Peranan Motivasi Dalam Belajar
a. Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilaluinya. Dengan demikian motivasi dapat menentukan hal- hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar.
b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya bagi anak. c. Menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya jika
seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan
hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
34
Selain itu menurut Ngalim Purwanto menyebutkan bahwa motivasi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuatbertindak. Motivasi itu berperan sebagai penggerak atau sebagai motor yang
memberikan energi kekuatan kepada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang akan dikerjakan. Bila siswa melihat dengan jelas
hubungan belajar dengan kebutuhan mereka, maka mereka akan siap mental untuk belajar.
34
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya ….h. 27-28
b. Menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi
mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula
terbentang jalan yang harus ditempuh. c. Menyeleksi perbuatan
Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan
yang tidak bermanfaaat bagi tujuan itu.
35
c.
Macam-macam Motivasi
Pendapat mengenai klasifikasi motivasi bermacam-macam. Beberapa ahli psikologi ada yang membagi motivasi menjadi dua, yaitu:
1. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah moti-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk
menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-
nilai dan pemahaman yang mendalam yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian,
prestasi yang tinggi atau hadiah dan sebagainya. Anak yang memiliki motivasi intrinsik tidak memerlukan dorongan
dari luar. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Sedangkan seseorang yang
memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.
35
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993, cet.8, h. 70-71
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan
tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang
dipelajarinya. Misalnya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar
siswa mau belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat siswa dalam belajar, dengan
memanfaatkan motivasi dalam berbagai bentuknya. Kesalaan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan siswa.
Akibatnya motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan siswa malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan
pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.
36
Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajarn kurang menarik perhatiaan siswa atau karena sikap tertentu pada guru atau
orang tua. Baik motivasi ekstrinsik yang positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku
siswa. Dapat diakui bahwa angka, pujian hadiah dan sebagainya berpengaruh positif untuk merangsang siswa agar giat belajar.
Sedangkan ejekan, celaan, hukuman dan lain sebagainya dapat berpengaruh negatif dengan renggangnya hubungan antara guru
dengan siswa. Sehingga dampaknya yaitu mata pelajaran yang dipegang oleh guru menjadi tidak disukai oleh siswa.
36
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar… h. 149-151