Fungsi Sistem Informasi Manajemen Komponen Sistem Informasi Manajemen Tipe Keputusan dan Informasi Manajemen

d. Decision Support Systems DSS merupakan sistem informasi yang hampir sama dengan SIM yang memiliki basis data namun DSS lebih menekankan pada fungsi mendukung pembuatan keputusan di seluruh tahapan-tahapannya. e. Sistem Ahli dan Kecerdasan Buatan merupakan sebuah sistem yang secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi.

2.2.3 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan sistem yang menggunakan komputer sebadai dasar untuk menghasilkan informasi. SIM adalah salah satu sumber daya organisasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan manajer dalam organisasi tersebut.

2.2.3.1 Fungsi Sistem Informasi Manajemen

Berikut ini beberapa fungsi SIM dalam sebuah organisasi Aditama, 2003: a. SIM akan mempercepat dan meningkatkan akurasi transaksi karena semuanya terekam dan terkomunikasikan antar berbagai unit. b. SIM dapat menyajikan data mutakhir yang ada dan membandingkannya dengan ekspetasirencanastandar. c. SIM dapat merekam data yang besar sehingga memungkinkan pemahaman yang menyeluruh untuk penyesuaian bila diperlukan.

2.2.3.2 Komponen Sistem Informasi Manajemen

Berikut ini akan dijelaskan komponen sistem informasi manajemen Putra dan Subyakto, 2006: a. Blok masukan merupakan metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan. b. Blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang berfungsi memanipulasi data. c. Blok keluaran merupakan keluaran dokumen dan informasi yang berkualitas. d. Blok teknologi untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, mengasilkan dan mengirimkan keluaran serta membantu pengedalian dari sistem secara keseluruhan. e. Blok basis data merupakan kumpulan data yang berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras dan termanipulasi di perangkat lunak. f. Blok kendali merupakan pengedalian masalah yang berfungsi mencegah dan menangani kesalahankegagalan sistem.

2.2.3.3 Tipe Keputusan dan Informasi Manajemen

Keputusan manajemen dapat diklasifikasian ke dalam tiga jenis Sutabri, 2005 : a. Keputusan tidak terstruktur Keputusan ini bersifat tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan oleh manajemen tingkat atas top manger. Informasi pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah didapat, tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar organisasi. b. Keputusan semi terstrutur Keputusan setengah terstruktur adalah keputusan yang dapat diprogram. Keputusan tersebut masih membutuhkan pertimbangan dari pengambil keputusan. Keputusan seperti ini sering bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-pertimbangan dari pengambil keputusan. c. Keputusan terstruktur Keputusan yang dapat diprogram atau terstruktur adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan dan proesdur. Keputusan ini rutin dan berulang. Setiap organisasi mempunyai kebijakan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan alternatif-alternatif.

2.3 Sistem Informasi Gizi

2.3.1 Definisi Sistem Informasi Gizi

Sistem informasi gizi adalah sistem pelaporan secara online melalui website SIGIZI dimana merupakan bentuk fasilitas yang disediakan agar pelaporan dari kabupaten dan kota dapat dilakukan dengan cepat, sehingga prioritas pembinaan teknis dalam hal penanggulangan masalah gizi dapat dipetakan Kemenkes, 2012a. 2.3.2 Tujuan Sistem Informasi Gizi Tujuan dari penyelenggaraan sistem informasi gizi adalah Kementerian Kesehatan, 2012a: 1. Menjalin kesinambungan informasi dan pelaporan tentang pelaksanaan kinerja pembinaan gizi masyarakat antara daerah dan pusat. 2. Menyediakan informasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kinerja pembinaan gizi masyarakat bagi para pengambil keputusan secara cepat dan mudah sebagai bahan evaluasi dan perencanaan lebih lanjut. 3. Menyediakan data dan informasi kinerja pembinaan gizi secara berkala, bulanan maupun tahunan yang dapat dijadikan acuan untuk pemantauan dan evaluasi berkala serta tindak lanjutnya. 4. Meningkatkan kinerja pelaksana dan penanggungjawab pengelola program gizi di daerah melalui perbandingan gambaran informasi antar wilayah propinsi maupun kabupatenkota.