Diseminasi Dan Penggunaan Informasi

Tabel 5. 9 Penliaian Produk Informasi – Kualitas Data No. Item Sangat Memadai Memadai Ada tetapi kurang memadai Tidak adekuat sama sekali Skor 3 2 1 1 Secara sistematis ditinjau pada setiap tingkat untuk kelengkapan dan konsistensi terhadap data yang dilaporkan melalui sistem informasi gizi. √ 1 2 Dilaporkan setiap bulan √ 2 3 Diukur setiap bulan √ 3 4 Data cakupan yang paling baru menjadi dasar perkiraan √ 3 5 Estimasi data dipisahkan oleh: 1 karakteristik demografis misalnya, usia; 2 status sosial ekonomi misalnya, pendapatan, pekerjaan, pendidikan; dan 3 wilayah misalnya, urbanrural, utama geografis atau wilayah administratif √ 3 Total Skor Rata-rata 2,4

5.5.2. Diseminasi Dan Penggunaan Informasi

Salah satu aspek dari diseminasi dan penggunaan informasi adalah aspek kebutuhan dan analisis. Dalam aspek kebutuhan dan analisis akan dinilai unsur seperti perolehan informasi, penyajian data, dan penyajian data melalui peta. Pada unsur perolehan informasi secara tepat waktu, relevan dan akurat dinilai memadai. Dalam hal ketepatan waktu, ketersediaan informasi sudah cukup memadai karena informasi sudah tersedia pada saat perencanaan dan tindakan langsung. Informasi dibutuhkan dalam perencanaan tahunan sehingga dapat dibuat prioritas kegiatan. Sedangkan data yang dibutuhkan untuk tindakan langsung adalah data balita kasus gizi butuk. Berikut wawancara mengenai ketepatan waktu pelaporan: “….laporan tahunan kompilasi dari bulanan udah baku…ada laporan bulanan lb3 dan laporan kasus gizi buruk yang dilaporkan segera…” informan A “….Tiap bulan kita dikirim, ya kadang kita ngejar-ngejar juga ke SIK …Evalusai bulanan dengan kepala puskesmas minimal satu bulan sekali ketemu dengan kepala puskesmas ….” Informan A Dalam hal relevansi data, masih terdapat data yang dibutuhkan namun tidak diperoleh melalui sistem informasi gizi yaitu data wanita hamil yang terkena anemia sehingga seksi gizi berkoordinasi dengan seksi lain. Berikut wawancara mengenai relevansi data: “….kita lihat data ibu hamil yang terkena anemia untuk kegiatan pemberian tablet Fe…Informan A.” Selanjutnya dalam hal akurasi data, data sudah dinilai cukup akurat dalam melihat kejadian yang sebenarnya karena cakupan DS sudah tinggi sehingga dapat dijadikan acuan dalam proyeksi. Sedangkan berdasarkan observasi, dalam menangani data kasus gizi buruk, Dinas Kesehatan melakukan validasi data tersebut dengan mengunjungi tempat terjadinya kasus tersebut. “….Cakupan DS kita tinggi jadi gak ada masalah….” Penyajian data menggunakan grafik yang mudah dipahami terlampir telah digunakan mulai dari tingkat puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga aspek tersebut dinilai sangat memadai. Sedangkan pemetaan data digunakan hanya pada tingkat Dinas Kesehatan sehingga unsur penyajian data melalui peta dinilai ada tetapi kurang memadai. Tabel penilaian kebutuhan dan analisis informasi dapat dilihat pada tabel 5.10. Tabel 5. 10 Penilaian Diseminasi dan Penggunaan Informasi – Kebutuhan dan Analisis No. Item Sangat Memadai Memadai Ada tetapi kurang memadai Tidak adekuat sama sekali Skor 3 2 1 1 Pembuat program gizi di dinas kesehatan meminta data secara lengkap, tepat waktu, akurat, relevan memperoleh informasi gizi √ 2 2 Grafik digunakan untuk menampilkan informasi yang uptodate dan mudah dipahami di dinas kesehatan kabupatenkota dan puskesmas √ 3 3 Peta digunakan untuk untuk menampilkan informasi yang uptodate dan mudah dipahami di dinas kesehatan kabupatenkota √ 1 Total Skor Rata-rata 2 Aspek lain dalam diseminasi dan penggunaan informasi adalah advokasi, impelementasi dan aksi. Pada aspek tersebut akan dinilai penggunaan informasi sesuai otoritas pada setiap tingkat pelayanan kesehatan. Penggunaan informasi pembinaan gizi digunakan pada setiap tingkat untuk memantau dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi di wilayah kerjanya. Informasi juga sudah digunakan untuk mempengaruhi perilaku kelompok rentan. Hal tersebut dilakukan oleh pihak posyandu, apabila posyandu mengalami penurunan angka kunjungan maka pihak posyandu akan melakukan beberapa tindakan seperti mengajak ibu-ibu di wilayahnya secara lebih intensif hingga mengadakan penimbangan keliling dan pemberian vitamin A secara door to door. Berikut hasil wawancara mengenai penggunaan informasi kegiatan pembinaan gizi: “….Data untuk monitoring, evaluasi dan perencanaan yang evidence based, pelacakan kasus gizi buruk, kita melakukan validasi, kalau cakupan tidak mencapai target, puskesmas harus melakukan sweeping…”Informan A “…evaluasi pada rapat koordinasi bersama posyandu…”Informan B “…untuk penyebaran informasi kasus apa dicari masalahnya apa,,terutama untuk kemajuan posyandu ya…,data dibahas intern,, lewat rakorkel dengan orang kader, lewat lokbul dengan bidan desa dan dibahas dalam lokbul, masalah-masalah yang ada …”Informan C “….Iya, saya sambil jalan sambil kasih tau besok timbang ya bu, diumumin juga, terus kalo ada gizi kurang dikasih tau ke ibunya …”Informan D “….Datanya dipakai untuk dipantau jadi kita tahu apa yang kita lakuin klo kita ga bisa pake bantuan puskesmas deh, Misalnya kita bagi vitamin A, kan kita punya catetan jadi yang belum dateng kita datengin …” Informan E Dalam penilaian penggunaan monitoring dan evaluasi secara periodik dinilai sudah sangat memadai. Karena data yang ada digunakan untuk pemantauan yang dilakukan dengan diskusi pada pertemuan bulanan di setiap tingakatan pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk unsur advokasi dinilai cukup memadai karena sudah ada tindakan dari Dinas Kesehatan dan posyandu dalam menyikapi kasus gizi buruk. Tabel 5. 11 Penilaian Diseminasi dan Penggunaan Informasi – Advokasi, Implementasi dan Aksi No. Item Sangat Memadai Memadai Ada tetapi kurang memadai Tidak adekuat sama sekali Skor 3 2 1 1 Dinas kesehatan menggunakan informasi gizi untuk manajemen pelayanan kesehatan, monitoring dan evaluasi secara periodic √ 3 2 Informasi gizi ini digunakan untuk mengadvokasi adopsi perilaku berisiko rendah oleh kelompok rentan √ 2 Total Skor Rata-rata 2,5 Aspek terakhir yang dinilai pada diseminasi dan penggunaan informasi adalah pengaturan prioritas dan alokasi sumber daya. Di tingkat Dinas Kesehatan, data yang ada sudah digunakan untuk alokasi sumber daya. Penggunaan informasi di tingkat Dinas Kesehatan untuk perencanaan dinilai sudah memadai. Berikut hasil wawancara mengenai penggunaan informasi dalam alokasi sumber daya: “….Data untuk monitoring, evaluasi dan perencanaan yang evidence based, kalau cakupan tidak mencapai target, puskesmas harus melakukan sweeping, klo dana kasus gizi bur uk, pasti dana dialokasikan lebih tinggi…”Informan A “….prioritas kegiatan kita dua yaitu penanganan kasus gizi buruk dan ibu hamil mendapatkan tablet Fe karena keduanya tidak mencapai target…”Informan A Informasi mengenai kegiatan pembinaan gizi telah digunakan oleh Dinas Kesehatan untuk membuat evaluasi dan perencanaan yang berbasis evidence based sehingga aspek tersebut dinilai memadai. Informasi juga telah digunakan untuk membuat prioritas kegiatan sehingga aspek tersebut juga dinilai memadai. Tabel 5. 12 Penilaian Diseminasi dan Penggunaan Informasi – Perencanaan, Pengaturan Prioritas dan Alokasi Sumber Daya No. Item Sangat Memadai Memadai Ada tetapi kurang memadai Tidak adekuat sama sekali Skor 3 2 1 1 Terdapat informasi yang terbukti digunakan dalam perencanaan dan proses alokasi sumber daya misalnya, untuk rencana tahunan pembangunan yang terpadu, jangka menengah, kerangka pengeluaran rencana strategis jangka panjang √ 2 2 Informasi secara luas digunakan oleh dinas kesehatan untuk mengatur alokasi sumber daya dalam proses anggaran tahunan √ 2 Total Skor Rata-rata 2 5.7.Skor Rata-Rata Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Alat Penilaian WHO Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, maka skor rata-rata Sistem Informasi Gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan adalah dua. Skor tersebut menunjukan sistem informasi sudah memadai. Namun terdapat skor yang masih rendah yaitu dana dan tenaga pelaksana dengan skor 1,7, indikator 1,7 dan kebijakan koordinasi dengan skor 0,7. Rincian skor dapat dilihat pada tabel 5.12. Tabel 5.13. Skor Kumulatif Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan No. Nama Unsur Skor 1. Sumber Daya 1, 4 2. Indikator 1, 7 3. Sumber Data 2, 7 4. Manajemen Data 1,8 5. Produk Informasi 2, 4 6. Diseminasi dan Penggunaan Informasi 2, 1 Total Skor Rata-Rata 2 87

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: 1. Situasi ramai pada saat wawancara terhadap informan menyebabkan suasana pengambilan data kurang kondusif sehingga dapat mempengaruhi kejelasan informasi yang diberikan informan. 2. Data yang didapatkan melalui wawancara dapat dipengaruhi oleh kejujuran dan motivasi informan.

6.2 Ruang Lingkup Sistem Informasi Gizi

Ruang lingkup sistem informasi gizi telah mengakomodir pelaksanaan surveilans gizi sehingga pelaporan dapat dilaksanakan lebih cepat dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Sistem informasi gizi termasuk dalam sistem informasi manajemen dimana fungsi dari sistem informasi manajemen adalah untuk membandingkan kinerja dengan target atau harapan dari sebuah organisasi Sutabri, 2005. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan penggunaan sistem informasi gizi, salah satu tujuan sistem informasi gizi adalah untuk menyediaan informasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kinerja pembinaan gizi masyarakat. Atas dasar tersebut, sistem informasi gizi dinilai sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam memantau, mengevaluasi serta merencanakan kegiatan pembinaan gizi masyarakat di KotaTangerang Selatan maupun tingkat Nasional.