sesuai dengan keadaan dirinya, dengan alternatif jawaban „sangat setuju’, „setuju’, „tidak setuju’, dan „sangat tidak setuju’. Penjelasan yang lebih
lengkap akan dijelaskan pada bab III.
B. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan belajar serta nilai-
nilai yang terdapat dalam kurikulum. Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa setelah
menyelesaikan proses belajarnya yang ditunjukkan dengan angka-angka atau simbol-simbol tertentu menurut aturan dalam pendidikan. Tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu; faktor internal faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti; intelegensi, minat, bakat,
motivasi dan gaya belajar, dan faktor eksternal faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti; lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga. Motivasi
belajar merupakan faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Motivasi adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang
mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam diri seseorang motivasi itu dapat berupa suatu
kebutuhan, tujuan, cita-cita atau suatu hasrat atau keinginan yang merupakan daya gerak dari dalam diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam
mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar merupakan daya penggerak siswa untuk melakukan
aktivitas belajar agar prestasi belajarnya selalu meningkat. Pencapaian prestasi belajar yang optimal merupakan hal yang didambakan siswa, oleh
karena itu siswa akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai prestasi belajar yang baik.
Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal apabila siswa tersebut memiliki motivasi belajar tinggi. Adapun indikator motivasi belajar
yaitu; adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan
dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Peran motivasi yaitu sebagai pendorong manusia untuk
berbuat, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai dan menyeleksi perbuatan. Dengan adanya motivasi, siswa akan
tergerak untuk belajar dan melakukan berbagai aktivitas yang terencana agar tujuannya tercapai. Tujuan di sini yakni pengharapan akan tingginya prestasi
belajar sebagai hasil dari proses belajar di sekolah. Anak yatim yang tidak memiliki orang tua, sekaligus akan kehilangan
dorongan atau motivasi dari orang tua. Motivasi belajar bisa berasal dari dalam diri siswa intrinsik dan dari luar diri siswa ekstrinsik, karena
dengan adanya motivasi ini akan mempengaruhi semangat belajar anak yatim. Semakin tinggi motivasi anak yatim, maka akan semakin tinggi prestasi
belajar mereka. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah motivasi anak yatim maka semakin rendah pula prestasi belajar mereka.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu preposisi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan untuk dasar pembuatan keputusan dan
penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
“Semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
”. Berdasarkan hipotesis tersebut maka hipotesis alternatif Ha dan hipotesis nol
Ho dapat dirumuskan. Adapun rumusan kedua hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.