sudah lama ditinggalkan. Seorang perempuan dapat mengikuti perkumpulan perkumpulan, sekolah dan dalam kehidupan ekonomi peranan pembantu suaminya dalam perdagangan memegang peranan penting dalam kehidupan mereka. Pada masa sekarang ini, wanita berhak mendapat harta yang sama dengan laki- laki dalam hal 22 William A.Haviland, Antropologi edisi keempat jilid 1, Jakarta : Erlangga , h.378 . 23 Ibid , h. 380. warisan. bahkan, kadang mendapat tugas untuk mengurus abu leluhurnya sehingga suami yang harus ikut tinggal dirumah orang tuanya. dengan naiknya kedudukan wanita, tidak ada lagi kecenderungan untuk memiliki anak laki- laki. Dalam sistem kekerabatan, masyarakat Cina Benteng menganut sistem patrilinear. Karena itu hubungan dengan kerabat pihak ayah lebih erat, tetapi perkembangan sekarang menunjukan hubungan antara keluarga pihak ibu sama eratnya dengan pihak ayah. 24 Kedudukan perempuan dalam orang Cina sangat rendah pada zaman dahulu dan pada dasarnya lebih bangga jika memiliki anak laki-laki.

5. Mata Pencaharian Masyarakat Cina Benteng

Sebagian besar masyarakat Cina di Indonesia sekarang memang hidup dari perdagangan dan hal ini suatu fakta terutama di Jawa. Dan diantaranya kebanyakan dari mereka adalah orang hokkian. Orang Hakka di Jawa dan Madura banyak yang menjadi pedagang, tetapi banyak juga menjadi pengusaha industri kecil. Di Sumatera orang Hokka bekerja di Pertambangan, sedangkan di Kalimantan Barat banyak yang menjadi petani. Keberadaan Cina Benteng menegaskan bahwa tidak semua orang Cina mempunyai posisi kuat dalam bidang ekonomi. Dengan keluguannya, mereka bahkan tidak punya akses politik yang mendukung posisinya di bidang ekonomi. Realitas Cina Benteng yang tinggal di pusat kekuasaan politik dan ekonomi menunjukan, masyarakat etnis cina sesungguhnya sama dengan etnis lainnya. Ada yang punya banyak uang, tetapi ada pula yang hidup dibawah garis kemiskinan, jika melihat di belakang bangunan kelenteng Boen Tek Bio, masih ada masyarakat Cina Benteng yang berprofesi menjadi nelayan tepatnya di sungai Cisadane, atau tukang becak yang penghasilannya tidak menentu tiap harinya sehingga sulit untuk menutupi semua kebutuhan. 24 Koentjaraningrat, manusia dan kebudayaan di Indonesia , cet ke – 22 , Jakarta : Djambatan, 2007 . h.364.