Pengembangan Perencanaan Tindakan METODOLOGI PENELITIAN

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari 5 pertemuan. Pertemuan pertama sampai keempat peneliti memberikan pembelajaran menggunakan startegi pemecahan masalah Polya dengan menerapkan 4 langkah pemecahan masalah. Di tahap awal siswa harus memahami dulu maksud dari soal, kemudian membuat rencana dan melaksanakan rencana dalam menyelesaikan soal, dan untuk langkah terakhir siswa harus memeriksa kembali jawaban mereka untuk meyakinkan bahwa jawaban yang diperolehnya sudah benar dengan menggunakan cara yang berbeda dan terperinci dalam mengerjakannya. Adapun uraian proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut: 1. Pertemuan pertama Selasa, 26 November 2013 Kegiatan pembelajaran penelitian pertama berlangsung di ruang kelas VA didampingi guru bidang studi matematika sebagai observer untuk membantu peneliti dalam pelaksanaan kegiatan ini yang mengamati aktivitas pembelajaran serta melakukan penilaian pada peneliti saat mengajar di kelas yang kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan pembelajaran dimulai pukul 08.25-09.35 WIB. Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengabsen kehadiran siswa, melakukan ice breaking tepuk semangat dan menyanyikan lagu teko untuk memotivasi siswa dilanjutkan melakukan kegiatan apersepsi untuk mengingat materi sebelumnya. Saat peneliti mengajukan pertanyaan pertama terkait pengertian bangun datar hanya sedikit siswa yang memberikan respon. Kemudian pada pertanyaan berikutnya mengenai macam-macam bangun datar hampir semua siswa dapat menjawab dengan benar secara bersamaan yang membuat keadaan kelas menjadi ramai. Namun pada pertanyaan terakhir mengenai rumus-rumus luas bangun datar yang diketahui, siswa hanya lancar menyebutkan rumus menghitung luas bangun datar trapesium dan layang-layang karena materi tersebut baru saja diajarkan oleh guru bidang studi matematika pada pertemuan sebelumnya, sedangkan pada rumus luas bangun datar sederhana lainnya meliputi luas bangun persegi panjang, persegi, segitiga, dan jajar genjang hanya beberapa siswa yang menjawab benar hampir sebagian siswa masih terlihat bingung mengingat-ingat, ada yang menjawab tapi masih salah dan tertukar dalam menyebutkan rumusnya, ada yang tidak tahu bahkan diam saja. Hal ini menunjukan siswa perlu diingatkan kembali pada materi yang telah dipelajari sebelumnya di kelas 3 dan 4 tentang luas bangun datar. Materi pelajaran yang disampaikan pada pertemuan ini adalah menghitung luas bangun datar persegi panjang dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar persegi panjang. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengingatkan siswa agar mengeluarkan alat tulis dan buku matematika yang diperlukan. Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti memulai pelajaran dengan memperlihatkan media kertas origami yang telah disusun menjadi bentuk bangun datar persegi panjang kemudian meminta siswa untuk menebak bentuk bangun datar apa yang terbentuk. Serentak semua siswa dengan kompak menjawab “persegi panjang bu”. Peneliti mengajukan kembali pertanyaan terkait bentuk benda- benda disekitar ruang kelas yang menyerupai bentuk bangun datar persegi panjang. Beragam jawaban berbeda-beda diungkapkan oleh siswa secara bersamaan, mulai dari papan tulis, buku, meja, bingkai foto presiden, bendera, pintu jendela, saputangan, taplak meja, tas, kotak nasi dan sebagainya. Peneliti merespon jawaban siswa dan membenarkan jawaban siswa serta memberikan reward berupa pujian bagi siswa yang telah mengungkapkan pendapatnya.