2.6 Matriks Jaringan Kesehatan
HMN merupakan upaya pertama untuk mengembangkan penyatuan kerangka yang memfasilitasi efisiensi koordinasi dan aksi bersama dari semua subsistem
dalam sistem informasi kesehatan. HMN akan mencapai tiga tujuan yaitu: 1. Untuk mengembangkan harmonisasi dari kerangka HMN untuk
mengembangkan sistem informasi kesehatan dari sebuah Negara. 2. Untuk mendukung Negara berkembang dalam mengadaptasi dan
mengaplikasikan rekomendasi dan standar yang terkandung dalam kerangka HMN untuk meningkatkan sistem informasi kesehatan dan
menyediakan dukungan teknis dan sebagai percepatan dalam pengamanan pendanaan sampai akhir.
3. Untuk meningkatkan kualitas, nilai dan kegunaan dari informasi kesehatan dengan mengembangkan kebijakan dan menawarkan insentif
untuk meningkatkan penyebaran dan penggunaan data dengan konsentrasi pada tingkat lokal, regional dan global.
Bagian dari kerangka HMN menggambarkan enam komponen sistem informasi kesehatan dan setiap standar yang dibutuhkan. Nilai yang jelas mendefinisikan
bagaimana peraturan sistem informasi kesehatan dan bagaimana komponen dalam sistem tersebut berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk dapat
menghasilkan informasi yang lebih baik untuk kesehatan yang lebih baik. Dalam enam komponen itu, sistem informasi kesehatan terbagi lagi menjadi input, proses
dan output. Input menunjukan pada sumber daya dimana proses berhubungan pada
bagaimana indikator dan sumber data dipilih dan dikumpulkan dan mengelola. Output berhubungan dengan produksi, diseminasi dan penggunaan informasi.
Berikut ini adalah enam komponen dari sistem informasi kesehatan: Input
1. Sumber daya sistem informasi kesehatan – dalam hal ini termasuk undang-
undang, peraturan dan kerangka kerja perencanaan yang diperlukan untuk memastikan informasi kesehatan yang berfungsi secara menyeluruh, dan
sumber daya yang merupakan prasyarat untuk suatu sistem sehingga sistem dapat berfungsi. Sumber daya tersebut meliputi personil, pembiayaan, dukungan
logistik, informasi dan teknologi komunikasi ICT, dan mekanisme koordinasi di dalam dan antar enam komponen.
Proses 2. Indikator
– merupakan basis dari perencanaan dan strategi informasi kesehatan. Indikator meliputi pengaruh dari kesehatan, input sistem kesehatan, output dan
dampak dan status kesehatan. 3. Sumber data - terbagi menjadi dua kategori utama: 1 data berbasis populasi
sensus, pencatatan sipil, dan survei populasi dan 2 data berbasis lembaga catatan individu, catatan layanan dan catatan sumber daya. Perlu dicatat bahwa
sejumlah pendekatan pengumpulan data dan sumber lainnya ada yang tidak cocok dengan salah satu kategori utama di atas, tetapi dapat memberikan
informasi penting yang mungkin tidak tersedia di tempat lain. Dalam hal ini
termasuk survei kesehatan, penelitian, dan informasi yang dihasilkan oleh organisasi berbasis masyarakat.
4. Manajemen data - ini mencakup semua aspek penanganan data dari pengumpulan, penyimpanan, jaminan kualitas dan aliran, untuk pengolahan,
kompilasi dan analisis. Persyaratan spesifik ditentukan untuk periodesitas dan ketepatan waktu seperti dalam kasus surveilans penyakit.
Output 5. Produk informasi - data harus diubah menjadi informasi yang akan menjadi
bukti dasar dan pengetahuan untuk membentuk aksi kesehatan. 6. Penyebaran dan penggunaan - nilai informasi kesehatan dapat mempermudah
para pengambil keputusan dalam membuat kebijakan. Peningkatan kualitas sistem informasi di sebuah Negara menjadi sebuah hal yang
dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang baik. Oleh karena itu WHO membuat sebuah kerangka atau fase untuk dapat meningkatkan sistem informasi di
sebuah Negara. Berikut ini fase dalam pengingkatan fase sistem informasi di sebuah Negara:
1. Fase 1 – kepemimpinan, koordinasi dan penilaian merupakan langkah pertama
dalam melaksanakan penguatan sistem informasi kesehatan melalui menjamin keterlibatan dan mendukung oleh berbagai stakeholders. Proses penilaian
memeberikan kesempatan kepada stakeholder untuk berkolaborasi antar disiplin
dalam memberikan pemahaman bersama pada konsep, keuntungan dan kapasitas khusus pada sistem informasi kesehatan di sebuah Negara.
2. Fase 2 – membuat prioritas dan rencana. Membangun alat perncanaan dengan
melibatkan stakeholder yang mempunyai visi untuk membuat perencanaan dan keputusan berbasis fakta.
3. Fase 3 – Implementasi dari kegiatan penguatan sistem informasi kesehatan
termasuk membahas kemampuan teknologi informasi dalam kebijakan, sumber daya manusia dan proses yang membuat akses dapat ditindaklanjuti dalam sistem
informasi kesehatan sebuah Negara. Dari ketiga fase tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa apabila ingin
meningkatkan sistem informasi kesehatan di sebuah Negara maka harus dilakukan penilaian terlebih dahulu terhadap sistem informasi kesehatan yang
sedang berjalan sebagai dasar dalam tindakan selanjutnya.
2.7 Kerangka Teori